3 PR Indonesia yang Ingin Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
Ada 19 aspek yang perlu disiapkan jika Indonesia hendak menjalankan program pembangkit listrik dari nuklir.
PT PLN (Persero) mendukung inisiasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang telah masuk ke dalam Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) 2033.
Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PLN Evy Haryadi mengatakan, terdapat 19 aspek yang perlu disiapkan jika Indonesia hendak menjalankan program pembangkit listrik dari nuklir.
Namun, ia menyebut tiga aspek di antaranya masih jadi pekerjaan rumah yang wajib diselesaikan. Antara lain terkait posisi nasional, manajemen, hingga keterlibatan pemangku kepentingan.
"Dari 16 informasi yang kami terima itu sudah siap dari beberapa stakeholder, ada 3 aspek yang masih menjadi PR. Itu national position, kemudian management, dan juga stakeholder involvement," ujar Evy di sela-sela acara Peluncuran Electricity Connect 2024 di Jakarta, Rabu (17/7).
Menurut dia, ketiga PR tersebut akan banyak dikaji lebih mendalam. Semisal untuk urusan manajemen, lewat pembentukan Badan Pelaksana Program Energi Nuklir atau Nuclear Energy Program Implementation Organization (NEPIO).
"Jadi itu organisasi yang nanti me-manage (mengatur) seperti apa pembangunan terjadi. Di sana akan bisa didiskusikan," imbuh Evy.
Wacana transisi menuju PLTN ini pun akan turut dibahas dalam acara Electricity Connect, yang akan digelar oleh Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI) pada 20-22 November 2024 mendatang.
Sebagai Ketua Umum DPP MKI, Evy mengatakan, akan turut mengundang sejumlah pelaku industri terkait nuklir untuk hadir di acara Electricity Connect
"Tentunya di sini akan terjadi sharing informasi seperti apa tantangan yang ada ketika kita akan menjalankan program nuklir dan lain-lain," kata Evy.
Terkait proyek PLTN yang masuk ke dalam RUKN 2023, Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Eniya Listiani Dewi menuturkan, program-program ketenagalistrikan yang menyinggung terkait nuklir dapat mulai dimaksimalkan.
Eniya mengaku dirinya sudah beberapa kali membahas terkait pembangkit listrik tenaga nuklir bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.
Namun yang menjadi perhatian saat ini, masalah keselamatan, kesiapan teknologi, dan sumber daya manusia (SDM) yang menangani PLTN tersebut.
"Pak Menko (Luhut) masih perlu diyakinkan untuk masalah keselamatan dan SDM yang menangani, tetapi regulasinya sudah kami siapkan," kata Eniya dikutip dari Antara.