PLN dan Antam terima utang Rp 665,8 triliun dari China
PLN bakal menerima USD 10 miliar dan Antam sebesar USD 40 miliar.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menegaskan bahwa dana infrastruktur dari China sebesar USD 50 miliar atau setara Rp 665,8 triliun mulai tersalurkan. Dua perusahaan BUMN mulai menikmati kucuran dana itu.
Perusahaan penerima pertama, yakni PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk membangun pembangkit listrik di Cilacap, Jawa Tengah. PLN menikmati dana segar dari China sebesar USD 10 miliar atau setara Rp 133,1 triliun.
"PLN baru saja tandatangan proyek pembangunan pembangkit listrik yang ke enam di Cilacap, itu dengan perusahaan Tiongkok," kata Rini di Jakarta, Kamis (30/6).
Perusahaan selanjutnya, yakni PT Antam menerima sebesar USD 40 miliar atau setara Rp 532,8 triliun. Perusahaan tambang ini sedang menggarap proyek bauksit dengan dana segar China di Kalimantan.
"Yang dalam proses itu Antam untuk proyek bauksit di Kalimantan," ujarnya.
Dana infrastruktur dari China rencananya bakal dikucurkan sebesar USD 50 miliar. Anggaran itu diberikan melalui dua bank besar, yakni China Development Bank (CDB) dan Industrial and Commercial Bank of China (ICBC). Masing-masing, CDB memberikan USD 30 miliar dan USD 20 miliar dari ICBC.