Per September 2015, BCA catat laba bersih Rp 13,4 triliun
Meningkat 9,6 persen ketimbang periode sama tahun lalu sebesar Rp 12,2 triliun.
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) membukukan laba bersih sebesar Rp 13,4 triliun sepanjang sembilan bulan pertama 2015. Meningkat 9,6 persen ketimbang periode sama tahun lalu sebesar Rp 12,2 triliun.
"Kenaikan laba ini lantaran kami pendapatan bunga bersih naik 11,4 persen dan pendapatan non bunga 22,9 persen," ujar Presiden Direktur BCA Jahya Setiaatmadja, Jakarta, Rabu (28/10).
-
Apa masalah utama yang dialami nasabah BCA? M-Banking BCA error banyak dikeluhkan para nasabah di media social X, Rabu (26/6/2024). Mereka mengeluhkan tak bisa menggunakan layanan perbankan berbasis digital atau M-banking itu sejak pagi tadi.
-
Apa yang dilakukan Andika Perkasa di GBK? Andika Perkasa dan teman-temannya tampak sangat semangat dan mereka melakukan pemanasan untuk meregangkan otot sebelum berolahraga.
-
Kapan BBNKB dikenakan? BBNKB berlaku bila seseorang melakukan transaksi jual beli mobil bekas dan akan dikenakan biaya balik nama sehingga kendaraan tersebut memiliki nama sesuai dengan pemilik atau pembelinya.
-
Apa itu kartu kredit BCA? Kartu kredit BCA adalah salah satu produk perbankan yang ditawarkan oleh Bank Central Asia (BCA), salah satu bank swasta terbesar di Indonesia. Kartu kredit BCA memungkinkan nasabah untuk melakukan transaksi pembayaran secara mudah, cepat, dan aman, baik di dalam maupun luar negeri.
-
Apa yang dimaksud dengan PBI BPJS? PBI BPJS merupakan bagian dari program pemerintah yang bertujuan untuk menanggung biaya iuran BPJS Kesehatan bagi individu atau kelompok yang memenuhi kriteria sebagai penerima bantuan.
-
Apa yang dilakukan pelaku kepada BA? Selama lima bulan, sejak Mei-September 2022, korban disekap dan disetubuhi pelaku berinisial JM itu.
Menurutnya, pendapatan operasional yang terdiri dari total pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lainnya mencatat pertumbuhan sebesar 13,9 persen. Itu menjadi Rp 34,4 triliun dari sebelumnya Rp 30,2 triliun.
Perusahaan juga mencatat kredit bermasalah atau NPL sebesar 0,7 persen dengan rasio cadangan kerugian kredit sebesar 285,4 persen. Rasio kredit terhadap pendanaan tercatat sebesar 78,1 persen sementara rasio kecukupan modal (CAR) berada di level 19,2 persen pada akhir September 2015.
Di sisi pendanaan, dana pihak ketiga tumbuh sebesar 7 persen (yoy) menjadi Rp 462,3 triliun. Komponen dana murah atau CASA, merupakan 76,5 persen dari toal dana pihak ketiga, naik 7,5 persen atau Rp 24,6 triliun (yoy) menjadi Rp 353,8 triliun.
Terdiri dari dana giro tumbuh sebesar 7,9 persen (yoy) menjadi Rp 114,7 triliun dan tabungan naik 7,2 persen (yoy) menjadi Rp 239,1 triliun. Kemudian, deposito tercatat sebesar Rp 108,5 triliun, naik 5,6 persen (yoy).