4 Bengkel Kereta Api Tertua di Indonesia, Salah Satunya Ada di Sumut
Kereta api merupakan moda transportasi yang digunakan oleh masyarakat.
Kereta api merupakan moda transportasi yang digunakan oleh masyarakat. Berikut 4 bengkel kereta api tertua yang ada di Indonesia
4 Bengkel Kereta Api Tertua di Indonesia, Salah Satunya Ada di Sumatra Utara
Bengkel kereta api atau biasa yang dikenal dengan nama Balai Yasa, berfungsi sebagai tempat perawatan kereta api mulai dari lokomotif hingga rangkaian gerbong. Ukuran kereta yang besar dan panjang tentu memerlukan tempat yang luas. Saat ini, salah satu fasilitas milik PT Kereta Api Indonesia (KAI) sudah tersebar di beberapa kota, namun hanya ada 4 Balai Yasa tertua dan menjadi saksi sejarah kereta api di Indonesia. (Foto: merdeka.com)
-
Dimana lokasi Museum Kereta Api Sawahlunto? Letaknya berada di Jalan Jenderal A. Yani, Pasar, Lembah Segar, Sawahlunto, Sumatera Barat.
-
Stasiun kereta api mana di Sumatra Utara yang terhubung dengan rute kereta api Medan? Pasalnya, Sumatra memiliki rute kereta api yang melewati Medan, Siantar, Tebing Tinggi, Kisaran, Padang Halaban, Tanjung Balai, Batang Kuis, Lubuk Pakam, serta Rantau Prapat.
-
Dimana Museum Kereta Api Ambarawa berada? Museum Kereta Api Ambarawa merupakan museum kereta api terlengkap di Indonesia.
-
Apa koleksi Museum Kereta Api Sawahlunto? Museum ini memiliki koleksi berjumlah 106 buah yang terdiri dari gerbong, lokomotif uap, jam, alat-alat sinyal atau komunikasi, foto dokumentasi, miniatur lokomotif dan berbagai macam barang lainnya.
-
Apa saja layanan kereta api yang tersedia di Sumatra Utara? Sumatra Utara menjadi provinsi di Sumatra yang memiliki rute kereta api dan layanan terbanyak.
-
Siapa yang membangun pabrik kereta di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
Balai Yasa Madiun
Bengkel kereta api tertua yang pertama adalah Balai Yasa Madiun. Pada tahun 1981, Balai Yasa Madiun diserah terima dari Perusahan Jawatan Kereta Api (PJKA) ke PT Industri Kereta Api (Persero). Tempat ini dulunya merupakan bengkel yang melayani perbaikan besar mesin lokomotif uap yang ada di Jawa. (Foto: heritage.kai.id)
Bengkel Besar dan Terlengkap
Melansir dari merdeka.com, Balai Yasa Madiun ini dibangun pada tahun 1884 milik SS Oosterlinjnen (Lintas Timur). Dari tiga bengkel besar di Jawa Timur (Madiun, Surabaya Kota, dan Jember), Balai Yasa Madiun menjadi bengkel terbesar dan terlengkap di awal abad ke-20.
Produksi Senjata Api
Menariknya dari Balai Yasa Madiun ini, pada tahun 1947 tempat ini malah memproduksi berbagai jenis senjata api dan senjata tajam. Di tempat ini juga TNI meminta produksi laras mortir dari poros roda bekas NIS. Sejak era lokomotif diesel pada tahun 1953, perbaikan segala jenis lokomotif uap dipusatkan di Balai Yasa Madiun. Bengkel ini juga sukses memodifikasi lokomotif dari bahan bakar kayu menjadi minyak bakar.
