Puluhan SPBU Pertamina Tak Jual Pertalite di Hari Minggu
Area Manager Communication, Relation & CSR Ahad Rahedi mengatakan, program Langit Biru ini diuji-coba pada 71 SPBU reguler di wilayah Sales Area NTT.
Program ini dilakukan pertama kali di Nusa Tenggara Timur (NTT) khususnya Kota Kupang, dengan mengedukasi masyarakat agar beralih menggunakan produk yang berkualitas.
Puluhan SPBU Pertamina Tak Jual Pertalite di Hari Minggu
Puluhan SPBU Pertamina Tak Jual Pertalite di Hari Minggu
- Pertamina Patra Niaga: Operator Lakukan Pungli di SPBU Denpasar Sudah di-PHK
- Pertamina Patra Niaga Dukung Penindakan SPBU Nakal
- Dirut Pertamina Tak Bisa Asal Cabut Izin SPBU Nakal Mainkan Takaran BBM, Ternyata Ini Penyebabnya
- Pastikan Layanan Optimal, Dirut Pertamina Patra Niaga Tinjau SPBU di Kota Medan
Wujudkan kualitas udara yang lebih baik serta ramah lingkungan demi keberlangsungan hidup manusia, Pertamina melaksanakan program Langit Biru.
Program ini dilakukan pertama kali di Nusa Tenggara Timur (NTT) khususnya Kota Kupang, dengan mengedukasi masyarakat agar beralih menggunakan produk yang berkualitas.
Area Manager Communication, Relation & CSR Ahad Rahedi mengatakan, program Langit Biru ini diuji-coba pada 71 SPBU reguler di wilayah Sales Area NTT.
"Menggunakan BBM yang sesuai maka hal itu akan turut menjaga lingkungan," jelasnya, Sabtu (4/5).
Menurutnya, program Langit Biru tujuannya adalah mengajak masyarakat untuk beralih menggunakan BBM jenis Pertamax yang dimulai pada hari minggu, serta tidak menjual BBM beroktan rendah.
"Memberikan produk Experience kepada konsumen dengan mendapatkan jarak tempuh yang lebih jauh, sehingga performa mesin yang lebih bertenaga dan gas buang yang lebih rendah," ungkap Ahad Rahedi.
Dia mengajak seluruh masyarakat NTT untuk bersama menjaga lingkungan demi keberlangsungan hidup yang berkualitas. Menggunakan Pertamax, masyarakat juga telah membantu Pemerintah dalam mengendalikan penggunaan BBM subsidi.
"Kami terus mengimbau masyarakat untuk dapat mengakses Call Centre Pertamina di nomor 135 jika menemukan kendala terkait BBM dan LPG di lapangan," tutup Ahad Rahedi.