Pimpin Pasar ASEAN, Angkasa Pura II Kembangkan Teknologi Modern
Presiden Direktur PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin mengatakan, program Transformation 2.0 lebih mengarah ke implementasi teknologi modern (advanced technology). Di samping juga Business dan Portfolio dan Human Capital.
PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II memperkenalkan program Transformation 2.0 yang dijalankan pada 2020–2024 untuk menjadi pemimpin pasar operator bandara di ASEAN. Program tersebut merupakan keberlanjutan dari Transformation 1.0 yang diterapkan sepanjang 2016–2020.
Presiden Direktur PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin mengatakan, program Transformation 2.0 lebih mengarah ke implementasi teknologi modern (advanced technology). Di samping juga Business dan Portfolio dan Human Capital.
-
Kapan Soeharto ditugaskan ke Markas Besar Angkatan Darat di Bandung? Menjelang Perang Pasifik pecah, Sersan Soeharto ditugaskan ke Markas Besar Angkatan Darat di Bandung sebagai pasukan cadangan.
-
Di mana Bandara Banyuwangi berlokasi? Bandara Banyuwangi menjadi bandara pertama di Indonesia yang berkonsep ramah lingkungan.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Di mana Taman Balai Kota Bandung terletak? Taman Balai Kota Bandung sendiri sering dianggap sebagai taman tertua di Kota Bandung. Bahkan, kehadirannya sudah lebih dulu ada sebelum Bandung menjadi gemeente alias Kotapraja.
-
Kapan Xanana Gusmao tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta? Berdasarkan keterangan Sekretariat Presiden, Xanana tiba sekitar pukul 07.50 WIB.
-
Di mana Desa Sinar Bandung berada? Desa yang berlokasi di Kecamatan Negeri Katon ini jadi salah satu desa yang unik di Pulau Sumatra.
"Penerapan konsep tersebut merupakan salah satu jalan kami untuk menjadi pemimpin pasar operator bandara di ASEAN (On Becoming Airport Enterprise Leader in The Region)," ungkap Muhammad Awaluddin di Jakarta, Minggu (22/11).
Menurutnya, dalam penerapan advanced technology, AP II memilih Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) sebagai pilot project. Sebab, Bandara di Cengkareng tersebut merupakan bandara terbesar dan tersibuk di Indonesia yang memiliki kapasitas dan kapabilitas dalam menerapkan inovasi teknologi serta akselerasi digital demi meningkatkan pelayanan kepada traveler.
"Salah satu penerapan advanced technology yang sangat mungkin segera diterapkan di Bandara Soekarno-Hatta adalah terkait dengan transportasi tak berawak atau unmaned transportation pada Skytrain yang merupakan moda penghubung antar terminal," paparnya.
Di samping unmaned transportation, fasilitas yang akan dikembangkan untuk meningkatkan journey experience bagi traveler adalah robotic airport services. Saat ini robotic airport services yang sudah dioperasikan di Bandara Soekarno-Hatta semisal robot pembersih lantai (robotic scrubber drier) di Terminal 3.
Penerapan robotic airport services ke depannya bisa saja antara lain terkait dengan pemberian informasi secara lengkap bagi traveler mengenai gate keberangkatan, jadwal penerbangan, area yang ingin ditujunya dan sebagainya.
"Lalu, Terminal 4 yang akan dibangun di Bandara Soekarno-Hatta juga mengusung konsep smart mobility, smart security dan smart environment. Terminal 4 akan menjadi terminal penumpang pesawat tercanggih di Indonesia," imbuh dia.
Akselerasi Digital
Awaluddin menambahkan, pada Transformation 2.0 ini, AP II juga melakukan akselerasi digital untuk menerapkan konsep airport platform integrator agar operasional di bandara menjadi berbasis ekosistem (ecosystem-based operation). Saat ini, AP II fokus pada pengembangan 3 platform digital yang dikenal dengan DROID Platform : INAirports, iPerform dan Smart ACDM
"Pengembangan terus dilakukan terhadap aplikasi INAirports yang merupakan platform ekosistem layanan bandara bagi pelanggan/traveler. Aplikasi ini menyediakan informasi dan layanan mengenai bandara-bandara AP II bagi traveler dengan cukup membuka gadget," ucapnya.
Perseroan juga semakin menyempurnakan aplikasi internal iPerform yang merupakan platform untuk memonitor operasional bandara secara realtime dan informasi lainnya guna memudahkan pekerjaan karyawan di seluruh unit. AP II juga merintis Airport Operation Control Center (AOCC) di Bandara Soekarno-Hatta sebagai platform untuk mengintegrasikan ekosistem eksternal guna menerapkan Airport Collaborative Decision Making (A-CDM). Platform ini dikenal dengan nama Smart A-CDM.
"A-CDM dikenalkan sejak 2020 untuk mengintegrasikan operator bandara [PT Angkasa Pura II], penyedia jasa navigasi penerbangan [AirNav Indonesia], maskapai, penyedia jasa ground handling dan stakeholder lain agar efisiensi dan efektivitas penerbangan meningkat," tegasnya.
Di dalam A-CDM, seluruh pihak bisa berbagi data sehingga secara cepat dapat saling mensinkronkan data operasional seperti informasi penerbangan, rencana parkir pesawat, gate keberangkatan, rencana penerbangan, jumlah penumpang, target waktu penerbangan, kapasitas runway, dan sebagainya.
Oleh karena itu, pihaknya optimis Pengembangan aspek Infrastructure dan System Operation dalam Transformasi 2.0 secara keseluruhan menjadikan Bandara Soetta sebagai Digital Aeroplex. "Dan mendukung PT Angkasa Pura II menjadi pemimpin pasar operator bandara di ASEAN," tutupnya.
(mdk/idr)