Penundaan PMN percepat krisis listrik terjadi di Indonesia
Penundaan PMN khususnya pada PLN membuat tugas pembangunan pembangkit dalam proyek 35.000 MW terhambat.
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menunda anggaran Penyertaan Modal Negara (PMN) sekitar Rp 40 triliun untuk 23 BUMN di 2016. Penundaan pemberian PMN disinyalir akan mempercepat ancaman terjadinya krisis listrik di Indonesia.
Direktur Eksekutif Institute for Essential Service Reform (IESR), Fabby Tumiwa menjelaskan penundaan akan menghambat pembangunan sejumlah proyek, salah satunya pembangunan pembangkit dalam program 35.000 MW bagian PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Program 35.000 MW adalah salah satu proyek andalan Presiden Joko Widodo guna menangkal krisis listrik.
Menurutnya, PMN sebesar Rp 10 triliun kepada PT PLN (persero) sangat diperlukan untuk mendanai investasi pembangunan proyek yang membutuhkan dana sekitar Rp 130 triliun per tahun. Dengan adanya tambahan dari PMN, maka kemampuan keuangan PLN diyakini bisa menjadi lebih baik.
"Dalam konteks PLN, PMN menurut saya sangat diperlukan PLN, karena kebutuhan untuk bisa danai investasi proyek 35.000 megawatt sebesar Rp 130 triliun dalam satu tahun," kata Fabby dalam diskusi mingguan Energi Kita yang digelar merdeka.com, RRI, IJTI, IKN, DML dan Sewatama di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Minggu (8/11).
Bukan hanya itu, Fabby menilai jumlah Rp 10 triliun masih terbilang kecil jika dibandingkan dengan kebutuhan pembangunan PLN. Menurut perhitungannya, PLN butuh Rp 20 triliun hingga 25 triliun.
"Tapi ini juga disesuaikan dengan kemampuan keuangan pemerintah. Masalahnya dengan pelemahan Rupiah ini membuat biaya investasi naik dibandingkan dengan satu tahun lalu," imbuhnya.
"Efeknya bisa dilihat 2 tahun hingga 3 tahun mendatang. Seperti sekarang dari 23 sistem tenaga listrik, ada 11 yang mengalami krisis dan defisit. Dan kalau tidak ditanggulangi efeknya akan panjang. Ini yang harus diperhatikan oleh pemerintah dan PLN. Juga politisi di DPR, saya kira harus hati-hati soal PMN ini kalau tidak ingin krisis listriknya terus berlanjut," pungkasnya.
Baca juga:
Jokowi dan pimpinan DPR bahas PMN agar masuk dalam APBNP 2016
Pemerintah bakal ajukan suntikan modal BUMN di Rancangan APBNP 2016
Pimpinan DPR bantah barter anggaran gedung & persetujuan RAPBN 2016
Jokowi legowo dana jumbo PMN ditolak DPR
PMN ditolak, Menteri Rini diserang hingga disebut jadi beban Jokowi
Penolakan PMN oleh DPR diduga serangan politik ke Menteri Rini
Politisi PDIP kritik Rini: Emang badan usaha milik nenek moyang!
-
Kapan PLN mulai mendukung ekosistem kendaraan listrik? PT PLN (Persero) berkomitmen untuk terus mendukung ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) yang berkembang pesat di Indonesia.
-
Bagaimana PLN mendukung transisi ke kendaraan listrik? PLN siap mendukung upaya pemerintah dalam mendorong ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Pengguna EV tidak perlu risau, sebab infrastruktur telah dibangun lebih merata. Apalagi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU), dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) telah siap, mudah dan nyaman digunakan.
-
Kenapa pemerintah mendorong penggunaan kendaraan listrik? Hal tersebut guna menekan penggunaan bahan bakar fosil, mengurangi emisi karbon, dan mendorong transformasi industri serta mendorong ketahanan energi nasional.
-
Apa yang dimaksud dengan energi listrik? Energi listrik adalah bentuk energi yang dihasilkan oleh pergerakan partikel bermuatan, khususnya elektron, melalui suatu penghantar atau rangkaian tertutup.
-
Mengapa Pemkab Cilacap berencana menguji coba perahu nelayan berenergi listrik? Peralihan ke energi listrik ini disinyalir lebih ekonomis dibanding menggunakan bahan bakar yang lama.
-
Bagaimana PLN dan ACWA Power akan membangun proyek ini? Kesepakatan ketiga perusahaan ini akan berlangsung pada business matching di flagship event KTT ASEAN ke-43 yaitu ASEAN Indo Pacific Forum (AIPF) yang berlangsung pada 5 - 6 September 2023. Kerja sama ini juga menjadi bukti hubungan bilateral yang kuat antara Indonesia dan Arab Saudi.