PPSDM KEBTKE Gelar Webinar Menyongsong Era Biohidrokarbon di Indonesia
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (PPSDM KEBTKE) mengadakan webinar bertajuk 'Menyongsong Era Biohidrokarbon di Indonesia'.
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (PPSDM KEBTKE) mengadakan webinar bertajuk 'Menyongsong Era Biohidrokarbon di Indonesia'. Pembicara dalam acara webinar kali ini, di antaranya Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia ESDM Prahoro Yulijanto Nurtjahyo , VP Downstream Research Technology Innovation PT. Pertamina Andianto Hidayat, Peneliti – PPPTMGB Lemigas Kementerian ESDM Lies Aisyah, Ketua Ikatan Ahli Bioenergi Indonesia (IKABI)/ITB Tatang Hernas Soerawidjaja.
Prahoro mengungkapkan, saat ini pemerintah aktif mendorong pengembangan BBN biohidrokarbon yang karakteristiknya sama atau bahkan lebih baik daripada senyawa hidrokarbon/BBM berbasis fosil. BBN Biohidrokarbon yang ramah lingkungan dapat langsung digunakan (drop-in) sebagai substitusi BBM fosil tanpa perlu penyesuaian mesin kendaraan. BBN biohidrokarbon dapat dibedakan menjadi green-gasoline, green-diesel, dan bioavtur.
-
Kapan energi terbarukan menjadi solusi yang sangat penting? Dalam era yang semakin sadar akan isu lingkungan dan perubahan iklim, penggunaan energi terbarukan menjadi sangat penting dalam mencapai tujuan perlindungan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.
-
Apa yang sedang dibangun oleh PLN untuk memfasilitasi penggunaan energi terbarukan di Indonesia? PLN sendiri saat ini sedang membangun green enabling supergrid yang dilengkapi dengan smartgrid dan flexible generations. “Karena adanya ketidaksesuaian antara lokasi energi terbarukan yang tersebar di Sumatera dan Kalimantan, serta jauh dari pusat demand yang berada di Jawa, maka kita rancang skenario Green Enabling Supergrid. Sehingga, potensi EBT yang tadinya tidak bisa kita manfaatkan, ke depan menjadi termanfaatkan. Selain itu, tentunya akan mampu membangkitkan kawasan dengan memunculkan episentrum ekonomi baru," jelas Darmawan.
-
Bagaimana Eceng Gondok bisa menjadi sumber energi terbarukan? Biomassa eceng gondok di Amerika Selatan dapat dielaborasi menjadi biofuel. Rendahnya lignin pada eceng gondok membuatnya menjadi pilihan yang ideal untuk produksi biofuel. Selulosa dan hemiselulosa diubah dengan mudah menjadi gula dan dapat difermentasi, menghasilkan biomassa yang dapat dieksploitasi dalam industri biofuel. Eceng gondok juga digunakan dalam produksi briket, bioetanol, dan biogas.
-
Apa yang baru ditemukan oleh ilmuwan tentang energi gelap? Sebuah pemodelan baru yang dijelaskan lewat makalah arXiv mengungkapkan sebuah bukti anyar tentang salah satu misteri terbesar di alam semesta. Misteri itu ialah dark energy atau energi gelap. Sebelumnya, para ilmuwan sendiri telah berteori sejak lama tentang alam semesta yang didominasi oleh energi gelap yang aneh dan misterius.
-
Kenapa PLN menerapkan strategi ARED untuk pengembangan energi baru terbarukan? Oleh karena itu, Darmawan mengatakan, PLN di bawah arahan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah menyiapkan strategi Accelerated Renewable Energy Development (ARED) yang mampu meningkatkan kapasitas pembangkit energi baru terbarukan hingga 75% pada tahun 2040.
-
Apa contoh energi terbarukan yang memanfaatkan sinar matahari untuk menghasilkan listrik? Energi surya menggunakan sinar matahari untuk menghasilkan listrik dan panas. Panel surya mengkonversi sinar matahari menjadi energi listrik melalui proses fotovoltaik.
