Sejak 2015, Jokowi klaim bangun 27 pelabuhan & 68 tengah dikerjakan
Pemerintah berkomitmen menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Presiden Joko Widodo (Jokowi), di hadapan peserta Marine Environment Protection Committee (MEPC) di Gedung International Maritime Organization (IMO) London, menegaskan kembali komitmen pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia. Sejumlah infrastruktur tengah dikerjakan salah satunya pembangunan pelabuhan.
"Sejak 2015, kami telah menyelesaikan 27 pelabuhan baru. Kami juga sedang membangun 68 pelabuhan lagi, yang tersebar di Maluku, Papua, NTT, dan Sulawesi. Saat ini, kami juga sedang menambah 200 kapal patroli, penumpang, ternak, navigasi dan barang," terang Presiden Jokowi seperti dikutip dari laman Setkab, Rabu (20/4).
Presiden juga menekankan, bahwa selain infrastruktur, pemerintah akan menjaga sumber daya laut dari eksploitasi illegal dan merusak. "Memanfaatkan kekayaan laut untuk rakyat kami, menjaga keamanan dan keselamatan laut sebagai urat nadi perdagangan dunia melestarikannya untuk anak cucu kami dan untuk dunia," tegas Presiden Jokowi.
Indonesia, lanjutnya, terdiri dari lebih dari 17.000 pulau yang dipersatukan oleh laut. Sehingga pembangunan konektivitas laut antar pulau yang dikenal sebagai pembangunan Tol Laut menjadi sebuah keniscayaan. "Caranya dengan membangun pelabuhan baru, meng-upgrade pelabuhan-pelabuhan yang ada, dan menambah armada kapal logistik dan penumpang, serta modernisasi pengelolaan pelabuhan," sambung Presiden Jokowi.
Semua yang dilakukan itu, menurut Presiden, untuk percepatan dan pemerataan pertumbuhan ekonomi Indonesia serta menjadikan ekonomi Indonesia lebih efisien dan kompetitif.
Baca juga:
Perusahaan reklamasi Australia siap masuk RI bawa Rp 250 M
Setelah dari Papua, Jokowi terbang ke Maluku resmikan 5 pelabuhan
Melihat lebih dekat Pelabuhan Wasior di Teluk Wondama
BPS optimistis tol laut mampu tekan inflasi
20 Perusahaan BUMN bersinergi sukseskan tol laut Jokowi
Rencana Jonan ubah UPP jadi BLU demi tol laut dinilai terlalu dini
Ini strategi Menhub Jonan wujudkan program tol laut Presiden Jokowi
-
Mengapa jalan tol dibangun di Indonesia? Pemerintah Joko Widodo (Jokowi) tengah gencar membangun infrastruktur untuk menekan biaya logistik. Salah satunya jalan tol.
-
Bagaimana proses pembangunan Tol Yogyakarta-Kulon Progo? Pemda DIY Terbitkan IPL Tol Rute Yogyakarta-Kulon Progo, Begini Rencananya Rute jalan tol direncanakan melewati empat kecamatan dan 12 kelurahan. Pemerintah DIY telah menerbitkan Izin Penetapan Lokasi (IPL) lahan pembangunan Tol Solo-Yogyakarta-Kulon Progo untuk seksi Yogyakarta-Kulon Progo. Rencananya seksi pembangunan tol itu akan melewati Kabupaten Sleman dan Bantul. “Rencana jangka waktu pembangunan dilaksanakan selama kurang lebih 36 bulan setelah tahapan pelaksanaan selesai dilakukan,” Menurut Benny, lokasi rencana pembangunan terletak di Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul dengan perkiraan luas tanah yang dibutuhkan mencapai lebih kurang 159,053 hektare.
-
Apa tujuan pembangunan Tol Yogyakarta-Kulon Progo? Selain itu, pembangunan jalan tol tersebut juga memberikan pilihan transportasi dengan biaya lebih rendah dan waktu tempuh lebih cepat. “Ini dipastikan dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing melalui pengurangan biaya distribusi dan menyediakan akses ke pasar regional maupun internasional. Serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.”
-
Kapan Danau Setu Patok dibangun? Adapun menurut sejarah, Setu Patok merupakan danau buatan dari yang sebelumnya merupakan leuwi atau bagian dari sungai.
-
Bagaimana pengaruh Presiden Jokowi pada Pilkada Jateng? Peta kompetisi Pemilihan Gubernur Jawa Tengah berdasarkan temuan survei ini tampak masih cair. Semua kandidat masih berpeluang untuk saling mengungguli. Selain faktor popularitas calon, faktor Jokowi Effect, melalui tingkat kepuasan kepada presiden dapat berpengaruh," imbuh dia.
-
Bagaimana Pertamina membangun infrastruktur hijau? Langkah konkrit perseroan dalam pengembangan infrastruktur hijau, lanjut Fadjar tidak hanya dilakukan dalam Pertamina Group, tetapi juga bersama BUMN yang tergabung dalam Indonesia Battery Corporation (IBC) dalam pengembangan pabrik baterai kendaraan listrik (EV).