Terobosan TNI AU Hadapi Potensi Perang Masa Depan: Bentuk Skuadron Drone hingga Satuan Siber
TNI melakukan terobosan untuk menghadapi ancaman perang di masa depan. Salah satunya melibatkan unsur siber dan drone
TNI melakukan terobosan untuk menghadapi ancaman perang di masa depan. Salah satunya melibatkan unsur siber dan drone dalam latihan Angkasa Yudha dalam waktu dekat.
Untuk diketahui, TNI AU telah beradaptasi dengan perkembangan teknologi dalam memperkuat pertahanan. Salah satu yang telah dilakukan yakni membentuk skuadron drone.
Sejauh ini, TNI AU memiliki dua skadron drone yakni yaitu Skuadron Udara 51 di Lanud Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat dan Skuadron Udara 52 di Lanud Raden Sadjad, Kepulauan Natuna.
"TNI AU berupaya mengeksplorasi keterlibatan unsur cyber dan UAV atau drone dalam Latihan Angkasa Yudha tahun ini. Diharapkan, akan ada penyempurnaan doktrin terkait penggunaan drone," kata Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono dalam siaran pers dilansir Antara, Kamis (10/10).
Saat membuka rapat soal persiapan latihan Angkasa Yudha di Mabes AU Cilangkap, Jakarta Timur (9/10), Tonny menjelaskan, pihaknya sengaja ingin melatih unsur siber dan drone agar para personel memiliki keahlian untuk mendeteksi ancaman dan membaca kelemahan musuh menggunakan teknologi.
Dengan mengasah kemampuan tersebut, Tonny yakin personelnya akan semakin siap menghadapi ancaman siber yang dapat mengganggu stabilitas negara.
Tidak hanya latihan di bidang siber dan drone, pihaknya juga akan menggelar latihan fisik yang akan melibatkan beragam alat utama sistem senjata (alutsista) milik TNI AU.
Dalam persiapan latihan tersebut, Tonny meminta jajarannya untuk mengutamakan keselamatan dan keamanan para personel. Dia meminta seluruh proses latihan didokumentasikan sehingga TNI AU dapat mengevaluasi setiap metode latihan yang dilakukan.
TNI Cerita Momen Prabowo Beli Drone
Tonny Harjono menceritakan momen Menteri Pertahanan sekaligus Presiden Terpilih Prabowo Subianto membeli pesawat tanpa awak atau drone dengan kemampuan beyond line of sight (BLOS) dari Turki untuk pengadaan tahun depan.
Dalam sambutannya pada seminar bertajuk "Perkembangan Teknologi Elektronika Modern Mengubah Pola Peperangan" di Mabes TNI AU Jakarta Timur, Rabu, Tonny menceritakan momen pembelian drone tersebut.
"Pada satu kesempatan saya ditanya oleh Bapak Menhan, Presiden Terpilih, 'Angkatan Udara butuh apa?' kata beliau," ujar Tonny.
Tonny pun menjelaskan bahwa TNI AU membutuhkan drone dengan kemampuan BLOS untuk mendukung operasi pemantauan di Papua. Drone itu dibutuhkan karena dapat melewati segala medan dengan menggunakan teknologi satelit.
Selain itu, drone BLOS juga memiliki kemampuan memancarkan sinyal sehingga membantu proses komunikasi sekaligus pemantauan di daerah-daerah yang terbilang sulit dijangkau sinyal.
Mendengar hal itu, Menhan Prabowo langsung setuju untuk membeli drone tersebut. "Langsung beliau (Prabowo) telpon ke pemilik pabrik, ternyata pemilik pabriknya mantunya dari Erdogan (Presiden Turki). Beliau menyampaikan bahwa 'saya akan beli.' Jadi, seperti itu," kata Tonny.
Usai membuka seminar, KSAU sempat ditanya soal pembelian drone tersebut oleh awak media, namun ia belum bisa memastikan berapa unit drone BLOS yang akan dibeli pemerintah.
"Unitnya nanti tergantung anggaran ya, saya tidak menyebutkan berapa banyak. Tetapi, Pak Menhan, Presiden Terpilih, itu sudah menjanjikan akan memberikan drone yang berkemampuan BLOS," katanya.
Dengan adanya drone kemampuan BLOS itu, Tonny yakin TNI AU akan lebih maksimal melakukan operasi militer di medan yang sulit dijangkau sinyal.