"Pemanfaatan energi fosil makin tahun akan makin dikurangi jumlahnya sejalan cadangan energi fosil kita yang semakin terbatas. Oleh karenanya, kita patut bangga bahwa Indonesia adalah negara pertama yang berhasil mengimplementasikan B30 dengan bahan baku utama bersumber dari kelapa sawit," imbuhnya.
Melalui Webinar ini Prahoro berharap dapat menambah wawasan masyarakat dalam menyongsong era biohidrokarbon di indonesia.
Tatang Hernas Soerawidjaja Ketua Ikatan Ahli Bioenergi Indonesia (IKABI)/ITB menyampaikan bahwa Abad ke-20 adalah abad perekonomian hidrokarbon, minyak bumi, alias sumber daya hidrokarbon fosil, adalah penggerak utama pertumbuhan ekonomi dunia
Energi adalah darah atau oksigennya perekonomian dan minyak bumi adalah sumber daya utama energi di abad ke-20. Berkembang pesatnya pembangunan Indonesia di era Orde Baru (1967 – 1998) juga karena negara kita memanfaatkan minyak bumi sebagai basis pertumbuhan ekonomi. Di masa itu Indonesia adalah negara pengekspor netto minyak bumi.
©2020 Merdeka.com
"Sejak 2004 negara kita telah menjadi importir netto minyak bumi dan impornya melaju cepat dari tahun ke tahun," katanya.
"Mengapa Tuhan membuat Indonesia lebih cepat mengalami kekurangan minyak bumi?, jawaban saya adalah supaya bangsa indonesia beralih fokus ke kekayaan nabati/hayati yang dianugerahkan kepada kita di tanah air ini dan memanfaatkan sumber daya bahan bakar terbarukan tersebut sebaik-baiknya," lanjutnya.
Indonesia dianugerahi kekayaan nabati luar biasa yang memungkinkannya menjadi pusat biohidrokarbon dunia dan negara maju di era perekonomian berbasis nabati (bio-based economy).
Semoga naluri/insting berinovasi anak-anak bangsa indonesia memadai untuk mensumberdayakan kekayaan nabati luar biasa tersebut menjadi penggerak pertumbuhan tangguh dan pesat perekonomian negeri.
"Pengembangan Bahan Bakar Nabati Energi dimaksudkan mengurangi ketergantungan pada impor minyak dan untuk menggantikan bahan bakar minyak jenis solar dan bensin. Untuk bahan bakar minyak jenis minyak solar, telah disubstitusi sampai 30% (B30)," ujar Lies Aisyah.
Kebijakan mandatori biodiesel dan pengembangan biohidrokarbon/green fuels mutlak dilakukan untuk mendorong ketahanan energi nasional, penghematan devisa negara dan pengurangan emisi CO2. Penyusunan arah kebijakan biohidrokarbon dan perumusan standar dan mutu (spesifikasi) green fuel menjadi prioritas utama.
"Produk hasil co-processing RU II Dumai (Co-processing 12,5% sawit untuk menghasilkan minyak solar) serta RU III Plaju (Co-processing 7,5% dan 15% sawit untuk menghasilkan bensin) memiliki karakteristik dan spesifikasi sesuai bahan bakar eksisting dan dapat dikomersialisasikan," ungkapnya.
Sementara itu, Andianto Hidayat mengatakan,Green Diesel Pertamina/D100, sejak tahun 2010 mulai menjajaki teknologi pengolahan bahan baku nabati dari Palm Oil (CPO, RBDPO, UCO dan sejenisnya) menjadi bahan bakar berkualitas tinggi. RBDPO 100% dengan hydrogen dan katalis khusus menghasilkan produk Green Diesel D100.
"Pertamina perlu dukungan dari pemerintah untuk membangun kilang pengolahan atau refinery untuk memproduksi green diesel," imbuhnya.
PPSDM KEBTKE berkomitmen dan mendukung, pada zona Integritas untuk menuju WBK (Wilayah Bebas Korupsi) dan WBBM (Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani). Melalui 'GOOD GOVERNANCE AND CLEAN GOVERNMENT', ragam upaya peningkatan layanan dilaksanakan di semua lini. PPSDM KEBTKE siap melayani kebutuhan pengembangan sumber daya manusia bidang ketenagalistrikan, energi baru, terbarukan dan konservasi energi.
(mdk/hhw)