Pentingnya Perlindungan Risiko Usaha untuk UMKM
Direktur Utama BRI Insurance (BRINS) Fankar Umran mengatakan, dalam memajukan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), setidaknya ada tiga pilar penting yaitu pembinaan, pengembangan, dan proteksi.
Direktur Utama BRI Insurance (BRINS) Fankar Umran mengatakan, dalam memajukan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), setidaknya ada tiga pilar penting yaitu pembinaan, pengembangan, dan proteksi.
Untuk itu, dia mengajak setiap masyarakat khususnya para pelaku bisnis UMKM untuk lebih menyadari pentingnya perlindungan risiko pada masing-masing usaha. Selain pertumbuhan dan ekspansi, proteksi usaha juga menjadi salah satu faktor kunci dalam keberhasilan mendirikan usaha.
-
Apa yang dimaksud dengan UMKM? Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor penting yang turut mendukung perekonomian suatu negara.
-
Apa yang diukur oleh Indeks Bisnis UMKM? Indeks Bisnis UMKM merupakan indikator yang mengukur aktivitas UMKM di Indonesia yang dilakukan setiap kuartal oleh BRI Research Institute.
-
Apa itu UMKM? UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis usaha kecil yang dijalankan oleh individu atau kelompok dengan modal terbatas, tetapi memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara.
-
Siapa saja yang terlibat dalam UMKM? Usaha ini dijalankan oleh perorangan, keluarga, atau kelompok kecil yang memiliki modal terbatas dan dikelola secara mandiri.
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Apa yang ditemukan di Universitas Prima Indonesia (UNPRI) Kota Medan? Kepolisian menemukan lima mayat di Universitas Prima Indonesia (UNPRI) Kota Medan usai menggeledah kampus swasta tersebut.
"Kadang kita lupa akan faktor proteksi sebagai salah satu pilar dalam memajukan UMKM. Kalau UMKM bisa berkembang, namun tidak terproteksi, bisa saja kolaps ketika terpapar risiko. Apalagi pada UMKM di kelas mikro dan ultra mikro yang rata-rata berada pada ekonomi pas-pasan," ujar Fankar di Jakarta, Kamis (8/7).
Ketika dihadapkan pada risiko, dia menyebut umumnya para pelaku industri UMKM tidak punya dana cadangan untuk membangun kembali usahanya. Sehingga, sebagian besar pengusaha-pengusaha kecil tersebut tidak bisa bangkit dari musibah yang sedang terjadi.
Kolapsnya usaha akibat risiko yang datang secara tiba-tiba bisa diatasi dengan asuransi mikro. Premi asuransi mikro sangat kecil dan murah namun bisa memberikan perlindungan ketika dibutuhkan. Dengan membayar Rp50 ribu saja dalam setahun, asuransi bisa memberikan santunan hingga Rp15 juta jika terjadi musibah.
"Saya mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk mulai berpikir tentang proteksi. Tidak hanya pertumbuhan dan ekspansi usaha. Dalam situasi pandemi, masyarakat sudah semakin aware, hanya tinggal diperdalam saja," imbuhnya.
Dia menjelaskan, pihaknya memiliki 2 cara untuk menjangkau lebih banyak nasabah di level mikro yang tersebar di seluruh Indonesia, yakni cara konvensional dan cara digital. Menjangkau nasabah secara digital nantinya akan dibantu oleh agen laku pandai yang terdaftar pada aplikasi BRINS Agent.
"Ada lebih dari 1 juta agen bank. Kalau agen ini bisa kita manfaatkan untuk menjangkau nasabah, bayangkan ada berapa nasabah yang bisa kita jangkau. Sangat mungkin sekali kita berkontribusi pada financial inclusion," ungkapnya.
Baca juga:
Produk UMKM Diharapkan Kuasai Pasar Domestik Lewat Digitalisasi
DPR Minta Pemerintah Beri Subsidi ke Industri dan UKM Agar Tak Langgar PPKM Darurat
Genjot Digitalisasi UMKM, Belanja di Warung Kelontong Kini Bisa Bayar Pakai Linkaja
Kisah Pedagang Jamu Gendong, Bisa Beli Rumah Hingga Bawa 2 Anaknya Sarjana
Survei DJP: 86 Persen Pengusaha Alami Penurunan Omzet Selama Pandemi Covid-19
Tips Penting untuk UMKM Agar Bisa Bersaing di Pasar Digital