Begini Nasib Ekonomi Jakarta Jika Tak Lagi Jadi Ibu Kota Negara
DKI Jakarta ke depannya harus bisa menjadi Global City yang sukses seperti Dubai.
Dia melihat potensi DKI Jakarta untuk menjadi Global City seperti Dubai sangat besar.
Begini Nasib Ekonomi Jakarta Jika Tak Lagi Jadi Ibu Kota Negara
Begini Nasib Ekonomi Jakarta Jika Tak Lagi Jadi Ibu Kota Negara
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyebut bahwa perekonomian Jakarta akan tetap berkembang dan tumbuh dengan baik meskipun sudah tidak menjadi Ibu Kota.
Seperti diketahui, Ibu Kota Indonesia dipindahkan ke dua kabupaten di Kalimantan Timur, yaitu Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara. Perpindahan tersebut tertuang dalam Undang Undang No. 3 Tahun 2022.
"Dari 2019, Pak Presiden sudah menyampaikan bahwa Jakarta tetap akan diprioritaskan menjadi kota bisnis, kota keuangan, pusat perdagangan, dan pusat jasa berskala regional dan global,” kata Asisten Perekonomian dan Keuangan Setda Pemprov DKI Jakarta, Sri Haryati, di Gedung Heritage, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta.
Meskipun ibu kota negara dipindahkan ke Kalimantan Timur, namun pihak Pemprov DKI Jakarta sudah mempersiapkan arah kebijakan pembangunan ekonomi Jakarta dan mitigasi dampak pemindahan Ibu Kota Negara dengan perusahaan jasa Price waterhouse Coopers (PwC).
Pemprov DKI Jakarta bersama PwC menghasilkan kajian ekonomi berupa lima pilar pengembangan Jakarta pasca tidak menjadi ibu kota negara.
Lima pilar tersebut diantaranya, pilar ekonomi, pilar kesejahteraan masyarakat, pilar kota kompak dan berkelanjutan, pilar mobilitas yang efektif dan efisien, dan pilar kota pintar
merdeka.com
Tak hanya itu saja, PwC juga telah menyusun proyeksi terkait laju ekonomi Jakarta dalam berbagai skenario. Misalnya, jika Jakarta tetap menjadi Ibu kota maka pertumbuhan PDRB-nya diprediksi dikisaran 9,7 persen. Sebaliknya, posisinya PDRB Jakarta akan turun menjadi 8,7 persen apabila tidak menjadi ibu kota."Tetapi pada saat melakukan intervensi, maka bisa melebihi posisi sekarang, mencapai 10 persen. Dan kalau diasumsikan inflasi 4,2 persen, pertumbuhannya (ekonomi DKI Jakarta) masih di angka 5,8 persen," katanya.
Kepala Institute Bank Indonesia (BI), Yoga Affandi mengatakan, DKI Jakarta ke depannya harus bisa menjadi Global City yang sukses seperti Dubai.
Menurutnya, Dubai itu memiliki daya tarik yang bagus dalam hal menarik modal dan talent. Kedua hal itulah yang harus bisa ditiru oleh Pemerintah DKI Jakarta untuk meningkatkan perekonomian di Ibu kota.
"Saya baru saja baca artikel tentang Dubai. Bagaimana kota Dubai bisa menerima begitu banyak modal tapi sekaligus talent, dan ini yang harus dilakukan Jakarta," kata Yoga dalam Seminar Outlook Jakarta 2024, di Gedung Heritage, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Rabu (6/12)