RI Lirik Volkswagen dan BASF jadi Investor Industri Kendaraan Listrik
Pemerintah tengah berusaha mengembangkan industri kendaraan listrik, termasuk untuk baterai. Bahkan sudah ada sejumlah investor yang dipastikan akan berinvestasi, serta beberapa calon investor baru.
Pemerintah tengah berusaha mengembangkan industri kendaraan listrik, termasuk untuk baterai. Bahkan sudah ada sejumlah investor yang dipastikan akan berinvestasi, serta beberapa calon investor baru.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman (BKPM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan saat ini pemerintah sedang berkomunikasi dengan produsen mobil listrik asal Jerman yaitu Volkswagen (VW). Perusahaan Jerman lain yang sedang didekati adalah BASF.
-
Apa yang dimaksud dengan energi listrik? Energi listrik adalah bentuk energi yang dihasilkan oleh pergerakan partikel bermuatan, khususnya elektron, melalui suatu penghantar atau rangkaian tertutup.
-
Bagaimana motor listrik bekerja? Cara kerja motor listrik terbilang sederhana, di mana ia mengkonversi energi listrik menjadi energi mekanik, memungkinkan motor untuk bergerak seperti motor berbahan bakar konvensional.
-
Apa itu motor listrik? Motor listrik, yang sering disebut sebagai "molis", adalah jenis kendaraan bermotor yang menggunakan energi listrik untuk menggerakkan komponennya.
-
Dimana Kumyang berinvestasi untuk baterai kendaraan listrik? Akhir tahun lalu, Kumyang mengatakan akan menginvestasikan hingga USD19 juta dalam proyek penambangan litium di Kongo. Ini merupakan produsen kobalt terbesar di dunia, logam utama lain untuk baterai kendaraan listrik.
-
Apa yang memengaruhi penggunaan energi mobil listrik? Namun, ada beberapa faktor yang memengaruhi konsumsi energi mobil listrik yang perlu dipahami agar jangkauan dan kinerjanya dapat dioptimalkan.
-
Bagaimana peran Indonesia dalam rantai pasokan baterai kendaraan listrik global? Indonesia dapat terus memperkuat perannya sebagai pemain kunci dalam rantai pasokan baterai EV global, tidak hanya memenuhi permintaan domestik tetapi juga kontribusi signifikan dalam memenuhi kebutuhan global akan nikel berkualitas tinggi.
"BASF dalam proses komunikasi, Tesla dalam proses komunikasi. Kemudian juga ada VW dalam proses komunikasi," kata Bahlil dalam MNC Group Investor Forum 2021 pada Rabu (3/3).
Sementara itu, saat ini sudah ada dua perusahaan yang dipastikan akan berinvestasi di Indonesia yaitu Contemporary Amperex Technology (CATL) dari China dengan nilai investasi USD 5,2 miliar, dan LG senilai USD 9,8 miliar. Keduanya berinvestasi untuk industri baterai terintegrasi.
Komunikasi dengan BSA terkait untuk prekursor dan katoda, sedangkan Tesla untuk ekosistem industri mobil listrik.
Terkait dengan investasi ini, kata Bahlil, pemerintah mengurus semua perizinan untuk mempermudah para investor.
"Pemerintah mengurus perizinannya semua. Jadi sekarang investor datang ke BKPM yang terkait industri strategis, kita akan kasih insentif fiskal, tax holiday, akan kita urus perizinan dengan tema silakan bawa modal dan teknologi, nanti perizinannya lewat BKPM," ungkapnya.
Industri Baterai Kendaraan Listrik RI Ditaksir Butuh Investasi Hingga Rp 244,7 T
Ketua Tim Percepatan Pengembangan Industri Electric Vehicle Battery (EV Battery) BUMN, Agus Tjahajana, mengatakan pembangunan industri baterai kendaraan listrik membutuhkan investasi USD 13,4 hingga USD 17,4 miliar atau berkisar Rp 188,4 - Rp 244,7 triliun (kurs Rp 14.064). Investasi ini untuk ekosistem industri dari hulu sampai ke hilir.
"Nilai investasi baterai EV dari hulu sampai hilir, terendah sampai ke tertinggi untuk kapasitas sel hingga 140 Giga Watt Hour (GWh) sekitar USD 13,4 sampai dengan USD 17,4 miliar," kata Agus yang juga merupakan Komisaris Utama MIND ID, dalam RDP dengan Komisi VII pada Senin (1/2).
Pemerintah saat ini tengah mendorong percepatan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBL-BB). Pemerintah juga sudah menyiapkan rencana roadmap pengembangan industri baterai EV hingga 2027.
Pada 2022, Original Equipment Manufacturer (OEM) mulai memproduksi EV di Indonesia. Produksi baterai EV dari hulu ke hilir direncanakan akan mulai beroperasi pada 2024.
Sebagai bagian dari rencana ini, Badan Usaha Milik Negara akan membentuk konsorsium Indonesia Battery Holding (IBH) dengan masing-masing porsi saham 25 persen untuk Mining and Industry Indonesia (MIND ID), PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero), dan PT Aneka Tambang (Antam) Tbk.
"Konsorsium IBH harus memastikan penyelarasan soal target, jadwal, proyek, produk di sepanjang ekosistem baterai hulu hingga hilir," jelas Agus mengenai salah satu tugas konsorsium IBH.
Kementerian BUMN sedang berkomunikasi dengan berbagai kementerian termasuk Kementerian Keuangan dan ESDM agar pemain-pemain dunia di sektor EV mau datang dan nyaman berinvestasi di Indonesia.
Selain itu, BUMN juga bersinergi dengan lembaga pemerintah non kementerian untuk melakukan pengembangan dan penelitian yang bertujuan meningkatkan daya saing industri EV Indonesia, termasuk Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) terkait implementasi charging station, serta pengembangan dan pembuatan prototype sel baterai berbasis lithium ion di Universitas Sebelas Maret (UNS).
Reporter: Andina Librianty
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)