Balai Yasa Gubeng
Bengkel kereta api tertua selanjutnya yaitu berada di Surabaya Kota bernama Balai Yasa Gubeng. Bengkel ini dibangun setelah perusahaan Staatsspoorwegen (SS) meranpungkan jalur Surabaya-Pasuruan-Malang pada tahun 1879. Disaat itu juga SS membangun Werkplaats (bengkel) di Surabaya Kota pada tahun 1910. (Foto peta: heritage.kai.id)
Fungsi Awal Balai Yasa Gubeng
Melansir dari heritage.kai.id, awal mula didirikannya Balai Yasa Gubeng ini hanya melayani pemeliharaan kereta dan gerbong. Pasokan listrik di bengkel ini dialiri dari perusahaan listrik Belanda bernama Nederlandsche Electriciteit Maatschappij (ANIEM) Surabaya.
Tempat Pengerjaan Logam
Pada 1925, Balai Yasa Gubeng dibawah kepemimpinan Ir. H. P. Kalbacher Turkenburg, terdapat pengerjaan logam dan kayu. Untuk logam sendiri ada pembuatan ketel, bangku, bengkel bubut, bengkel pandai besi. Sementara untuk kayu mengerjakan pengeringan kayu, pertukangan, reparasi lampu, dan bagin gerobak.
Pada tahun 1942-1945, Balai Yasa Gubeng sempat dimanfaatkan untuk keperluan perang. Pasca proklamasi, bengkel ini diambil alih oleh pegawai kereta api dan para pejuang pada 30 September 1945. Lima tahun kemudian, bengkel ini akhirnya melayani pemeliharaan lokomotif dan gerbong kereta, jembatan timbang, dan timbangan. Hinga pada tahun 1957, bengkel ini hanya melayani pemeriksaan, pemeliharaan dan rehabilitasi gerbong saja.
Balai Yasa Pulubrayan
Selanjutnya, bengkel kereta api tertua ada di Sumatra Utara yang bernama Balai Yasa Pulubrayan. Pada zaman dahulu, wilayah Sumatra Timur teknologi kereta api berkembang dengan pesat seiring meningkatnya industri perkebunan tembakau pada pertengahan abad ke-19.
Pembangunan Jaringan Rel
Pembangunn jaringan kereta api di Sumatra Timur oleh Mr. Cremer manajer perusahaan Deli Maatschappij pada tahun 1883 untuk keperluan ekspor tembakau. Lalu, Deli Maatschappij membentuk perusahaan Deli Spoorweg Maatschappij (DSM) khusus menangani kereta api.
Tempat Pemberhentian
Perusahaan DSM pun berhasil merampungkan jalur pertamanya yaitu Labuhan Deli-Medan-Belawan sepanjang 23 Km. Pada salah satu pemberhentiannya bernama Halte Pulubrayan. Tahun 1919, Halte Pulubrayan dilakukan renovasi dan penambahan bangunan baru, Pada sisi Timur, ada Balai Yasa Pulubrayan yang menjadi bengkel pusat untuk perawatan lokomotif dan rangkaian gerbong kereta api. Selain itu bengkel ini memungkinkan untuk perakitan sarana perkeretaapian.
Balai Yasa Pengok
Terakhir, bengkel kereta api tertua ada di Kota Yogyakarta, yaitu Balai Yasa Pengok yang dibangun pada tahun 1914 oleh Nederland Indische Spoorweg Maatschappij (NIS). Melansir dari heritage.kai.id, namanya dulu adalah Centraal Werkplaats dan bertugas melakukan perawatan berat bagian lokomotif dan gerbong kereta.
Sempat Diambil Alih Jepang
Pada tahun 1942, pemerintahan Jepang sempat mengambil alih Balai Yasa Pengok, tugasnya pun masih sama yaitu melaksanakan perawatan berat rangkaian gerbong kereta api maupun lokomotifnya. Pada tanggal 28 September 1945, perekeretaan diambil alih Indonesia. Tanggal tersebut dijadikan hari Kereta Api.
Saat ditetapkannya Hari Kereta Api pada tanggal 28 September, saat itu bengkel tersebt berada di bawah perusahaan Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI). Bengkel ini sempat beberapa ganti nama menjadi Balai Karya. Kemudian pada tahun 1959 kembali berubah dari Balai Karya menjadi Balai Yasa Traksi yang bertugas perawatan berat bagian lokomotif saja. (Foto: Instagram/jurnalrailfans)