Pengusaha Sentil Pemerintah: Sektor Produksi Dibantu Tapi Perdagangan Ditutup
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N Mande mengatakan, pemerintah belum optimal menyelesaikan masalah ekonomi saat pandemi. Menurutnya pemerintah memang sudah membantu lewat anggaran, tetapi perdagangannya tetap ditutup lewat PPKM.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N Mande mengatakan, pemerintah belum optimal menyelesaikan masalah ekonomi saat pandemi. Menurutnya, pemerintah memang sudah membantu lewat anggaran, tetapi perdagangannya tetap ditutup lewat PPKM.
"UMKM dibantu pemerintah, sektor prioritas UMKM juga meningkat di dalam alokasi dana PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional) yang Rp 744 triliun minggu ini, tetapi perdagangannya bagaimana," ujarnya dalam diskusi Ekonomi Politik Pandemi, Sabtu (30/7).
-
Bagaimana BRI membantu pelaku usaha UMKM? Berbagai program yang dilakukan BRI, termasuk program pemberdayaan, nyatanya terbukti sukses dalam memutar perekonomian secara umum. "Ini adalah pilar perekonomian. UMKM yang terus bergerak dengan dukungan BRI, mampu menunjukkan kinerja yang sangat baik. Implikasinya terlihat dari level usaha riil di masyarakat. Ekonomi tumbuh. Di sisi lain, BRI pun menunjukkan catatan kinerja yang baik," ujar Erick.
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Bagaimana BRI memberdayakan UMKM melalui BRI UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR? Seperti diketahui, ajang BRI UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR diselenggarakan sebagai sarana business matching antara UMKM Indonesia dengan konsumen luar negeri.
-
Apa yang diluncurkan oleh Fakultas Teknik UGM? "Tentunya pesawat tanpa awak ini bisa diaplikasikan ke banyak hal. BPBD salah satunya yang akan memanfaatkannya karena pesawat ini bisa memantau bila telah terjadi bencana, misalnya gempa bumi," kata Dekat Fakultas Teknik UGM Prof. Selo pada Rabu (3/9).
-
Apa yang diukur oleh Indeks Bisnis UMKM? Indeks Bisnis UMKM merupakan indikator yang mengukur aktivitas UMKM di Indonesia yang dilakukan setiap kuartal oleh BRI Research Institute.
-
Apa yang dicapai oleh UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR 2023? Catatan rekor baru pun berhasil dicapai, yaitu nilai business matching menembus USD 81,3 juta dollar atau sekitar Rp1,26 triliun (dengan asumsi kurs Rp15.500,- per USD).
Menurutnya percuma pemerintah membantu ongkos produksi, tapi perdagangannya ditutup. Sebab, UMKM tak mampu menjual dagangannya.Terlebih, sudah banyak pasar swalayan yang ditutup di masa PPKM.
"Dibantu produksinya, tapi perdagangannya ditutup. Malnya ditutup, pasar swalayannya ditutup, ada beberapa bupati menutup total pasar swalayan, ini kan yang menjadi problem," ujarnya.
Roy menilai, observasi pemerintah terkait sektor usaha belum maksimal. Bahkan, dia menilai belum berjalan sama sekali. "Artinya observasi yang mendalam atau mengajak sektor pelaku usaha rill atau hilir itu seringkali tidak maksimal atau belum berjalan sama sekali," pungkasnya.
E-Commerce Jadi Solusi Bagi Pelaku UMKM di Tengah Pandemi
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) mendukung penggunaan sistem perdagangan elektronik atau e-commerce sebagai solusi bagi koperasi dan para pelaku UMKM dalam memasarkan produknya di tengah pandemi Covid-19.
Menteri Koperasi UMKM, Teten Masduki mengatakan, berdasarkan survei, pola konsumsi masyarakat di tengah Corona berangsur berubah. Masyarakat beralih dari offline menjadi online. Menurutnya, 'Stay at Home Economy' akan menjadi tren ekonomi di masa yang akan datang.
"Masyarakat mengalami perubahan pola konsumsi yang awalnya offline sekarang menjadi online. Bahkan diprediksi bahwa Stay At Home Economy akan menjadi tren di masa yang akan datang," katanya di BNPB,Jakarta, Selasa (28/4).
Fenomena itu sekaligus menjadi indikasi bahwa pelaku UMKM memiliki kesempatan dalam meningkatkan usahanya melalui sistem perdagangan elektronik. Sehingga pandemi Corona bisa menjadi momentum bagi mereka untuk membuktikan bahwa produk-produk dalam negeri dan kebutuhan nasional dapat dipenuhi.
Berdasarkan hasil riset Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia yang dikantongi Teten, UMKM yang berpotensi pada masa sekarang ini adalah sektor pangan yang memproduksi produk herbal, natural, buah-buahan, sayur-sayuran yang baik bagi kesehatan dan daya tahan tubuh.
Selain itu juga jenis makanan yang praktis, mudah diolah dan dapat disimpan lama seperti makanan beku, makanan kaleng, bumbu-bumbu dan lain sebagainya.
"Permintaan (banyak) terhadap produk yang siap olah, praktis seperti tadi," terangnya.
Selain sektor pangan, Teten juga mendorong dan menginisiasi pelaku UMKM untuk memproduksi dan memasarkan jenis barang-barang yang dibutuhkan dalam masa pandemi Covid-19 seperti Alat Pelindung Diri (APD), masker, handsanitizer yang tentunya melalui standarisasi khusus dari protokol kesehatan.
"Tentunya dengan standarisasi dan spesifikasi yang sesuai," kata Teten.
Selain mendukung UMKM melalui sistem e-commerce, Teten juga mendorong masyarakat untuk belanja di warung sekitar melalui gerakan 'Belanja di Warung Tetangga' sebagai bentuk solusi dari masalah physical distancing dengan tetap mengkonsumsi produk koperasi dan UMKM.
(mdk/bim)