Presiden Jokowi: Proyek SUTT Nias upaya untuk atasi masalah listrik
Pembangunan 393 tower SUTT itu rencananya akan selesai pada April 2017.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meletakkan batu pertama pembangunan saluran udara tegangan tinggi (SUTT) 70 kV Nias di Teluk Dalam Idanoi Nias Sumut, Jumat. Presiden menegaskan proyek ini sebagai solusi permasalahan listrik di Nias.
"Seperti kita tahu listrik di Nias bermasalah awal Juni 2016 lalu, ini merupakan upaya untuk mengatasinya," kata Presiden Jokowi di Idanoi Nias, Sumut, seperti dilansir Antara, Jumat (19/8).
Pembangunan SUTT itu dalam rangka peningkatan infrastruktur kelistrikan di Pulau Nias. Pembangunan SUTT 70 kV sepanjang 110 kilometer (Km) itu penting bagi sistem kelistrikan di Nias guna meningkatkan keandalan pasokan listrik bagi warga Nias.
Dalam kegiatan itu Jokowi didampingi Menteri BUMN Rini Soemarno, Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi, dan Dirut PLN Sofyan Basir.
Pembangunan SUTT itu rencananya akan selesai pada April 2017. Nantinya saluran itu akan terdiri dari 393 tower di mana tanah yang telah dibebaskan saat ini sudah tersedia untuk 172 tower.
Selain meletakkan batu pertama pembangunan SUTT, Presiden Jokowi juga mengunjungi mobile power Plan (MPP) Nias 1x25 MW yang telah diresmikan pembangunannya oleh dirinya pada 1 Juni 2016.
Saat ini proses pengerjaan telah mencapai 59 persen dan diperkirakan akan beroperasi pada akhir Oktober 2016. Selain menambah pasokan listrik, MPP itu akan mengurangi pemakaian pembangkit listrik tenaga diesel sehingga mengefisienkan biaya produksi listrik.
Dirut PLN Sofyan Basir menjelaskan saat ini sistem kelistrikan di Pulau Nias ditopang dari pembangkit diesel di Gunung Sitoli dan Teluk Dalam dengan total daya sebesar 33,15 MW, sementara untuk beban puncak di sistem Nias saat ini mencapai 24,02 MW.
Dia menyebutkan seluruh pengembangan infrastruktur kelistrikan itu masuk dalam program 35.000 MW demi mewujudkan peningkatan rasio elektrifikasi seperti yang tertuang dalam Program Nawacita Pemerintahan Jokowi-JK.
"Saat ini PLN sedang konsentrasi untuk melakukan percepatan pencapaian target 35.000 MW, tentunya hal ini tidak lepas dari dukungan pemerintah, masyarakat dan pemangku kepentingan," kata Sofyan Basir.
Baca juga:
Tak ada PMN di 2017, bos PLN waspadai proyek pembangkit 35.000 MW
Melihat lebih dekat PLTA Poso 2 karya anak bangsa
Genjot program 35.000 MW, PLN tenderkan 4 pembangkit
Ekonomi global jadi kendala dalam proyek listrik 35.000 MW
ESDM: Walaupun ganti pimpinan, 35.000 MW jalan terus
Menteri Tahar cari formula harga energi primer pembangkit listrik
Pengusaha: Proyek 35.000 MW tak secepat harapan Presiden Jokowi
-
Bagaimana PLN dan ACWA Power akan membangun proyek ini? Kesepakatan ketiga perusahaan ini akan berlangsung pada business matching di flagship event KTT ASEAN ke-43 yaitu ASEAN Indo Pacific Forum (AIPF) yang berlangsung pada 5 - 6 September 2023. Kerja sama ini juga menjadi bukti hubungan bilateral yang kuat antara Indonesia dan Arab Saudi.
-
Mengapa PLN, ACWA Power, dan Pupuk Indonesia berkolaborasi membangun proyek ini? Kerja sama ini juga menjadi bukti hubungan bilateral yang kuat antara Indonesia dan Arab Saudi.
-
Bagaimana PLN mendukung transisi ke kendaraan listrik? PLN siap mendukung upaya pemerintah dalam mendorong ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Pengguna EV tidak perlu risau, sebab infrastruktur telah dibangun lebih merata. Apalagi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU), dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) telah siap, mudah dan nyaman digunakan.
-
Apa yang akan dihasilkan dari proyek kolaborasi PLN, ACWA Power, dan Pupuk Indonesia? Proyek ini akan menghasilkan hidrogen yang berfungsi sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan.
-
Mengapa Indonesia memprioritaskan pengembangan ekosistem Kendaraan Listrik (EV)? Pemerintah telah memprioritaskan pengembangan ekosistem Kendaraan Listrik (EV) dengan target 13 juta sepeda motor listrik dan 2 juta mobil listrik pada 2030.
-
Apa yang sedang dibangun oleh PLN untuk memfasilitasi penggunaan energi terbarukan di Indonesia? PLN sendiri saat ini sedang membangun green enabling supergrid yang dilengkapi dengan smartgrid dan flexible generations. “Karena adanya ketidaksesuaian antara lokasi energi terbarukan yang tersebar di Sumatera dan Kalimantan, serta jauh dari pusat demand yang berada di Jawa, maka kita rancang skenario Green Enabling Supergrid. Sehingga, potensi EBT yang tadinya tidak bisa kita manfaatkan, ke depan menjadi termanfaatkan. Selain itu, tentunya akan mampu membangkitkan kawasan dengan memunculkan episentrum ekonomi baru," jelas Darmawan.