PLN Sulap Sampah Jadi Bahan Bakar PLTU di Kota Medan, Begini Cara Kerjanya
Fasilitas ini dapat membantu mengurangi emisi karbon yang dihasilkan sektor kelistrikan, khususnya dari PLTU.
PLN Indonesia Power (PLN IP) membangun fasilitas produksi Bahan Bakar Jumputan Padat atau BBJP Plant di Kota Medan. Fasilitas ini akan difungsikan sebagai pengelolaan sampah yang menjadi masalah di Medan.
Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan PLN IP terus melakukan inovasi untuk mengakselerasi transisi energi, salah satunya dengan menerapkan cofiring biomassa yang berasal dari sampah untuk dimanfaatkan sebagai energi primer PLTU.
- PLN IP Terapkan Teknologi Canggih untuk Tekan Emisi Karbon, Seperti Apa?
- PLN Belum Mau Garap Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Karena Hal Ini
- PT SIG Pasok 400 Ribu Ton Semen Ramah Lingkungan buat Infrastruktur IKN
- Perusahaan Baja Ini Gunakan PLTS Atap untuk Kurangi Emisi Karbon, Jadi Salah Satu Terbesar di Jawa Barat
"Dengan penerapan cofiring maka PLN Indonesia Power dapat membantu mengurangi emisi karbon yang dihasilkan sektor kelistrikan, khususnya dari PLTU," kata Edwin dalam keterangan tertulis, Minggu (28/7).
Pembangunan fasilitas pilot project BBJP Plant yang berlokasi di TPA Terjun Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan dilakukan bersama Pemerintah Kota Medan.
Aset pilot project BBJP Plant Kota Medan pun diserahkan ke Pemerintah Kota Medan melalui Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan.
Edwin mengungkapkan, fasilitas BBJP menghasilkan 16 ton per bulan yang berasal dari sampah kota Medan.
BBJP yang dihasilkan kemudian dikirim ke PLTU Pangkalan Susu sebagai bahan campuran energi primer PLTU Pagkalan Susu.
Persentase campuran BBJP sebesar 3 persen dari Bahan Bakar yang digunakan setiap harinya oleh PLTU Pangkalan Susu. Nilai kalori BBJP yang dihasilkan sebesar 3400 KCal/Kg.
"Program Pilot Project BBJP ini alhamdulillah sudah terealisasi berkat dukungan beberapa pihak, terima kasih atas kerjasama dan sinergi selama ini," tambah Edwin.
Edwin menjelaskan PLTU Pangkalan Susu berkontribusi besar terhadap sistem kelistrikan Sumatera Bagian Utara melalui sistem transmisi 275 KV.
Kontribusi PLTU Pangkalan Susu sebesar 29 persen dari kebutuhan di sistem kelistrikan Sumatera Bagian Utara.
"Dengan peneyerapan BBJP ini maka PLN Indonesia Power dapat mengurangi konsumsi batu bara PLTU yang menjadi tulang punggung kelistrikan, serta membantu Pemerintah Daerah dalam mengurangi masalah sampah," tuturnya.
Menurut Edwin, komitmen PLN Indonesia Power UBP Pangkalan Susu menyerap hasil BBJP dapat memberikan dampak berganda.
Selain mengurangi volume sampah yang dapat berpotensi menjadi suatu permasalahan, aksi ini juga dapat berdampak pada kesejahteraan masyarakat apabila diolah kembali menjadi produk yang bermanfaat.
"Mudah-mudahan ini dapat dijadikan contoh untuk membuat kapasitas produksi semakin lebih besar lagi sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat yang ada di daerah ini. Karena itu sudah menjadi cita-cita kita bersama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar," ucap Edwin.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan, Muhammad Husni memberikan apresiasi kepada PT PLN (Persero) dan PLN Indonesia Power UBP Pangkalan Susu atas suksesnya pilot project BBJP Plant sebagai tempat pemanfaatan sampah sebagai bahan baku biomassa untuk digunakan sebagai campuran bahan bakar batubara atau cofiring di PLTU Pangkalan Susu.
"Kami menyampaikan terima kasih yang sebesar besarnya khususnya PLN Indonesia Power PLTU Pangkalan Susu atas upaya bagaimana sampah itu bisa dikelola menjadi Bahan Bakar Jumputan Padat sebagai biomassa," ujar Muhammad Husni.
TPA Terjun merupakan tempat pembuangan akhir sampah Kota Medan. TPA Terjun berlokasi di Kelurahan Terjun Kecamatan Kecamatan Medan Marelan. TPA ini dikelola oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan yang beroperasi sejak tahun 1993 diatas lahan seluas 137.563m² dengan sistem open dumping dan volume sampah sebanyak 1.535 ton sampah per hari.