PTDI Gandeng Airbus Dorong Industri Helikopter dan Pesawat Militer
PT Dirgantara Indonesia (PTDI) bersama Airbus menandatangani nota kesepahaman (MoU) mengenai peningkatan bisnis Aerostructure dan Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO). Ini juga jadi rangkaian G20 Development Ministerial Meeting Side Event bertema Harnessing the Ecosystem of Aerospace Industry in Indonesia.
PT Dirgantara Indonesia (PTDI) bersama Airbus menandatangani nota kesepahaman (MoU) mengenai peningkatan bisnis Aerostructure dan Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO). Ini juga jadi rangkaian G20 Development Ministerial Meeting Side Event bertema Harnessing the Ecosystem of Aerospace Industry in Indonesia.
"Saya menyambut kerja sama antara PT DI dan Airbus ini sebagai tanda ekspansi kapasitas dalam kerangka kolaborasi global. Nota kesepahaman ini diharapkan dapat lebih memajukan kerja sama kedua perusahaan, sekaligus meningkatkan partisipasi industri kedirgantaraan Indonesia dalam rantai nilai industri kedirgantaraan global. Kami berharap hal ini juga akan memicu kolaborasi baru di masa depan," ujar Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa di Belitung, ditulis Kamis (8/9).
-
Bagaimana PT Astra Agro Lestari Tbk mengembangkan industri perkebunan di Indonesia? Astra Agro Lestari Tbk (Perseroan) mulai mengembangkan industri perkebunan di Indonesia sejak lebih dari 30 tahun yang lalu.
-
Bagaimana awal PT Garuda Mataram Motor bisa dikendalikan oleh Indomobil Group? Dalam perkembangannya, PT Garuda Mataram Motor bermitra dengan pengusaha Sofyan Wanandi (CSIS). Tak lama kemudian Sofyan pun memimpin Garuda Mataram Motor. Pada 1987, Soebronto Laras menggantikan Sofyan sebagai Direktur Utama Garuda Mataram. Sementara komisaris utamanya: Panglima Kostrad Mayjend Wismo Arismunandar (1990-1992). Kini Garuda Mataram Motor dikendalikan Indomobil group, yang dimiliki keluarga Sudono Salim.
-
Siapa saja maskapai di Indonesia yang mengoperasikan Airbus A320? Di Indonesia, maskapai yang mengoperasikan keluarga A320 antara lain Indonesia AirAsia, Citilink, Pelita Air, TransNusa, dan Lion Group (oleh Batik Air dan Super Air Jet)).
-
Kapan Balai Yasa Madiun diserahterimakan ke PT Industri Kereta Api? Pada tahun 1981, Balai Yasa Madiun diserah terima dari Perusahan Jawatan Kereta Api (PJKA) ke PT Industri Kereta Api (Persero).
-
Kapan PT Star Motors Indonesia resmi menjadi agen tunggal untuk produk-produk Daimler-Benz AG di Indonesia? Maka sejak 1970, PT Star Motors Indonesia menjadi ATPM produk-produk Daimler-Benz AG di Indonesia.
-
Kapan PT Garuda Mataram Motor didirikan? Namanya, PT Garuda Mataram Motor, didirikan pada 1971.
CEO PT DI Gita Amperiawan menyebut, nota kesepahaman ini sangat strategis bagi PTDI, terutama dalam hal peningkatan peran dalam ekosistem industri. Dengan kerja sama ini, diharapkan dapat meningkatkan peran perusahaan dalam mengembangkan ekosistem industri dalam negeri.
"Penandatanganan Nota Kesepahaman ini diharapkan akan mendorong peningkatan kompetensi dan value bisnis Aerostructure PT Dirgantara Indonesia yang diestimasikan dapat mencapai USD 500 juta dalam 10 tahun ke depan," ujar Gita.
Melalui produksi pesawat N219, PTDI membidik peningkatan kontribusi dalam upaya memperluas konektivitas serta aksesibilitas, baik antara kota besar dan kecil, maupun antar kota kecil. N219 dirancang untuk dapat memenuhi kebutuhan operasi di karakteristik wilayah yang merupakan daerah dengan elevasi tinggi.
Kemudian, takeoff and landing pada landasan pendek, waktu operasi bandara yang singkat, cuaca yang sulit diprediksi, fasilitas bandara terbatas, dan wilayah dengan kondisi geografis di pegunungan yang selama ini sulit dijangkau.
Pesawat N219 juga telah memenuhi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 44,69 persen, sesuai Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Sebagai bekal menghadapi persaingan pasar global, pesawat N219 juga telah mengantongi sertifikasi dari Kementerian Perindustrian.
"PT DI dan Airbus sepakat, bagaimana kita menguatkan kerja sama strategis. Tidak hanya menempatkan Indonesia sebagai pasar, tetapi juga bagaimana PTDI secara signifikan turut menjadi pelaku industri penerbangan," jelas Gita.
President Airbus Asia-Pacific, Anand Stanley mengatakan, kalau kedua perusahaan telah menjalin kerja sama sejak lama. Tercatat sejak tahun 1976 yang dimulai dengan lisensi untuk memproduksi pesawat taktis NC212 dan helikopter NBO-105.
"MoU yang ditandatangani hari ini adalah perpanjangan dari kemitraan yang telah terjalin selama 40 tahun serta akan mencakup berbagai jenis manufaktur dan keahlian teknik yang lebih luas. Airbus berkomitmen untuk mempertahankan posisinya sebagai mitra terbesar Indonesia dalam industri penerbangan dan kami berharap dapat terus meningkatkan hubungan kerja sama dengan PTDI," paparnya.
Kini, Airbus adalah produsen terdepan segmen helikopter di Indonesia dengan sekitar 150 helikopter aktif yang digunakan oleh lebih dari 30 operator Indonesia. Angka tersebut mencakup sepertiga dari total pasar Indonesia, yang armadanya terdiri dari helikopter bermesin tunggal, bermesin ganda, hingga yang lebih besar seperti model H225M terbaru.
Sementara itu, pemerintah Indonesia adalah pengguna utama pesawat militer Airbus - terutama pesawat angkut seperti C295. Hingga saat ini, terdapat 11 C295 yang beroperasi bersama Angkatan Udara Indonesia dan Kepolisian Indonesia. Pada November 2021 lalu, Kementerian Pertahanan telah memesan dua unit A400M.
Dengan kemampuan angkut yang besar, pesawat multiperan ini akan berperan penting dalam berbagai misi termasuk terjun payung, transportasi kargo berat, dan misi evakuasi. Kementerian Pertahanan juga telah menandatangani Letter of Intent (LoI) untuk pembelian empat A400M tambahan di masa depan.
Reporter: Arief Rahman H.
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Berawal dari Pesawat N219, PT Dirgantara Indonesia Bakal Kerja Sama dengan Airbus
Terungkap, Ini Penyebab Harga Tiket Pesawat Mulai Turun
BPS: Harga Avtur dan Tiket Pesawat Turun di Agustus 2022
Bandara Halim Perdanakusuma Dibuka Kembali Mulai Hari Ini
Bandara Halim Perdanakusuma Layani Penerbangan Komersil 1 September 2022
Sudah Booster, Penumpang Penerbangan Domestik Tidak Perlu Tes Covid-19