Proses Ribet, UMKM Enggan Manfaatkan KUR Perbankan
Mereka beranggapan bahwa proses pengajuan kredit saat ini terlalu berbelit, dan mereka tak mau ribet. Padahal di Kota Susu tersebut masih banyak pelaku UMKM yang masih kekurangan modal.
Para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah mengaku enggan mengajukan kredit ke perbankan untuk mendapatkan modal. Mereka beranggapan bahwa proses pengajuan kredit saat ini terlalu berbelit, dan mereka tak mau ribet. Padahal di Kota Susu tersebut masih banyak pelaku UMKM yang masih kekurangan modal.
Pernyataan dikemukakan Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Boyolali, Karsino, disela acara Sosialisasi Program KUR dan Lembaga Keuangan untuk Kredit Usaha Rakyat yang diselenggarakan Bale Rakyat Aria Bima dan Yayasan Bangun Watak di Front One Hotel, Boyolali, Jumat (30/9)
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Kenapa Hanum Mega viral belakangan ini? Baru-baru ini nama Hanum Mega tengah menjadi sorotan hingga trending di Twitter lantaran berhasil membongkar bukti perselingkuhan suaminya.
-
Kolak apa yang viral di Mangga Besar? Baru-baru ini ramai di media sosial war kolak di kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat. Sebagaimana terlihat dalam video yang tayang di akun Instagram @noonarosa, warga sudah antre sejak pukul 14:00 WIB sebelum kedainya buka.
-
Apa yang viral di Bangkalan Madura? Viral video memperlihatkan seekor anjing laut yang tidak sewajarnya dikarenakan berkepala sapi yang berada di Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur.
-
Apa yang Hanum Mega unggah di media sosial yang membuatnya viral? Hanum mengunggah bukti chat suaminya dengan wanita lain.
-
Kenapa video tersebut viral? Video yang diunggahnya ini pun viral dan menuai perhatian warganet."YaAllah Kau bangunkan aku tengah malam, aku kira aku mimpi saat ku lihat suamiku sedang sujud," tulisnya di awal video yang diunggahnya.
"Di Boyolali ini pelaku UMKM kebanyakan tidak mau berbelit-belit sehingga mereka enggan untuk mengajukan kredit ke bank. Selain itu dari pihak bank sendiri juga belum maksimal untuk menyalurkan kredit ke pelaku UKM," ujarnya.
Menurut Karsino, di Boyolali ada sekitar 8.000 UMKM yang terdaftar di Disdagperin. Dikatakannya, jumlah tersebut meningkat pasca pandemi Covid-19 lalu. "Datanya memang tidak statis, selalu dinamis. Dulu sebelum pandemi jumlahnya banyak tetapi saat pandemi hilang dan sekarang sudah mulai banyak lagi," jelasnya.
Pemerintah Turunkan Bunga KUR
Menanggapi kondisi tersebut, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Aria Bima meminta para pelaku UKM agar melihat pasar yang terus berubah. Di era teknologi seperti saat ini, pilihan bagi konsumen semakin banyak.
"Coba kita lihat ke pasar, kita cek. Misal produk makanan, konsumen juga pasti akan melihat kemasannya juga. Selain itu di promosinya, bisa juga ada proses pembuatannya," katanya.
Dengan demikian, lanjut Politisi PDIP, konsumen bisa memilih produk yang sehat, enak dan murah. Bima juga mengimbau pata pelaku UKM untuk memanfaatkan program KUR dari pemerintah.
"Saat awal pak Jokowi menjadi presiden, bunga KUR 19 persen kemudian turun secara bertahap hingga saat ini menjadi 6 persen," ucapnya.
Bima berharap pelaku usaha yang sudah mengakses KUR mulai menghitung keuangan dengan bunga normal. Sehingga bisa menghitung ongkos produksi dengan realistis.
"Pelaku UMKM tetap menghitung nyicil bunga itu 12-14 persen t 6 persen. Selain itu juga untuk upah tenaga kerja juga harus dihitung realistis. Sehingga bisa tahu untung atau rugi," jelas dia.
Curhat Pelaku UMKM
Salah satu pelaku UKM, Muhammad Nusron mengaku belum mendapatkan akses KUR dan perbankan. Dia pun tertarik untuk mengajukan program KUR, namun masih ragu karena prosesnya berbelit dan biaya administrasi yang tinggi.
"Saya terus terang masih ragu, prosesnya ribet. Nominal yang diterima tidak sebesar yang diajukan karena harus dipotong administrasi," katanya.
Dalam acara tersebut selain menghadirkan Wakil Ketua Komisi VI Aria Bima secara online, juga menghadirkan Cluster Manager Mikro Bank Mandiri Solo, Budi Dipa serta praktisi marketing digital Ahmad Ridho.
(mdk/idr)