Penjelasan Lengkap Soal LIDI, Jadi Kunci Sukses Pengusaha UMKM
Prinsip LIDI menurut Wakil Menteri UMKM merupakan fondasi penting.
Wakil Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Wamen UMKM) Helvi Y. Moraza memaparkan empat kunci utama yang harus ditanamkan oleh seorang wirausaha agar memiliki bisnis yang berkelanjutan.
Ia menyebut kunci sukses berusaha terdiri dari loyalitas, integritas, disiplin, dan inovasi, atau Wamen UMKM menyebutnya dengan istilah LIDI.
- Kisah Sukses Pelaku Usaha Ultra Mikro, Dapat Akses Pendanaan & Pemberdayaan Usaha Hingga Naik Kelas
- Kisah Sukses Suwandi Bukti Nyata BRI Konsisten Bantu Pelaku UMKM Agar Naik kelas
- Konsisten Pemberdayaan UMKM, BRI Menjadi Salah Satu BUMN dengan Praktik ESG Terbaik
- Contoh Program Kerja Tim Sukses Pilkada, Lengkap dengan Penjelasannya
“Ini yang harus dimiliki entrepreneur agar bisnisnya sustainable (berkelanjutan),” ujar Wamen UMKM saat memberikan sambutan pada acara Entrepreneur Hub di Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat, Selasa (3/12).
Loyalitas sebagai hal pertama, kata dia, masih kerap menjadi persoalan yang timbul dalam diri seorang wirausaha. Dengan ini, Wamen Helvi berpesan agar wirausaha memiliki mental yang baik dalam hal menjalin hubungan dengan konsumennya.
“Dalam ilmu ekonomi itu ada, anda harus loyal kepada konsumen, dalam artian jaga mutu, jaga kepuasan mereka, ini yang agak sulit tapi harus bisa dilakukan,” ucapnya.
Kemudian unsur kedua adalah integritas, hal ini bagi Wamen Helvi cukup krusial, di mana kejujuran menjadi penting agar sebuah usaha bisa bertahan dalam jangka waktu yang panjang, salah satunya dengan menjaga kualitas produk.
Unsur ketiga adalah disiplin yang dicontohkan Wamen Helvi dengan praktik bisnis startup maupun marketplace yang saat ini dituntut memiliki standar tinggi, salah satunya terkait dengan kedisiplinan waktu pengiriman yang harus tepat waktu sesuai dengan apa yang dijanjikan.
“Kemudian inovasi, wirausaha jangan sampai kehabisan ide untuk berinovasi,” tutur Wamen Helvi.
Menurut Wamen UMKM, inovasi bisa dilakukan dengan menggandeng civitas kampus, baik dari penelitian, inkubasi, maupun riset pemasaran, salah satunya dengan program Entrepreneur Hub ini.
Dia mengapresiasi komitmen Universitas Andalas dalam mengembangkan UMKM di Sumatra Barat dan sekitarnya.
“Saya sudah bicara dengan Rektor, silakan dikumpulkan klaster per sektor, baik pertanian, sampai barang harian, kemudian dipastikan bahan bakunya, selanjutnya bisa difasilitasi oleh Kementerian UMKM,” ujar Wamen Helvi.
Deputi Bidang Kewirausahaan Siti Azizah menambahkan, Entrepreneur Hub di Universitas Andalas menjadi program kolaboratif yang bertujuan untuk membangun ekosistem wirausaha yang berkelanjutan.
Kegiatan yang diikuti oleh 200 wirausaha muda terkurasi ini, sekaligus menjadi penutup Entrepreneur Hub di tahun 2024. Dia mencatat, progam Entrepreneur Hub telah berhasil memfasilitasi sekitar 14 ribu wirausaha pada 21 provinsi di Indonesia sejak diluncurkan 2023 lalu.
“Kami harap acara ini menjadi langkah nyata dalam memperkuat ekosistem wirausaha di Sumbar, sekaligus memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah,” kata Azizah.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Audy Joinaldy mengungkapkan, saat ini rata-rata rasio kewirausahaan di Sumbar sudah mencapai lebih dari 4 persen. Dia mengklaim rasio kewirausahaan di wilayahnya lebih tinggi dari rata-rata rasio nasional.
Hal tersebut sejalan dengan prioritas Pemerintah Sumbar dalam mengembangkan UMKM daerah, salah satunya melalui program pembangunan 100 ribu wirausaha yang tersebar di berbagai daerah di Sumbar.
“UMKM adalah usaha yang perlu inovasi agar terus bertumbuh dan sustain, jika tidak maka akan gampang untuk hilang. Ini menjadi tugas pemerintah untuk terus memacu pertumbuhan UMKM,” tutur Audy.