PU nilai minat masyarakat tinggal di rusunawa masih rendah
Tingkat keterisian di rusunawa saat ini baru mencapai 70 persen.
Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mengaku tingkat hunian rumah susun sederhana sewa (rusunawa) baru sebesar 70 persen. Kendala utama adalah ketersediaan sarana listrik dan air yang belum terpasang.
"Kami bisa klasifikasi, belum tersediannya PLN dan PDAM. Ya orang mana mau tinggal di tempat listrik gak ada, air ga ada," kata Direktur Jenderal Cipta Karya Imam S. Ernawi di Kantor Pusat Kementerian PU, Jakarta, Selasa (21/1).
Kendala lain adalah kejelasan status hibah. Menurut Imam, proses penyelesaian hibah menyebabkan calon penghuni menunggu sampai status kepemilikan rusunawa tersebut usai.
"Menunggu proses hibah. Biasanya ini juga terkait masalah kedua yaitu menunggu proses hibah. Ada sebagian yang 128,5 masih proses di Kemenkeu dan Sekretariat Negara. Masih ada rusun yang belum dihuni karena faktor itu. Terkait alokasi anggaran APBD nya," jelas Imam.
Imam menargetkan tingkat keterisian rusunawa bisa segera mencapai 100 persen dengan melakukan beberapa hal. "Kita minta Pemda untuk supaya sudah mengalokasikan untuk listrik dan air minum. Hal lain yang kita lakukan sosialisasi, supaya daerah itu siap huni. Kita harapkan tingkat terisi harus selesai tahun ini," tutup Imam.