Dosen UGM Ini Pernah Sepelekan Kuliah karena Jadi Aktivis, Kini Ditetapkan Jadi Guru Besar
Nurul mengaku banyak dimudahkan dalam perjalanan studinya hingga bisa meraih gelar Guru Besar.
Nurul Indarti resmi ditetapkan menjadi Guru Besar di Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Selasa (27/8). Ia resmi menjadi Guru Besar perempuan pertama dari prodi Manajemen dan menjadi satu-satunya Guru Besar aktif dari kalangan perempuan yang ada di FEB UGM. Ia mengaku bersyukur bisa dikukuhkan sebagai Guru Besar di usianya yang ke-48.
“Bersyukur, saya merasa lega karena ini adalah kewajiban yang tertunda sejak November 2020. Ini adalah pertanggungjawaban publik saya atas apa yang saya terima sebagai Guru Besar,” ujar Nurul dikutip dari Ugm.ac.id.
-
Siapa ketua senat mahasiswa saat kuliah di UGM? Inilah potret Anies Baswedan saat berkuliah di Universitas Gadjah Mada. Jadi mahasiswa aktif saat kuliah, calon presiden 2024 ini rupanya pernah menjadi ketua senat mahasiswa semasa kuliah.
-
Siapa dosen UGM di bidang Geografi yang berpengaruh? Aris Marfai dari Fakultas Geografi mengungkapkan rasa syukurnya dapat menjadi bagian dari 2 persen ilmuwan paling berpengaruh di dunia.
-
Siapa yang dikukuhkan jadi Guru Besar Farmasi UGM? Prof. Dr. apt. Puji Astuti, S.Si., M.Sc baru saja dikukuhkan sebagai Guru Besar Biologi Farmasi UGM.
-
Kapan Agung jadi Guru Besar termuda UGM? Pada tahun 2012, Agung dikukuhkan sebagai Guru Besar Farmasi UGM di usia 36 tahun.
-
Siapa tokoh penting dalam pendirian UGM? Sri Sultan Hamengkubuwono IX adalah salah satu tokoh yang mendukung pendirian kembali UGM di wilayah Republik yang tersisa, Yogyakarta.
-
Siapa yang memberi penghargaan kepada Rektor UGM? Penobatan itu disampaikan dalam acara Jambore PR Indonesia (JAMPIRO) ke-9 tahun 2023.
Tak banyak yang tahu, saat masih menempuh sarjana dulu, Nurul pernah menyepelekan kuliah karena menjadi seorang aktivis. Bahkan saat itu IPK-nya hanya 2,97. Berikut kisah selengkapnya:
Sempat Sepelekan Kuliah Karena Jadi Aktivis
Selama menjalani studi, Nurul mengaku sempat menyepelekan kuliah. Saat itu ia yang lulus dari jurusan IPA saat SMA merasa mudah berkuliah di jurusan sosial. Namun anggapan ini salah karena saat itu IPK-nya hanya 2,97.
Ayahnya sampai geleng-geleng kepala melihat hasil IPK Nurul yang tidak memuaskan. Saat itu Nurul lebih memilih aktif di kegiatan Ikatan Pelajar Muhammadiyah yang telah ia ikuti sejak masih duduk di SMA N 8 Yogyakarta.
“Saya pun mundur dari kegiatan IPM dan mulai serius kuliah. Akhirnya hasil di semester berikutnya bisa lebih bagus. Pesannya kita memang harus menghargai ilmu, tidak boleh arogan terhadap ilmu,” kata Nurul dikutip dari Liputan6.com.
Perjalanan Studi
Nurul masuk kuliah S1 di UGM pada tahun 1994 dan berhasil menyelesaikan studinya pada tahun 1998 dengan predikat cumlaude. Ia kemudian melanjutkan studi S2 di School of Management, University of Adger, Norwegia, dan meraih gelar Master of Business Administration pada tahun 2002. Dia kemudian meraih gelar Master of Science in Strategic and Operations Management (Candidata Mercatoria) di Norwegian School of Economics and Business Administration, Norwegia pada tahun 2003.
Pada tahun 2010, Nurul berhasil meraih gelar Doktor (Ph.D) dalam bidang Knowledge Management and Innovation dari Faculty of Economics and Business, University of Groningen, Belanda. Atas berbagai gelar yang ia terima, Nurul mengaku dia banyak dimudahkan dalam setiap proses yang ia jalani hingga sampai di titik ini.
“Terutama karena keluarga saya sangat mendukung. Infrastruktur sosial kekeluargaan saya ini bagus banget untuk mensupport saya berkarier,” kata Nurul dikutip dari Ugm.ac.id.
Harapan ke Depan
Nurul berharap, ke depannya akan semakin banyak dosen-dosen dari kalangan perempuan yang mendapat gelar Guru Besar. Menurutnya apa yang ia sudah capai sekarang ini tidak lepas dari proses pencarian ilmu, dan tidak mudah menyerah dalam berusaha.
“Ketika kita punya komitmen, kita harus mendedikasikan diri kita dan tidak menganggap apa yang kita lakukan sebagai suatu beban. Sehingga ketika kita melakukan sebuah riset, output yang didapat adalah sesuatu yang kita sukai,” pungkas Nurul seperti dikutip dari Ugm.ac.id.