Pertamina targetkan konstruksi Kilang Cilacap selesai Oktober 2018
Pengembangan Kilang Cilacap ditargetkan tuntas dan beroperasi pada 2022.
PT Pertamina (Persero) dan Saudi Aramco menunjuk Amec Foster Wheeler Energy Limited sebagai pelaksana studi Basic Engineering Design (BED) proyek pengembangan Kilang Cilacap. Pengembangan Kilang Cilacap merupakan bagian dari Refining Development Masterplan Program (RDMP) Pertamina.
"Sembilan bulan ke depan paling lama design-nya sudah selesai, agar bisa dilanjutkan dengan proses konstruksi yang ditargetkan mulai pada Oktober 2018," ujar Direktur Pengolahan Pertamina Rahmad Hardadi di Jakarta, Senin (23/5).
-
Mengapa Pertamina melakukan peninjauan ke kilang dan SPBU? Kunjungan ini bertujuan untuk memastikan kesiapan Pertamina mulai dari unit produksi hingga distribusinya siap untuk merespon kebutuhan mudik Nataru.
-
Mengapa Pertamina mendapatkan apresiasi dari Menteri BUMN? Menteri BUMN Erick Thohir mengapresiasi PT Pertamina (Persero) atas kiprahnya dalam komunikasi dan keberlanjutan di Indonesia.
-
Kapan Pertamina merayakan HUT ke-66? HUT Ke-66: Pertamina Lakukan Tiga Strategi Rencana Jangka Panjang PT Pertamina (Persero) menggelar kegiatan puncak perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-66, di Grha Pertamina, Jakarta (11/12/2023).
-
Apa yang diraih oleh Dirut Pertamina? Nicke menjadi salah satu dari dua wanita Indonesia paling berpengaruh yang masuk ke dalam daftar ini.
-
Bagaimana Pertamina memberikan dukungan kepada UMKM? “Apa yang dilakukan selama ini tentu support semua pihak, dimana saya sebagai pemimpin di BUMN. Ini merupakan kebanggaan, masih banyak PR yang harus dikerjakan. Saya memimpin BUMN hanya menjalankan amanah. Yang paling penting adalah memberikan pelayanan, dan menjadi lokomotif perekonomian nasional, serta mengembangkan UMKM (usaha mikro kecil menengah). Karena inilah kekuatan Indonesia,”ujar Nicke.
-
Bagaimana Pertamina Patra Niaga memastikan kelancaran pembangunan Terminal LPG di Bima dan Kupang? Langkah ini merupakan lanjutan dari kerja sama antara PT Pertamina (Persero) dengan Kejaksaan dalam memastikan kelancaran Proyek Strategis Nasional (PSN) yang tertuang dalam Memorandum of Understanding (MoU) pada tahun 2020 lalu, Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan mengatakan, Pertamina Patra Niaga saat ini mengenban tugas dan amanah menjaga ketahanan dan menyalurkan energi diseluruh negeri, salah satunya lewat hadirnya terminal LPG di wilayah Indonesia Timur.
Pengembangan Kilang Cilacap ditargetkan tuntas dan beroperasi pada 2022. Kapasitas kilang pengolahan minyak sendiri bakal meningkat menjadi 1,61 juta bph pada 2025 melalui RDMP lima kilang utama, yakni Kilang Plaju, Dumai, Cilacap, Balikpapan serta Balongan.
Saat ini kebutuhan BBM nasional adalah 1.578.000 bph. Sementara, kapasitas kilang saat ini hanya mampu memproduksi bahan bakar minyak (BBM) sebesar 850.000 bph. Defisit pasokan BBM inilah yang kemudian dipenuhi dari impor.
Rahmad menegaskan proyek pengembangan yang dilakukan akan menambah kapasitas produksi Kilang Cilacap hingga 370.000 barel per hari (bph), dari kapasitas saat ini sebesar 300.000 bph. Selain itu, kompleksitas produksi kilang juga akan semakin meningkat dan menghasilkan produk BBM dengan standar Euro 5.
"Selain produksi bensin dan diesel, kapasitas petrokimia juga akan meningkat, yakni aromatic meningkat hingga 600 KTPA dan polypropylene hingga 160 KTPA," ungkap Rahmad.
Menurut Rachmad, tahapan saat ini merupakan kemajuan yang signifikan. Untuk melakukan proyek sebesar ini, keberadaan mitra strategis dengan kemampuan teknik dan finansial yang mumpuni sangat diperlukan.
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto, mengatakan implementasi pengembangan Kilang Cilacap semakin jelas dan akan membuat kilang tersebut menjadi salah satu yang terbaik di Asia.
"Saudi Aramco tekadnya membuat kilang Cilacap sebagai kilang terbaik di Asia. Kami siapkan investasi USD 5 miliar untuk proyek tersebut," kata Dwi.
Sementara itu, Saudi Aramco sangat mengapresiasi keputusan Pertamina dijadikan sebagai partner Pertmina karena potensi dari kerja sama ini cukup baik bagi kedua belah pihak.
"Kami yakin proyek ini dapat meningkatkan kemakmuran Indonesia melalui ketahanan energi yang lebih baik dan memperkuat nilai energi global perusahaan kami," kata Vice President of International Operation Saudi Aramco Said Al-Hadrami.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, berharap proyek pengembangan Kilang Cilacap bisa selesai tepat waktu. Bahkan, jika bisa dipercepat mengingat kebutuhan Indonesia akan kilang semakin besar.
"Kerja sama dengan Saudi Aramco sudah terjalin lama. Jadi kami sangat senang, pekerjaan ini bisa diselesaikan bisa lebih cepat," tegas Rini.
Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Rinaldy Dalimi, menilai kerja sama yang dilakukan Pertamina dan Saudi Aramco dalam pengembangan kilang Cilacap merupakan langkah positif. "Setiap usaha peningkatan produksi BBM melalui pembangunan atau perluasan kilang adalah positif karena akan mengurangi impor BBM," jelas Rinaldy.
Sementara itu, Staf Pengajar Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi Universitas Trisakti Pri Agung Rakhmanto, mengatakan kerja sama Pertamina dan Saudi Aramco untuk pengembangan Kilang Cilacap perlu segera direalisasikan.
"Saudi Aramco kan perusahaan besar, logis untuk security supply minyak mentah-nya. Pasokan bahan bakunya juga bisa dari mereka," ungkap Pri Agung.
Anggota Komisi VII DPR RI Dito Ganinduto, mengatakan kerja sama pengembangan Kilang Cilacap diharapkan juga bisa memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar kilang. "Jika memang petrochemical yang ingin dikembangkan, saya kira bagus kompleksitas lebih banyak. Jadi bisa lebih murah produksinya kan jadi sangat bagus," pungkas dia.
(mdk/sau)