PLN Operasikan 20 Unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik
Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN (persero), Zulkifli Zaini mendukung penuh terwujudnya era Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di Indonesia. Salah satunya dengan menyediakan infrastruktur Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).
Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN (persero), Zulkifli Zaini mendukung penuh terwujudnya era Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di Indonesia. Salah satunya dengan menyediakan infrastruktur Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).
Saat ini, PLN sudah mengoperasikan total 20 unit SPKLU PLN dan 2 unit SPKLU yang merupakan pilot project partnership dengan para mitra. Selain itu, PLN juga meluncurkan platform digital 'charge.in' yang diharapkan menjadi platform tunggal untuk seluruh SPKLU di Indonesia.
-
Bagaimana PLN mendukung transisi ke kendaraan listrik? PLN siap mendukung upaya pemerintah dalam mendorong ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Pengguna EV tidak perlu risau, sebab infrastruktur telah dibangun lebih merata. Apalagi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU), dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) telah siap, mudah dan nyaman digunakan.
-
Kapan PLN mulai mendukung ekosistem kendaraan listrik? PT PLN (Persero) berkomitmen untuk terus mendukung ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) yang berkembang pesat di Indonesia.
-
Apa strategi PLN dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Indonesia? Dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo memaparkan strategi perseroan dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA/ Hydropower) di tanah air."Sebagai negara kepulauan, Indonesia menyimpan beragam sumber energi baru terbarukan. Khusus energi air, sebagai salah satu sumber energi terbesar, Air memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan hingga mencapai 95 GW, namun baru dimanfaatkan hanya sebesar 5,8 GW," papar Darmawan.
-
Bagaimana PLN mendukung transisi energi di Indonesia? Dalam 2 tahun terakhir, PLN telah menjalankan berbagai upaya transisi energi. Di antaranya adalah membatalkan rencana pembangunan 13,3 Gigawatt (GW) pembangkit batubara, mengganti 1,1 GW pembangkit batubara dengan EBT, serta menetapkan 51,6% penambahan pembangkit berbasis EBT.
-
Mengapa PLN membangun PLTS di IKN Nusantara? Presiden Jokowi mengatakan, pembangunan PLTS ini menunjukkan keseriusan pemerintah melalui PLN dalam menyiapkan sistem kelistrikan yang andal dan berbasis pada energi ramah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan listrik di IKN Nusantara. Hal ini selaras dengan pembangunan IKN sebagai forest city yang hijau dan ramah lingkungan.
-
Apa yang sedang dibangun oleh PLN untuk memfasilitasi penggunaan energi terbarukan di Indonesia? PLN sendiri saat ini sedang membangun green enabling supergrid yang dilengkapi dengan smartgrid dan flexible generations. “Karena adanya ketidaksesuaian antara lokasi energi terbarukan yang tersebar di Sumatera dan Kalimantan, serta jauh dari pusat demand yang berada di Jawa, maka kita rancang skenario Green Enabling Supergrid. Sehingga, potensi EBT yang tadinya tidak bisa kita manfaatkan, ke depan menjadi termanfaatkan. Selain itu, tentunya akan mampu membangkitkan kawasan dengan memunculkan episentrum ekonomi baru," jelas Darmawan.
"Melalui public launching ini PLN siap mendukung era Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) dan PLN memastikan penyediaan infrastruktur kelistrikan melalui pembangunan PKLU," kata Zulkifli, Jumat (18/12).
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menambahkan, diperlukan penggunaan sumber energi lokal terutama energi baru terbarukan dan gas, yang digunakan untuk pembangkit listrik sebagai penyedia listrik bagi KBLBB. Sehingga dapat meningkatkan kualitas udara dan mendukung pencapaian target pengurangan emisi Gas Rumah Kaca nasional.
"Kementerian ESDM berencana pembangunan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di 2.400 titik, dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) di 10 ribu titik sampai dengan tahun 2025, serta peningkatan daya listrik di rumah tangga pengguna KBLBB," paparnya.
Oleh karena itu, dia menekankan pentingnya kerjasama semua pihak untuk meningkatkan penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai.
"Dasar pemikiran Program KBLBB tersebut adalah untuk meningkatkan Ketahanan Energi Nasional dengan mengurangi ketergantungan impor BBM, yang akan berdampak positif dalam pengurangan tekanan pada Neraca Pembayaran Indonesia akibat impor BBM," tuturnya.
Potensi Produsen Kendaraan Listrik
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan menyebut bahwa Indonesia mempunyai potensi besar untuk menjadi produsen kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB). Potensi yang besar itu juga telah dilirik oleh banyak investor baik asing maupun dalam negeri.
"Potensi Indonesia sebagai produsen kendaraan bermotor listrik berbasis baterai sangatlah besar. Hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa investor asing yang telah menanamkan sahamnya untuk memproduksi KBLBB," katanya dalam acara Public Launching KBLBB yang digelar di Jakarta, Kamis (17/12).
Sejumlah investor asing yang dimaksud, di antaranya Hyundai yang telah melakukan investasi untuk membangun basis kendaraan listrik di Indonesia, kemudian BYD, yang telah memulai penggunaan kendaraan bus listrik hingga sejumlah investor asing lain seperti CATL dan LG Chem yang disebut Luhut tengah berminat untuk membangun industri baterai untuk kendaraan listrik di dalam negeri.
"Tesla juga sudah menyampaikan minat yang kuat untuk berinvestasi di Indonesia dan mereka akan melakukan kunjungan pada nanti tahun depan bulan Januari," imbuh Luhut.
(mdk/azz)