Butuh Rp600 T Bangun Jakarta Jadi Kota Global, Heru Budi Undang Investor Untuk Investasi
Heru mengundang para investor untuk berinvestasi di Jakarta
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengungkapkan, Jakarta butuh Rp600 triliun anggaran untuk mewujudkan pembangunan sebagai Kota Global usai tak lagi berstatus sebagai ibu kota negara.
"Jakarta memerlukan pembangunan infrastruktur yang membutuhkan anggaran kurang lebih Rp600 triliun," kata Heru dalam sambutannya di acara Jakarta Investment Festival (JIF) di Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (6/9/2024).
-
Apa julukan Jakarta? Menariknya, sematan kata 'The Big Durian' membuatnya sering disamakan dengan Kota New York di Amerika.
-
Apa tema HUT Jakarta? HUT Kota Jakarta kali ini mengusung tema 'Jakarta Kota Global Berjuta Pesona'.
-
Kenapa Jakarta menjadi pusat perdagangan? Geliat perdagangan berputar cepat di sini bahkan hingga jadi kota pelabuhan yang dikenal dunia.
-
Kenapa Presiden Jokowi mengajak investor Tiongkok berinvestasi di Indonesia? Mengingat sejumlah indikator ekonomi di Indonesia menunjukkan capaian positif, antara lain pertumbuhan ekonomi yang konsisten di atas 5 persen, neraca dagang yang surplus 41 bulan berturut-turut, Purchasing Manager Index (PMI) berada di level ekspansi selama 25 bulan berturut-turut, dan bonus demografi.
-
Kenapa Indonesia menuntut pendanaan negara maju? Oleh karena itu, Legislator asal Bali ini mengatakan Sidang Umum ke-44 AIPA di Jakarta ini menjadi momentum bagi Indonesia sebagai paru-paru dunia dan ASEAN untuk menagih komitmen negara maju terhadap pendanaan atasi perubahan iklim.
-
Siapa orang terkaya di Indonesia? Adapun Prajogo Pangestu seorang pengusaha yang masuk posisi pertama sebagai orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan bersih sekitar 55,6 miliar dollar AS atau sekitar Rp862,8 triliun (dalam kurs Rp 15.519 per USD).
Sementara itu, kata Heru Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang dimiliki Jakarta saat ini kurang lebih sekitar Rp82 hingga Rp84 triliun. Heru mengundang para investor untuk berinvestasi di Jakarta.
"Oleh karena itu, dibutuhkan investasi dari dalam dan luar negeri untuk membiayai pembangunan DKI Jakarta," kata Heru.
Heru menyebut, mengurusi Jakarta yang kompleks infrastrukturnya dengan anggaran kurang lebih Rp84 triliun termasuk kecil, jika dibandingkan dengan provinsi lain di Tanah Air.
"Pemprov DKI Jakarta mengundang para investor untuk datang menjajaki berbagai proyek potensial yang dikelola oleh badan usaha milik daerah (BUMD) serta badan layanan umum daerah (BLUD)," ungkapnya.
Lebih lanjut, Heru menyatakan untuk mewujudkan hal itu juga dibutuhkan dukungan berupa kebijakan dari Menteri Investasi.
Saat ini, kata Heru pihaknya bersama Kementerian Keuangan tengah mengkaji, mempelajari, dan mempercepat proses perubahan peruntukan, perubahan konsep kota di sekitar Medan Merdeka Utara, Selatan, Timur dan Barat pasca ibu kota negara resmi pindah ke IKN.
Dia bilang, jika IKN benar-benar menjadi ibu kota, maka kawasan sekitar Monas, Masjid Istiqlal dan Bundaran Hotel Indonesia (HI) direncanakan menjadi area potensial untuk investasi dan perubahan peruntukan menjadi wilayah komersial.
"Ini sedang kami godok waktunya, sehingga pada waktunya kami sampaikan kepada pemerintah pusat," ujar dia.