Prabowo Borong 12 Jet Tempur Tanpa Awak dari Turki, TNI AU Siapkan Pilot Berpengalaman
Jet tempur tanpa awak dibeli Indonesia dari Turki dengan nilai kontrak mencapai 300 juta dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp4,53 triliun.
TNI AU menyakini kemampuan personel mengoperasikan pesawat tanpa awak.
Prabowo Borong 12 Jet Tempur Tanpa Awak dari Turki, TNI AU Siapkan Pilot Berpengalaman
TNI Angkatan Udara (AU) mempersiapkan pilot pesawat nirawak atau drone menyambut 12 unit pesawat nirawak ANKA dari Turki (Turkish Aerospace) dibeli Kementerian Pertahanan (Kemenhan). Pilot nirawak itu disiapkan TNI AU untuk menyesuaikan pengoperasian drone ANKA. TNI AU menyebut memiliki pilot nirawak pengalaman menerbangkan drone pengintai dan bomber. "AU sendiri sudah mengoperasikan drone ya, ada dua jenis drone, tipe tactical yang sekarang di Pontianak dan tipe Male yang ada di Natuna," kata Kadispenau Marsekal Pertama R Agung Sasongkojati kepada wartawan, Selasa (15/8).
TNI AU menyakini kemampuan personel mengoperasikan pesawat tanpa awak. Oleh karena itu, TNI AU pengoperasionalan pesawat tanpa awak yang dibeli dari Turki tidak akan ada masalah.
TNI AU Ungkap Kemampuan Pilot Mengoperasikan Drone
Agung mengatakan, kemampuan pilot TNI AU menerbangkan drone bisa langsung dengan remote maupun simulasi kokpit. Menurut Agung, hanya TNI AU yang menerbangkan drone di jalur penerbangan sipil di Indonesia. "Kenapa? Karena orang enggak tahu itu drone apa, dia terbang seperti pesawat, kita calling seperti pesawat normal, dan terbang, performa enggak jauh dari pesawat normal. Namun karena ini untuk kepentingan pertahanan, enggak banyak yang bisa diceritakan untuk kemampuannya," ujar Agung.
Pendidikan Pilot Drone
Selain memiliki kemampuan, Agung melanjutkan, Indonesia juga mempersiapkan pendidikan khusus pilot nirawak. Salah satunya kehadiran organisasi baru, yakni Skadron Pendidikan (Skadik) 103 yang dalam waktu dekat diresmikan. "Kita sudah mendidik penerbang-penerbang, khsus penerbang tanpa awak. Itu akan diresmikan skadik di Lanud Wiradinata," kata dia.
Menurut Agung, sembari mempersiapkan saranan pendidikan tersebut, para pilot nirawak bisa diambil dari pilot pesawat tempur seperti di beberapa negara, salah satunya Amerika Serikat. Kemudian seiring berjalan waktu, di Amerika juga baru merekrut pilot drone yang tidak bekas pilot. TNI AU menegaskan siap melahirkan pilot drone. "Di Amerika pun untuk pilot drone itu pada fase awal 10 tahun pertama, mereka menggunakan pilot F-16 yang menerbangkan. Kenapa? Karena drone-drone di sana tidak hanya menerbangkan untuk mengintai, tapi juga menembak, menghancurkan sasaran. Dan itu memerlukan orang-orang yang dilatih khusus," kata dia.
Kemenhan Beli Pesawat Tanpa Awak
Sekedar informasi, Indonesia melalui Kementerian Pertahanan (Kemenhan) membeli 12 unit pesawat nirawak (Unmanned Aerial Vehicle) atau drone tempur ANKA dari Turkiye. Drone ini dibeli Indonesia dengan nilai kontrak mencapai 300 juta dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp4,53 triliun. Pengiriman 12 unit UAV ANKA tersebut akan dilaksanakan 32 bulan setelah kontrak efektif.
Dalam kontrak pembelian itu juga termasuk kontrak tambahan berupa Integrated Logistic Support (ILS), Ground Support and Test Equipment (GS&TE), Flight Simulator, Infrastruktur Hanggar, dan pelatihan serta masa garansi selama 24 bulan atau 600 jam terbang.