Pertamina tak punya hak batasi pembelian BBM
Tren kebutuhan BBM yang terus meningkat dijadikan alasan Pertamina untuk menambah volume impor BBM.
Tren yang selalu terjadi setiap menjelang kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) adalah konsumen akan membeli BBM sebanyak-banyaknya. Masyarakat rela mengantre panjang sebelum harga BBM benar-benar naik. Kondisi ini sudah terlihat beberapa hari terakhir di beberapa daerah.
Pertamina mengaku tidak bisa membatasi pembelian BBM. Hanya saja, Pertamina mengimbau agar konsumen tidak membeli BBM terlalu berlebihan.
-
Bagaimana Pertamina memastikan stok BBM aman selama mudik? VP Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso juga menyampaikan bahwa walau terjadi peningkatan konsumsi BBM menjelang hari lebaran, namun dipastikan bahwa stok BBM dalam kondisi aman. Stok per 5 April 2024 yakni Pertalite 20 hari, Pertamax 40 hari, Turbo 63 hari, LPG 15 hari dan Avtur 38 hari. “Ketahanan stok BBM masih diatas 20 hari dan LPG 15 hari, sehingga stok dipastikan mencukupi untuk kebutuhan masyarakat selama periode mudik” pungkas Fadjar.**
-
Di mana Pertamina Patra Niaga akan memindahkan fasilitas penerimaan BBM dan Avtur? Adapun dalam kerjasama ini, Pelindo sebagai pengembang kawasan Benoa akan menyediakan lahan, alur pelayaran, fasilitas dermaga, fasilitas oil transfer equipment, fasilitas HSSE, serta Lindung Lingkungan Perairan untuk digunakan Pertamina Patra Niaga dalam kegiatan penerimaan BBM dan Avtur melalui dermaga di Benoa Utara.
-
Mengapa Pertamina mendapatkan apresiasi dari Menteri BUMN? Menteri BUMN Erick Thohir mengapresiasi PT Pertamina (Persero) atas kiprahnya dalam komunikasi dan keberlanjutan di Indonesia.
-
Mengapa Pertamina mengkaji peningkatan kadar oktan BBM Subsidi? “Kalau misalnya dengan harga yang sama, tapi masyarakat mendapatkan yang lebih baik, dengan octan number lebih baik." Nicke menegaskan, Program Langit Biru Tahap 2 ini merupakan kajian internal di Pertamina dan untuk implementasinya nantinya akan diusulkan kepada pemerintah, dan nantinya akan jadi kewenangan pemerintah untuk memutuskan.
-
Bagaimana Pertamina akan meningkatkan kualitas BBM Pertalite? Pertamina akan mengeluarkan Pertamax Green 92, dengan mencampur Pertalite dgn Ethanol 7 persen.
-
Kapan Pertamina berhasil mengurangi penyalahgunaan BBM bersubsidi? Sejak implementasi exception signal ini pada tanggal 1 Agustus 2022 hingga 31 Desember 2023, Pertamina telah berhasil mengurangi risiko penyalahgunaan BBM bersubsidi senilai US$ 200 juta atau sekitar Rp 3,04 trilliun.
"Kita tidak punya hak. SIlakan beli sebanyak-banyaknya tapi itu tidak usah karena berbahaya," ujar Direktur Niaga dan Pemasaran Pertamina Hanung Budya saat sidak kesiapan jelang kenaikan harga BBM di Depo Pertamina Plumpang, Jakarta, Jumat (21/6).
Hanung menuturkan, lantaran tidak membatasi pembelian BBM, kebutuhan dan pasokan pun melonjak tajam. Data dari Pertamina, dalam beberapa hari terakhir kebutuhan dan pasokan BBM naik sekitar 25 persen dari kondisi normal. Bahkan, 3 hari terakhir kebutuhan mencapai 99.000-100.000 liter. Padahal, normalnya hanya 80.000 liter per hari.
Kondisi ini pada akhirnya memaksa Pertamina menambah pasokan dengan cara impor. Bisa ditebak alasan Pertamina. Dengan dalih tingginya kebutuhan, impor BBM pun semakin besar.
"Kalau kondisi normal, impor BBM per hari itu hanya 450.000 barel. Karena kondisi di atas kebutuhan normal, maka impor mencapai 1 juta barel," katanya.
Sepertinya Pertamina tidak bisa menahan impor BBM. Dengan alibi tingginya kebutuhan BBM, Pertamina pun tidak menutup kemungkinan akan menambah volume impor BBM. "Kalau tren naik lagi ya impor lagi," ucapnya.
Menurutnya, hal itu dilakukan semata-mata hanya untuk memastikan pasokan tercukupi dan penyaluran ke SPBU berjalan dengan baik.
(mdk/noe)