Rumah subsidi tak ditempati bisa ganggu program pemerintah Jokowi
Pengamat properti, Ali Tranghanda mengatakan masih cukup banyaknya rumah subsidi yang belum ditempati masyarakat dapat saja mengganggu program sejuta rumah yang tengah digalakkan oleh pemerintah Jokowi.
Pengamat properti, Ali Tranghanda mengatakan masih cukup banyaknya rumah subsidi yang belum ditempati masyarakat dapat saja mengganggu program sejuta rumah yang tengah digalakkan oleh pemerintah Jokowi.
"Pasti akan mengganggu (program sejuta rumah)," ungkapnya kepada Merdeka.com, di Jakarta, Senin (21/8).
Dia menjelaskan, hal yang tidak diperhatikan pengembang rumah subsidi adalah soal aksesibilitas, seperti tersedia jalan masuk ke lokasi rumah, atau jarak antara lokasi perumahan dengan pusat-pusat transportasi umum.
"Banyak rumah subsidi itu yang dibangun tapi tidak memperhatikan lokasi. Jadi misalnya jalan akses belum ada, jauh dari stasiun kereta api. Itu yang paling banyak," jelasnya.
Untuk itu, mengingat pentingnya pengaruh pembangunan dan ketersediaan rumah bersubsidi dengan program satu juta rumah tersebut, Ali berharap pemerintah lebih menguatkan koordinasi dengan pengembang agar rumah subsidi yang dibangun dapat bermanfaat dan berguna terutama untuk masyarakat.
"Artinya pengembang dan pemerintah harus berkoordinasi. Jangan sampai, fisiknya terbangun tapi manfaatnya enggak ada. Kualitas itu bukan hanya bangunan tapi manfaatnya untuk masyarakat sendiri," tegasnya.
Ali juga menyayangkan Pemerintah Daerah belum terlalu berpartisipasi aktif dalam pengembangan rumah bersubsidi. Hal itu ditunjukkan dengan minimnya Pemerintah Daerah yang membuat lembaga khusus guna mengakomodasi pembangunan rumah.
"Baru 20 kota kabupaten yang ada pelayanan terpadu satu pintu. Padahal, ada 500 lebih kota dan kabupaten. Kan semua tidak bisa dilakukan oleh Pemerintah Pusat. Bicara rumah subsidi, masalah koordinasi sosialisasi di Pemda itu masih sangat minim. Padahal itu bisa mendorong ekonomi daerah," pungkasnya.
-
Siapa yang bisa mengajukan untuk mendapatkan rumah murah tersebut? Adapun masyarakat Kota Bandung yang tertarik memiliki rumah ini perlu memperhatikan sejumlah hal, seperti pemilik harus berpenghasilan setidaknya Rp4 sampai Rp8 juta per bulan, wajib warga negara Indonesia, tercatat secara administrasi kependudukan sebagai warga Kota Bandung dan belum pernah menerima hunian subsidi.
-
Mengapa rumah yang dijual dengan harga terlalu tinggi sulit laku? Pakar real estat Alex Adabashi memperingatkan bahwa menetapkan harga properti terlalu tinggi dapat menghalangi calon pembeli, bahkan di pasar yang aktif. "Penjual sering kali ingin mencantumkan harga lebih tinggi untuk memberi ruang negosiasi, tetapi ini juga dapat membatasi minat pembeli," katanya.
-
Di mana lokasi rumah yang sulit dijual? Properti di daerah terpencil dengan lalu lintas padat atau minim fasilitas jauh lebih sulit dijual daripada properti yang berlokasi strategis.
-
Siapa yang membeli rumah bekas di Inggris dengan harga murah? Maxine Sharples, seorang guru yoga dan project officer, bisa membeli sebuah rumah hanya USD1,28 atau sekitar Rp19.390 (kurs:Rp15.149).
-
Kenapa rumah Ridho Rhoma sulit dijual? Sampai saat ini, belum ada pembeli yang cocok, terutama karena rumah itu sudah cukup lama tidak berpenghuni, sehingga meninggalkan kesan yang seram.
-
Kenapa rumah ini dijual? Abdi menyebut jika alasan keluarganya menjual rumah tersebut karena terlalu besar dan kurang maksimal dalam pengelolaannya.
Baca juga:
Pemerintah akui kualitas rumah subsidi kurang baik
Banyak rumah subsidi enggan ditempati, ini hasil penelusuran pemerintah
Survei: 86 persen konsumen properti sebut proses KPR terlalu ruwet
Bank tanah jadi solusi kelangsungan proyek rumah murah
Jokowi dibuat jengkel kepala daerah masih persulit izin bangun rumah
Subsidi disunat, rakyat makin sulit punya rumah layak
BTN hadirkan rumah murah dengan cicilan rendah di Pekanbaru