Produksi Industri Lesu, PLN Setop Operasional Pembangkit Listrik Diesel dan Gas
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengevaluasi pengoperasian pembangkit listrik karena pertumbuhan konsumsi yang tidak sesuai harapan. Hal ini bertujuan untuk menekan biaya operasional. Realisasi pertumbuhan konsumsi listrik sampai semester I 2019 sebesar 4,31 persen, tidak sesuai dengan yang diharapkan perusahaan.
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengevaluasi pengoperasian pembangkit listrik karena pertumbuhan konsumsi yang tidak sesuai harapan. Hal ini bertujuan untuk menekan biaya operasional.
Pelaksana tugas Direktur Utama PLN, Djoko Abumanan, mengatakan realisasi pertumbuhan konsumsi listrik sampai semester I 2019 sebesar 4,31 persen, tidak sesuai dengan yang diharapkan perusahaan. Hal ini disebabkan penurunan produksi sektor industri, sebagai konsumen listrik skala besar. "Pertumbuhan konsumsi listrik 4,31 persen jauh harapan kita," kata Djoko, di Jakarta, Senin (15/7).
-
Kapan PLN mulai mendukung ekosistem kendaraan listrik? PT PLN (Persero) berkomitmen untuk terus mendukung ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) yang berkembang pesat di Indonesia.
-
Bagaimana PLN mendukung transisi ke kendaraan listrik? PLN siap mendukung upaya pemerintah dalam mendorong ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Pengguna EV tidak perlu risau, sebab infrastruktur telah dibangun lebih merata. Apalagi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU), dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) telah siap, mudah dan nyaman digunakan.
-
Apa strategi PLN dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Indonesia? Dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo memaparkan strategi perseroan dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA/ Hydropower) di tanah air."Sebagai negara kepulauan, Indonesia menyimpan beragam sumber energi baru terbarukan. Khusus energi air, sebagai salah satu sumber energi terbesar, Air memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan hingga mencapai 95 GW, namun baru dimanfaatkan hanya sebesar 5,8 GW," papar Darmawan.
-
Apa yang menjadi pemicu semangat Jakarta Electric PLN untuk bangkit? Ketertinggalan menjadi sesuatu yang memacu semangat. Hal inilah yang berhasil dibuktikan oleh Jakarta Electric PLN yang berhasil comeback atas Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia.
-
Bagaimana cara PLTA Ketenger menghasilkan listrik? Air yang sudah tertampung di kolam selanjutnya dialirkan untuk menggerakkan turbin yang kemudian menghasilkan listrik.
-
Bagaimana PLN mendukung transisi energi di Indonesia? Dalam 2 tahun terakhir, PLN telah menjalankan berbagai upaya transisi energi. Di antaranya adalah membatalkan rencana pembangunan 13,3 Gigawatt (GW) pembangkit batubara, mengganti 1,1 GW pembangkit batubara dengan EBT, serta menetapkan 51,6% penambahan pembangkit berbasis EBT.
Djoko melanjutkan, akibat konsumsi listrik yang tidak sesuai harapan, PLN pun melakukan penyesuaian pasokan listrik. Dengan mengurangi pengoperasian pembangkit yang Biaya Pokok Produksinya tinggi. "Sehingga kalau pertumbuhan seperti ini PLN ada merit order. Mana sih yang murah, pembangkit baru atau lama," tuturnya.
Menurut Djoko, pembangkit yang saat ini dikurangi pengoperasianya adalah yang menggunakan sumber energi Bahan Bakar Minyak (BBM). Bahkan, PLN menghentikan operasi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) untuk wilayah Jawa Bali.
"Yang BBM dulu kita sepakat tahun ini haram hukumnya. Tahun lalu banyak kita bakar BBM. Tahun ini satu semester ini Jawa Bali tidak usah bahan bakar BBM," tuturnya.
Djoko melanjutkan, jenis pembangkit berikutnya yang mengalami pengurangan pengoperasian adalah Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG). Namun, pembangkit tersebut tetap bersiaga digunakan dalam kondisi tertentu untuk menjaga kehandalan sistem. "Gas standby tidak dioperasikan tapi pada waktu tertentu (siap) untuk keandalan," tuturnya.
Sedangkan, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) akan menjadi tumpuan, sebab Biaya Pokok Produksinya masih terbilang rendah. "Masih murah 7 sen (PLTU) masih murah, kalau bandingannya 1 (PLTU) banding 3 (gas) banding 6 (BBM)," tandasnya.
Reporter: Pebrianto Eko Wicaksono
Sumber: Liputan6
Baca juga:
Harga Mahal Alasan Jonan Belum Lirik Nuklir untuk Listrik Indonesia
PLN: Listrik di Kalimantan Siap Tunjang Kehadiran Ibu Kota Baru
PLTA Rajamandala Resmi Beroperasi, Listrik Jawa Bali Bertambah 47 MW
Kabel Semrawut Hiasi Kawasan Mangga Dua
157 Proyek Pembangkit Listrik Energi Baru Terbarukan Segera Dilelang
Kebijakan Penetapan Harga Batubara untuk Sektor Kelistrikan Berakhir 2019
Geo Dipa Mulai Pembangunan Pembangunan Panas Bumi Skala Kecil Pertama di Indonesia