Resmi Ditutup, Transaksi di PRJ 2024 Tembus Rp7,5 Triliun dalam 33 Hari
Selama 33 hari beroperasi, festival Jakarta Fair 2024 mencatatkan transaksi senilai Rp7,5 triliun.
Ajang Pekan Raya Jakarta (PRJ) atau Jakarta Fair 2024 resmi ditutup 14 Juli lalu. Beroperasi selama 33 hari, festival tahunan ini membukukan transaksi senilai Rp7,5 triliun.
Angka tersebut mengalami kenaikan jika dibandingkan tahun 2023 yang membukukan transaksi sebesar Rp7,3 triliun.
Melansir dari Antara, transaksi tahun ini sebagian besar ditopang oleh banyaknya peserta dari otomotif, khususnya kendaraan listrik yang diminati pengunjung.
Acara yang digelar dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-497 Jakarta ini diikuti sebanyak 2.550 tenant, 1.550 stan dan menyerap puluhan ribu tenaga kerja.
Ekonom Ibrahim Assuaibi menilai Pekan Raya Jakarta setiap tahunnya memberikan banyak peningkatan. Mulai dari jumlah pengunjung, tenant, stan, pelayanan, hingga nilai transaksi.
PRJ dari tahun ke tahun masih menjadi buruan masyarakat Jakarta dan sekitar dalam mencari keperluan dengan harga yang menarik, meski harus membayar tiket masuk dan antre panjang.
Ramainya pengunjung di setiap tenant dan gerai di PRJ membuktikan adanya perputaran uang yang begitu besar. Bahkan, lahan parkir pun begitu penuh dengan ribuan motor dan mobil. Gambaran ini menjadi sinyal bagi Jakarta untuk melangkah lebih baik lagi pada masa depan.
"Sebagai kota modern, Jakarta akan dinantikan setelah bukan menjadi DKI. Setiap tahun ada acara PRJ, saya selalu melihat situasi yang luar biasa, apalagi mendekati hari akhir. Ini menarik bagi peminat, bahkan sampai malam,"
kata Ibrahim di Jakarta, Rabu (17/7).
Perekonomian Jakarta sejauh ini sudah cukup bagus. Terlihat dari jalan raya sekitar Jakarta yang setiap harinya banyak aktivitas perdagangan. Artinya, sektor jasa, manufaktur, hingga industri di Jakarta bergerak dinamis.
Jakarta juga sebagai barometer perekonomian Indonesia sehingga pada saat ekonomi negeri ini mengalami peningkatan signifikan, maka ikut mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Segala aktivitas di lapangan, mulai dari sektor perdagangan, industri pengolahan, konstruksi, informasi dan komunikasi, serta jasa keuangan, hingga bisnis varian baru masih akan menjadi pilar penting penopang dan penggerak ekonomi Jakarta ke depannya.
Saat ini, Jakarta sebagai pusat aktivitas ekonomi, bisnis, dan pemerintahan, berperan besar dengan berkontribusi sebesar 17 persen terhadap perekonomian nasional.
Jakarta tetap tumbuh kuat dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil dan inflasi yang terjaga di tengah dinamika ekonomi global.
Sebagaimana dengan amanat Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2024 tentang Daerah Khusus Jakarta (DKJ), Kota Jakarta kini bertransformasi menjadi pusat perekonomian nasional dan kota global.
Selama hampir 500 tahun, Jakarta telah melewati berbagai perubahan. Sinergi antara Pemerintah, badan usaha, dan elemen masyarakat lainnya membuat Jakarta terus berkembang menjadi megapolitan yang progresif.
"Pekan Raya Jakarta ini menjadi salah satu bukti pembangunan Kota Jakarta ke depan yang akan diarahkan sebagai kota global yang kompetitif dengan keunikan dan keragaman budaya," kata Sekretaris Daerah Joko Agus Setyono.
Selain itu, demi mewujudkan Jakarta sebagai pusat berbagai sektor yang penting dan rumah yang nyaman bagi masyarakat, Pemerintah berkomitmen menggerakkan lebih kencang lagi roda perekonomian setelah metropolitan ini tak lagi menyandang status sebagai Ibu Kota RI.