RI kaya bahan baku nuklir, cukup untuk proyek listrik 35 ribu MW
Pembangunan PLTN berkapasitas 1.000 MW membutuhkan investasi sekitar Rp 50 triliun.
Indonesia diperkirakan menyimpan sekitar 70 ribu ton uranium, bahan baku nuklir, tersebar di Kalimantan dan Papua. Itu dinilai cukup untuk menunjang pencapaian target Presiden Jokowi: pembangunan megaproyek 35 ribu megawatt dalam lima tahun. Asumsinya, seribu megawatt membutuhkan 2 ribu ton uranium.
Demikian diungkapkan Kepala Batan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Djarot Sulistio Wisnubroto saat diskusi mingguan dihelat merdeka.com, Radio Republik Indonesia, Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI), Institut Komunikasi Nasional (IKN), dan PT Sewatama bertajuk "Energi Kita: PLTN yang aman dan efisien untuk atasi krisis listrik", Jakarta, Minggu (12/4).
-
Kapan PLN mulai mendukung ekosistem kendaraan listrik? PT PLN (Persero) berkomitmen untuk terus mendukung ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) yang berkembang pesat di Indonesia.
-
Apa yang dimaksud dengan energi listrik? Energi listrik adalah bentuk energi yang dihasilkan oleh pergerakan partikel bermuatan, khususnya elektron, melalui suatu penghantar atau rangkaian tertutup.
-
Apa yang menjadi pemicu semangat Jakarta Electric PLN untuk bangkit? Ketertinggalan menjadi sesuatu yang memacu semangat. Hal inilah yang berhasil dibuktikan oleh Jakarta Electric PLN yang berhasil comeback atas Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia.
-
Di mana energi listrik disimpan? Accu = yaitu alat yang menyimpan energi listrik dalam bentuk energi kimia.
-
Mengapa Indonesia memprioritaskan pengembangan ekosistem Kendaraan Listrik (EV)? Pemerintah telah memprioritaskan pengembangan ekosistem Kendaraan Listrik (EV) dengan target 13 juta sepeda motor listrik dan 2 juta mobil listrik pada 2030.
-
Apa definisi dari energi listrik? Pengertian energi listrik adalah suatu energi yang dipasok oleh arus listrik dan potensial listrik.
Sayang, kata Djarot, pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir di Tanah Air masih terkendala keterbatasan dana. Menurutnya, pembangunan PLTN berkapasitas 1.000 MW membutuhkan investasi sekitar Rp 50 triliun.
"Kalau PLTN didirikan di daerah yang memiliki resiko gempa tinggi, seperti di Jepang, maka investasinya bisa mencapai Rp 50 triliun per reaktor dengan kapasitas pembangkit 1.000-1.400 MW," katanya. "Tapi, kalau didirikan di daerah yang relatif aman dari resiko gempa seperti Korea, investasinya antara Rp 25 triliun hingga Rp 30 triliun."
Dia melanjutkan, saat ini, banyak negara berminat membangun PLTN. Sebagai ilustrasi, Uni Emirat Arab bakal membangun pembangkit listrik tersebut pada 2017.
"Bahkan, Tiongkok bakal membangun 28 PLTN," kata dia.
Sedangkan, Indonesia baru bisa membangun 3 unit mini reaktor. Yakni di Serpong dengan kapasitas 30 MW, Bandung yang awalnya dibangun 250 kilowatt, dan Yogyakarta dengan kapasitas 100 kilowatt.
(mdk/yud)