Potret UMKM RI, Kuasai Ekonomi Namun Minim Mendapat Modal Perbankan
Kementerian Koperasi dan UKM mencatat proporsi kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terhadap total kredit perbankan baru mencapai 19,97 persen per 2020. Hal ini karena sektor produktif masih dilihat sebagai usaha berisiko tinggi dan rendahnya literasi keuangan di kalangan UMKM.
Kementerian Koperasi dan UKM mencatat proporsi kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terhadap total kredit perbankan baru mencapai 19,97 persen per 2020. Hal ini karena sektor produktif masih dilihat sebagai usaha berisiko tinggi dan rendahnya literasi keuangan di kalangan UMKM.
"Kegiatan UMKM juga dianggap tidak feasible serta sulitnya UMKM dalam melengkapi persyaratan administratif pembiayaan formal," kata Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam webinar Peran Sektor Keuangan Bangkitkan UMKM, Kamis (25/2).
-
Apa yang dimaksud dengan UMKM? Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor penting yang turut mendukung perekonomian suatu negara.
-
Apa itu UMKM? UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis usaha kecil yang dijalankan oleh individu atau kelompok dengan modal terbatas, tetapi memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara.
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Siapa saja yang terlibat dalam UMKM? Usaha ini dijalankan oleh perorangan, keluarga, atau kelompok kecil yang memiliki modal terbatas dan dikelola secara mandiri.
-
Bagaimana KM Umsini dipadamkan? Api sudah berhasil dipadamkan pada pukul 09.30 WITA," ucap Evan Eryanto mengutip Liputan6.com (10/6).
-
Bagaimana UMKM dikategorikan? UMKM diklasifikasikan menjadi tiga kategori: usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah.
Seharusnya dengan populasi UMKM yang besar, maka sudah sepatutnya rasio kredit perbankan untuk UMKM meningkat pada angka 22 persen hingga 30 persen. Populasi UMKM saat ini mendominasi hingga 99 persen unit usaha, menyerap 97 persen tenaga kerja, dan berkontribusi 61,1 persen terhadap PDB.
"Di sinilah pekerjaan rumah yang harus kita selesaikan menyongsong UMKM nasional lebih berdaya saing dan mendunia," ujarnya.
Maka dari itu, pemerintah berkolaborasi bersama Bank Indonesia serta lembaga pembiayaan untuk terus meningkatkan literasi keuangan sekaligus meningkatkan pembiayaan formal kepada UMKM.
Dia mengatakan program literasi ini diharapkan dapat mendorong pembiayaan yang efektif untuk meningkatkan skala usaha UMKM sesuai amanat UU Cipta Kerja No 11 Tahun 2020. "Saya juga berharap pelaku UMKM di tanah air untuk mendapatkan akses pembiayaan hingga skala ekonominya lebih efisien dan menjadi katalisator perekonomian Indonesia," kata Menteri Teten.
Stimulus UMKM
Lanjut Menteri Teten, saat ini pemerintah tengah menyiapkan stimulus yang diharapkan dapat membangkitkan UMKM pada 2021 dan berdampak pada perekonomian Indonesia secara agregat. Antara lain berupa Subsidi Bunga KUR dan Non KUR, KUR Super Mikro, modal kerja koperasi melalui LPDB, dan Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM).
Menurutnya, pemulihan sektor UMKM dan koperasi adalah faktor penting untuk menjawab tantangan pemulihan ekonomi nasional sebagai dampak dari pandemi Covid-19.
Realisasi penyaluran KUR pada sektor produktif di 2020 terus meningkat menjadi 57,25 persen dibandingkan tahun 2019 sebesar 52 persen. Porsi penyaluran KUR tahun 2020 terbesar disalurkan di sektor perdagangan (42,8 persen) kemudian sektor pertanian (29,6 persen) dan jasa (14,9 persen).
"Sektor pertanian menyerap paling banyak pelaku usaha mikro. Menjadi PR kita bersama untuk meningkatkan pembiayaan pada sektor pertanian yang secara tidak langsung dapat mengurangi angka kemiskinan, pengangguran, dan tantangan pemenuhan pangan di masa depan," pungkasnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)