Presiden Jokowi Tegaskan Transisi Energi Pekerjaan Rumah Seluruh Negara Dunia
Jokowi menyatakan, percepatan transisi energi baru dan terbarukan (EBT) bukan merupakan pekerjaan rumah Indonesia semata. Menurutnya, percepatan pemanfaatan energi yang lebih ramah lingkungan tersebut merupakan tanggung jawab internasional, termasuk seluruh negara anggota KTT G20.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, percepatan transisi energi baru dan terbarukan (EBT) bukan merupakan pekerjaan rumah Indonesia semata. Menurutnya, percepatan pemanfaatan energi yang lebih ramah lingkungan tersebut merupakan tanggung jawab internasional, termasuk seluruh negara anggota KTT G20.
"Transisi energi ini adalah pekerjaan rumah kita semua, tidak hanya bagi Indonesia. Namun, juga bagi seluruh negara G20 dan komunitas global," ujar Presiden Jokowi dalam paparannya yang dibacakan oleh Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dalam webinar Peluncuran Transisi Energi G20 di Jakarta, Kamis (10/2).
-
Bagaimana Pertamina ingin mengurangi emisi karbon? Karena dengan mencampur 35 persen dalam diesel bioenergi, maka kita bisa menghemat neraca perdagangan kita yang selama ini import, kita kurangi sebesar Rp 122 triliun pertahun. Dan ini bisa menurunkan emisi 28 juta tonCO2 emision pertahun.
-
Apa yang sedang dibangun oleh PLN untuk memfasilitasi penggunaan energi terbarukan di Indonesia? PLN sendiri saat ini sedang membangun green enabling supergrid yang dilengkapi dengan smartgrid dan flexible generations. “Karena adanya ketidaksesuaian antara lokasi energi terbarukan yang tersebar di Sumatera dan Kalimantan, serta jauh dari pusat demand yang berada di Jawa, maka kita rancang skenario Green Enabling Supergrid. Sehingga, potensi EBT yang tadinya tidak bisa kita manfaatkan, ke depan menjadi termanfaatkan. Selain itu, tentunya akan mampu membangkitkan kawasan dengan memunculkan episentrum ekonomi baru," jelas Darmawan.
-
Bagaimana Pertamina mengurangi emisi karbon di tahun 2023? “Pada tahun 2023, realisasi reduksi emisi scope 1 & 2 Pertamina mencapai 124% dari target. Pertamina berhasil melakukan dekarbonisasi sebesar 1,13 juta ton C02e dari target 910 ribu ton C02e,”imbuhnya.
-
Apa yang akan dikembangkan Pertamina dari bahan bakar berbasis bioenergi? Pertamina akan memanfaatkan bahan bakar nabati seperti tebu, jagung, singkong dan sorgum untuk mengembangkan bioenergi.
-
Kenapa panas bumi dianggap sebagai energi terbarukan yang paling potensial untuk mengurangi karbonisasi? Ini dikarenakan panas bumi memiliki ketersediaan terbaik di antara energi terbarukan lainnya serta dapat dikontrol, selain itu dengan potensinya yang sangat besar di Indonesia, panas bumi mampu menjadi baseload hijau untuk sektor industri, sebagai sumber energi terbarukan strategis yang utama," ujar Julfi.
-
Kapan Pemprov Kaltim mendorong Perusda untuk menerapkan model bisnis berbasis energi terbarukan? Upaya transformasi energi di Kalimantan Timur mulai diterapkan dalam bisnis perusahaan daerah (Perusda) di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Hal ini sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo agar Indonesia perlahan beralih ke energi terbarukan.
Presiden Jokowi melanjutkan, percepatan transisi energi baru dan terbarukan juga bukan merupakan tanggung jawab pemerintah antar negara semata. Melainkan juga sektor swasta internasional, mencakup lembaga keuangan di dalamnya.
"Tidak hanya pemerintah namun juga bagi korporasi, lembaga keuangan, dan semua pemangku kepentingan," jelasnya.
Kepala negara ini menyampaikan, Indonesia sendiri telah menetapkan target emisi nol persen atau net zero emission pada 2060 atau lebih cepat. Target ini sebagaimana kesepakatan dalam KTT perubahan iklim (COP26) di Glasgow, Skotlandia.
Maka dari itu, Presiden Jokowi meminta dukungan internasional dalam mewujudkan target emisi nol persen itu. Antara lain dengan melakukan investasi di sejumlah proyek pengembangan energi ramah lingkungan di Indonesia.
"Pada COP 26 Glasgow kita telah mencapai kesepakatan untuk bersama-sama memacu pemakaian energi yang ramah lingkungan," tutupnya.
Pilar Transisi Energi Indonesia
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, menyampaikan pilar transisi energi merupakan salah satu pilar utama yang akan dibahas dalam Presidensi G20 2022 di Indonesia, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Pada peluncuran G20 Indonesia Desember 2021, bapak Presiden Joko Widodo telah mengumumkan 3 isu atau pilar yang akan dibahas Indonesia pada Presidensi G20, yaitu kesehatan global, transformasi ekonomi digital,m dan transisi energi," kata Menteri Arifin.
Ketiga isu ini diharapkan dapat mewujudkan tema utama presidensi G20 Indonesia yaitu Recover together, Recover stronger atau pulih bersama dan pulih lebih kuat. Menurutnya, Presiden Jokowi telah mengarahkan agar pertemuan G20 dapat menghasilkan kesepakatan yang konkrit dan menghindari perdebatan yang tidak perlu.
Oleh karena itu, sebagai pengampu transisi energi, Kementerian ESDM mendapat kepercayaan sekaligus tanggung jawab yang besar untuk menyukseskan Presidensi G20 pada pilar transisi energi.
Pilar transisi energi akan mengangkat 3 isu prioritas, yaitu perihal akses, teknologi dan pendanaan. Dengan 3 prioritas tersebut forum transisi energi diharapkan memberikan hasil persidangan G20 lebih konkrit guna memperkuat sistem energi global yang berkelanjutan serta transisi yang berkeadilan dalam konteks pemulihan yang berkelanjutan.
"Dengan urgensi 3 prioritas itu pula, pada pertemuan tingkat Menteri energi nanti di Bali pada awal September 2022, forum transisi energi diharapkan dapat mendapatkan kesepakatan global untuk mengakselerasi transisi energi," jelasnya.
Pilar transisi energi diharapkan menghimpun komitmen global lebih kuat, dalam rangka mencapai target global pada akses energi yang ditargetkan agenda tahun 2030, sebagai pembangunan berkelanjutan untuk meningkatkan pemanfaatan energi yang bersih dan mengintensifkan pendanaan transisi energi.
Hasil utama inilah yang diharapkan oleh Presidensi Indonesia sebagai tindak lanjut aksi-aksi Pasca COP26 atau Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-26 di Glasgow, Skotlandia, dan Presidensi G20 di Italia, dalam rangka mencapai karbon netral.
"Indonesia telah ditargetkan pada tahun 2060 akan mencapai karbon netral atau lebih cepat lagi dengan dukungan komunitas internasional. Oleh karena itu marilah kita semua bersama-sama mensukseskan Forum Transisi energi G20 2022," pungkasnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)