Jakarta Berkontribusi ke Perekonomian Nasional Capai 16,54 Persen
Akan melepas status sebagai ibu kota negara, Jakarta berkomitmen memperkuat perannya sebagai Kota Global.
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan, kontribusi Jakarta terhadap perekonomian Indonesia mencapai 16,54 persen.
Tercatat, kata Heru jumlah realisasi investasi kumulatif Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) DKI Jakarta pada periode Triwulan II Tahun 2024 sebesar Rp 62 triliun atau 14,5 persen terhadap capaian realisasi Penanaman Modal Nasional (PMN).
"Kontribusi Jakarta terhadap perekonomian Indonesia mencapai 16,54 persen dengan disahkannya Undang-undang Nomor 2 tahun 2024," kata Heru dalam sambutannya pada acara Jakarta Investment Festival (JIF) Summit 2024, di Jakarta, Jumat (6/9).
Jakarta, kata Heru akan melepas status sebagai ibu kota negara. Sehingga, dalam 20 tahun ke depan Jakarta berkomitmen memperkuat perannya sebagai Kota Global yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Tenggara.
Heru menyebut, untuk mewujudkan Jakarta Kota Global diperlukan pembangunan infrastruktur dengan anggaran kurang lebih Rp600 triliun.
"Sementara kemampuan fiskal daerah hanya mencapai kurang lebih Rp80 triliun setiap tahun DKI Jakarta," kata dia.
Oleh karenanya, Jakarta membutuhkan investasi baik dari dalam dan luar negeri untuk membiayai pembangunan ke depan usai tak lagi menyandang status ibu kota negara.
"DKI hanya memiliki Rp84 triliun (untuk) mengurusi kota yang cukup kompleks dan komplit infrastrukturnya. Maka dari itu kami membutuhkan dukungan kebijakan dari Pak Menteri Investasi untuk DKI bisa bertumbuh terus, bisa membantu masyarakatnya tumbuh menjadi sebuah Kota Global," ujar Heru.
"Pemprov DKI Jakarta mengundang para investor untuk datang menjajaki berbagai proyek potensial yang dikelola oleh badan usaha milik daerah serta badan layanan umum daerah," tandasnya.