Pertamina Catat Pemakaian BBM Non Subsidi Naik Selama PPKM
PT Pertamina (Persero) Wilayah Kalimantan Barat mencatat, pemakaian bahan bakar minyak (BBM) non subsidi jenis gas oil, yakni solar dexlite dan Pertamina dex mengalami kenaikan selama pemerintah menerapkan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) sejak Juli 2021.
PT Pertamina (Persero) Wilayah Kalimantan Barat mencatat, pemakaian bahan bakar minyak (BBM) non subsidi jenis gas oil, yakni solar dexlite dan Pertamina dex mengalami kenaikan selama pemerintah menerapkan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) sejak Juli 2021. Hal ini menandakan masih ada aktivitas yang terus bergerak diluar aktivitas yang dibatasi.
"Hal ini membuktikan, meskipun aktivitas masyarakat dibatasi dalam menekan penyebaran COVID-19, tetapi sektor industri dan sejenisnya tetap bergerak atau berjalan," kata Sales Area Manager Pertamina Kalbar, Weddy Surya Windrawan dikutip Antara, Sabtu (7/8).
-
Mengapa Pertamina mengkaji peningkatan kadar oktan BBM Subsidi? “Kalau misalnya dengan harga yang sama, tapi masyarakat mendapatkan yang lebih baik, dengan octan number lebih baik." Nicke menegaskan, Program Langit Biru Tahap 2 ini merupakan kajian internal di Pertamina dan untuk implementasinya nantinya akan diusulkan kepada pemerintah, dan nantinya akan jadi kewenangan pemerintah untuk memutuskan.
-
Kapan Pertamina menyesuaikan harga BBM? PT Pertamina (Persero) kembali menyesuaikan harga BBM nonsubsidi per 1 November 2023.
-
Bagaimana Pertamina memastikan harga BBM tetap kompetitif? “Harga BBM nonsubsidi setiap bulannya per tanggal 1 mengalami penyesuaian harga pasar, namun dapat kita sampaikan bahwa harga BBM Pertamina paling kompetitif untuk menjaga daya beli masyarakat,” ucap VP Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso. Fadjar menambahkan di tengah fluktuasi harga minyak dunia, Pertamina terus berupaya menjaga kinerja rantai pasoknya, termasuk fleksibilitas memperoleh minyak mentah (crude oil) sehingga harga produk BBM bisa tetap kompetitif.
-
Mengapa Pertamina menyesuaikan harga BBM? Pertamina menyesuaikan harga BBM untuk mengimplementasikan Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 sebagai perubahan atas Kepmen No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum.
-
Bagaimana Pertamina akan meningkatkan kualitas BBM Pertalite? Pertamina akan mengeluarkan Pertamax Green 92, dengan mencampur Pertalite dgn Ethanol 7 persen.
-
Di mana Pertamina Patra Niaga akan memindahkan fasilitas penerimaan BBM dan Avtur? Adapun dalam kerjasama ini, Pelindo sebagai pengembang kawasan Benoa akan menyediakan lahan, alur pelayaran, fasilitas dermaga, fasilitas oil transfer equipment, fasilitas HSSE, serta Lindung Lingkungan Perairan untuk digunakan Pertamina Patra Niaga dalam kegiatan penerimaan BBM dan Avtur melalui dermaga di Benoa Utara.
Dia menjelaskan, adanya kenaikan pada pemakaian BBM non subsidi jenis gasoil itu membuktikan sektor industri dan sejenisnya tetap jalan dan bergerak. Data Pertamina mencatat, per Juni hingga Juli 2021, pemakaian BBM nonsusbidi jenis solar sebesar 29,349 KL, kemudian Juli sebanyak 29,974 KL naik 625 KL atau mengalami kenaikan sebesar 2,1 persen.
Kemudian BBM dexlite pada Juni sebanyak 930 KL, pada Juli sebanyak 948 KL atau naik sebanyak 18 KL atau naik sebesar 1,9 persen dan BBM Pertamina dex pada Juni sebanyak 280 KL, pada Juli 353 KL atau naik sebanyak 73 KL atau naik sebesar 26,1 persen.
Weddy menambahkan, kenaikan pemakaian untuk BBM jenis Pertamina dex cukup tinggi pada periode Juni hingga Juli 2021, menandakan masyarakat sudah menyadari akan pentingnya menggunakan BBM dengan kualitas tinggi dan lebih ramah lingkungan.
Sementara itu, untuk pemakaian BBM jenis gasoline (premium, pertalite dan pertamax) mengalami penurunan yang cukup siginifikan dampak dari pemberlakukan PPKM di Kota Pontianak dan sekitarnya dalam menekan penyebaran Covid-19.
Data Pertamina mencatat, pada Juni pemakaian BBM jenis premium sebanyak 60.460 KL, kemudian pada Juli sebanyak 59.599 KL atau turun 861 KL atau sebesar 1,4 persen; BBM jenis pertalite sebesar 35.962 KL, kemudian Juli sebanyak 35.402 KL turun sebanyak 560 KL atau turun sebesar 1,6 persen.
Kemudian untuk pemakaian BBM jenis pertamax juga turun dari 1.491 KL pada Juni, dan menjadi 1.480 KL pada Juli atau turun sebanyak 11 KL atau sebesar 0,7 persen; dan BBM jenis pertamax turbo pada Juni sebanyak 92 KL, pada Juli 52 KL atau turun sebanyak 40 KL atau sebesar 43 persen.
"Penurunan tersebut, menunjukkan kalau aktivitas masyarakat memang terjadi penurunan dengan diberlakukannya PPKM sejak Juli 2021," kata Weddy.
Baca juga:
RS Modular Pertamina Dilengkapi ICU, dan Bisa Tampung Pasien Covid Ibu Hamil
Tak Hanya Sumber Listrik, Inilah Manfaat Tersembunyi dari Panas Bumi
Perizinan Belum Rampung, Pengisian Daya Kendaraan Listrik di 2 SPKLU Ini Gratis
Respons Ahok saat Pertamina Kembali Masuk Daftar Fortune Global 500
Ungguli Tesla dan Coca-Cola, Pertamina Satu-satunya Perusahaan RI Masuk Fortune 500
Menteri Erick: Pertamina Miliki Segala Syarat Menjadi Perusahaan Besar Dunia
Pertamina Target RS Darurat Covid-19 Tanjung Duren Beroperasi Agustus 2021