UGM Luncurkan Pesawat Tanpa Awak yang Mampu Terbang Sejauh 500 Kilometer, Begini Penampakannya
Fakultas Teknik UGM meluncurkan sebuah pesawat tanpa awak yang mampu terbang sejauh 500 km. Pesawat ini bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan
Baru-baru ini, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) meluncurkan sebuah pesawat tanpa awak. Pesawat itu dibuat oleh Gesang Nugroho, seorang staf pengajar Fakultas Teknik UGM. Dikutip dari Ugm.ac.id, pesawat itu bisa diperuntukkan untuk berbagai kepentingan mulai dari pemetaan, patroli, hingga darurat bencana.
“Tentunya pesawat tanpa awak ini bisa diaplikasikan ke banyak hal. BPBD salah satunya yang akan memanfaatkannya karena pesawat ini bisa memantau bila telah terjadi bencana, misalnya gempa bumi,” kata Dekat Fakultas Teknik UGM Prof. Selo pada Rabu (3/9).
-
Dimana uji coba taksi terbang di IKN? Di siang hari yang cerah, sebuah benda asing tampak sedang terbang dan lalu lalang di areal Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto, Samarinda, Kalimantan Timur pada Senin, 29 Juli 2024.
-
Apa yang di inovasikan mahasiswa UGM di KKN Sulawesi Barat? Mahasiswa adalah agen perubahan. Tak sedikit mahasiswa yang melakukan inovasi untuk memberikan perubahan di tengah masyarakat. Bentuk inovasi itu bisa dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya saat program Kuliah Kerja Nyata atau KKN. Melalui program KKN, Mahasiswa Universitas Gadjah Mada bakal memasang teknologi pemanen air hujan, tepatnya di Pulau Karampuang, Mamuju, Sulawesi Barat.
-
Apa keunggulan jaket UGM ini? 'Kami berusaha mengembangkan jaket yang sering dipakai oleh kebanyakan orang sebagai pakaian sekunder dan dapat lebih nyaman dengan sistem penyesuaian suhu. ACO Jacket menjadi jawaban dari pemikiran tersebut yaitu dengan menambahkan fitur penghangat dan pendingin pada jaket sehingga mudah digunakan pada tubuh manusia,' kata Genesis.
-
Apa nama pesawat yang dibajak? Kronologi Pembajakan Pesawat jenis Vicker Viscount bermesin empat dengan registrasi PK-MVM 'Merauke' ini akan menempuh perjalanan udara menuju Makassar, dilanjutkan ke Surabaya dan berakhir di Jakarta.
-
Dimana UGM didirikan? Universitas Gadjah Mada (UGM) didirikan pada 19 Desember 1949 di Yogyakarta, Indonesia.
-
Motor listrik mahasiswa UGM apa keunggulannya? Dilansir dari Ugm.ac.id, motor listrik itu dikembangkan dengan penggerak utama berupa motor listrik DC brushless tipe mid drive dengan tegangan 72V dan arus maksimal 40A. Penggunaan komponen tersebut bisa menghasilkan torsi sebesar 45Nm pada 3000rpm dan kecepatan maksimum mencapai 65-70 km per jam dengan max rap 4800.
Berikut selengkapnya:
Bisa Terbang Sejauh 500 Kilometer
Gesang Nugroho mengatakan bahwa pengembangan pesawat tanpa awak itu dilakukan dengan dana LPDP. Menurutnya, pesawat itu memiliki tingkat efisiensi sangat tinggi. Untuk sekali terbang, pesawat itu mampu bertahan di udara selama enam jam dengan jangkauan telemetri sejauh 500 kilometer. Bila digunakan untuk pemetaan, area yang bisa dijangkau pesawat itu adalah seluas 3.500 hektare.
Selain itu, pesawat ini juga bisa digunakan untuk keperluan militer yaitu mengintai kondisi musuh dari jauh. Pesawat ini juga bisa digunakan untuk patroli laut, pemantauan perkebunan, pertambangan, dan lain-lain. Rencananya pesawat ini akan dipromosikan ke berbagai instansi, salah satunya adalah Kemenkanham RI.
Butuh Waktu Tiga Tahun
Gesang mengatakan, pengembangan pesawat bernama Palapa-S1 itu membutuhkan waktu selama tiga tahun. Pengembangan pertama dilakukan pada tahun 2021. Selama tiga tahun, berbagai pengujian terus dilakukan. Bahkan pada awal pengembangannya, Prabowo Subianto sempat menyaksikan langsung uji coba pesawat tanpa awak itu. Saat itu Prabowo mengatakan kalau proses uji coba sudah selesai, pesawat itu akan segera dimanfaatkan.
“Ini pesawat sudah selesai, sudah tes, sudah diuji keandalannya. Maka UGM akan melakukan pembicaraan lebih lanjut,” ujar Gesang dikutip dari Ugm.ac.id.
Siap Produksi
Meski Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk pembuatan pesawat itu masih 30-40 persen, Gesang menuturkan akan terus ditingkatkan dan sangat siap diproduksi. Sedangkan kapasitas pembuatan selama 3 bulan mampu menghasilkan 7 unit pesawat. Menurutnya, semua telah melalui serangkaian pengujian panjang ada uji aerodinamik, uji stabilitas, uji telematri, uji endurance dan uji misi di lingkungan yang sebenarnya.
“Pada prinsipnya bisa untuk apa saja. Kalau militer ya membawa bom atau apa sehingga bisa dipergunakan untuk itu,” pungkasnya.