Pengusaha ritel targetkan pertumbuhan 8 persen tahun ini
Idealnya pertumbuhan rata-rata bisnis ritel tiga sampai empat kali di atas pertumbuhan ekonomi nasional.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO), Roy Nicholas Mandey, menargetkan pertumbuhan bisnis ritel tahun ini sebesar delapan persen. Dia mengungkapkan, idealnya pertumbuhan rata-rata bisnis ritel tiga sampai empat kali di atas pertumbuhan ekonomi nasional.
Namun, dengan kondisi perekonomian yang sedang redup saat ini, APRINDO harus merevisi ke bawah target pertumbuhannya. "Tahun ini kita coba revisi, 8 persen pun sudah baik. Dengan pertumbuhan ekonomi 5 persen sampai akhir tahun dari 5,2 persen mudah-mudahan kita bisa dapat 10 persen tapi kalau di bawah itu 8 persen pun sudah baik. Dibanding tahun lalu bisa 13-14 persen," kata Roy di Kantor BPS, Jakarta, Senin (14/9).
Roy mengatakan, pertumbuhan ritel di kuartal I-2015 sudah terpuruk lantaran pertumbuhan ekonomi Indonesia juga terpuruk dari target 5,2 persen di mana hanya bisa mencapai 4,7 persen.
"Sangat terpuruk. Kita sudah tegerus sekitar 15-18 persen indikasi perdagangan kita. Tapi di kuartal II memang terbantu di Idul Fitri. Tapi bukan karena mereka berbelanja seperti biasanya. Tapi karena ada THR. Konsumen berbelanja karena ada kelebihan uang," kata Roy.
Sementara, di keseluruhan semester I 2015, Roy mengatakan konsumen ritel menahan belanja lantaran sudah mengetahui situasi ekonomi sedang sulit di Indonesia.
"Sehingga konsumen lebih smart. Mereka menunda atau mendelay. Itulah yang membuat pertumbuhan tergerus di semester I. Idul Fitri terbantu. Setelah Idul Fitri turun lagi. Karena paket deregulasi diluncurkan masih ada yang kedua, kemudian juga Rupiah kita belum kembali recovery," jelas Roy.