PGN dan PIS Resmi Kolaborasi Pemanfaatan Energi Berbahan Bakar Rendah Karbon dan Moda Maritim
Bahan bakar rendah karbon tersebut yaitu CNG, LNG, hidrogen, amonia, atau bahan bakar lainnya untuk kendaraan dan kapal-kapal milik PIS.
PGN dan PIS akan mengkaji berbagai potensi bisnis dalam pembangunan, pemanfaatan infrastruktur, dan moda pengangkutan maritim yang terkait dengan produk berbahan bakar rendah karbon.
PGN dan PIS Resmi Kolaborasi Pemanfaatan Energi Berbahan Bakar Rendah Karbon dan Moda Maritim
Subholding Gas PT Pertamina (Persero), PT PGN Tbk, bekerja sama dengan PT Pertamina International Shipping (PIS), sebagai Subholding Integrated Marine Logistics Pertamina dalam pembangunan, pemanfaatan infrastruktur, dan moda pengangkutan maritim.
Direktur Utama PGN, Arief Setiawan Handoko mengatakan, PGN dan PIS akan mengkaji berbagai potensi bisnis dalam pembangunan, pemanfaatan infrastruktur, dan moda pengangkutan maritim yang terkait dengan produk berbahan bakar rendah karbon.
Bahan bakar rendah karbon tersebut yaitu CNG, LNG, hidrogen, amonia, atau bahan bakar lainnya untuk kendaraan dan kapal-kapal milik PIS.
"Melalui kerja sama ini, PIS juga dapat memberikan support kepada PGN untuk menyediakan jasa pengangkutan LNG, amonia, hidrogen, liquid CO2 maupun komoditas lainnya dalam bentuk LNG carrier, FSRU, FRU, powership atau moda pengangkutan maritim lainnya," ujar Arief.
Dia melanjutkan, sejalan dengan komitmen menekan emisi pada industri maritim, kerja sama juga untuk mewujudkan peran Pertamina Grup dalam mencapai target nol emisi karbon (NZE) pada 2060 dan perannya pada masa transisi energi saat ini.
"Kami berharap kerja sama ini akan saling menguntungkan dan kajian dapat berjalan secara menyeluruh, sehingga dapat segera direalisasikan," sebut Arief.
Direktur Utama PIS, Yoki Firnandi menambahkan, kerja sama merupakan satu wujud sinergi yang dapat memperkuat Pertamina Grup dan komitmen melayani Indonesia.
"PIS berkolaborasi dengan PGN untuk memanfaatkan berbagai armada dan infrastruktur, yang dimiliki dalam penyaluran gas bumi yang lokasinya tersebar," ujarnya.
Selanjutnya, antara PGN dan PIS akan melihat adanya opsi untuk kepemilikan bersama atas LNG carrier ataupun moda pengangkutan maritim lainnya serta pemanfaatan bersama fasilitas milik PIS seperti Jakarta Integrated Green Terminal.
PGN dan PIS juga akan melakukan studi pengembangan bersama dalam hal pengapalan, marine facilites dan terminal storage yang menggunakan bahan bakar rendah karbon.
Arief melanjutkan PGN akan memberikan dukungan terhadap penggunaan bahan bakar yang ramah lingkungan pada industri maritim.
Terobosan bisnis yang telah diinisiasi adalah LNG bunkering services, yang mana LNG menjadi alternatif bahan bakar kapal laut.
Di samping itu, menurut dia, PGN memerlukan jalur maritim untuk mengangkut LNG menuju berbagai lokasi yang belum terjangkau jaringan pipa gas bumi.
Dengan demikian, tambahnya, selain dapat memperluas terobosan bisnis PGN untuk penyediaan bahan bakar ramah lingkungan, kerja sama dengan PIS akan dapat mendorong ekspansi bisnis dalam mendistribusikan gas bumi ke berbagai wilayah.
"PGN menyadari pentingnya industri maritim baik untuk pemenuhan energi maupun menunjang aktivitas perekonomian. Semoga, ke depan sinergi PGN dan PIS dapat berjalan nyata yang dalam pelaksanaannya memenuhi aturan internasional IMO dengan adopsi teknologi berbasis energi ramah lingkungan," jelas Arief.