Sejarah Daihatsu, Produsen Mobil Tertua di Jepang yang Tersandung Skandal Uji Keselamatan
Begini asal mula didirikannya Daihatsu, produsen mobil tertua di Jepang.
Begini asal mula didirikannya Daihatsu, produsen mobil tertua di Jepang.
- Daihatsu Pastikan Semua Kendaraan yang Diproduksi, Didistribusi Hingga Dipasarkan di Indonesia Tak Memiliki Masalah Kualitas dan Keselamatan
- Viral Skandal Uji Keselamatan Kendaraan Daihatsu, Kemendag Respons Begini
- Toyota Hendak Stop Produksi Mobil Daihatsu, Buntut Kasus Kecurangan Tes Tabrakan Global
- Stop Pengiriman Mobil ke Seluruh Dunia, Ada Apa dengan Daihatsu?
Sejarah Daihatsu, Produsen Mobil Tertua di Jepang yang Tersandung Skandal Uji Keselamatan
Daihatsu, anak perusahaan Toyota tengah terlibat skandal pemalsuan tes uji keselamatan mobil.
Bahkan, Daihatsu telah menjalankan praktik curang tes uji keselamatan mobil penumpang tersebut sejak 1989 silam.
"Inspeksi Kementerian Transportasi di kantor pusat Daihatsu di Osaka pada Kamis pagi dilakukan menyusul terungkapnya fakta bahwa produsen mobil dan pemasok tersebut telah memanipulasi hasil berbagai uji keselamatan tabrakan sejak tahun 1989," tulis laman TheJapanTimes dikutip Selasa (26/12).
Merdeka.com
Imbasnya, Daihatsu menangguhkan semua produksi di dalam negeri pada Selasa di tengah skandal uji keselamatan yang memengaruhi sebagian besar model buatannya.
Perusahaan itu menghentikan operasi pabrik di Prefektur Osaka yang merakit kendaraan mini Copen. Dari empat pabrik Daihatsu di Jepang, pabrik tersebut merupakan pabrik terakhir yang berhenti beroperasi.
Daihatsu sendiri adalah sebuah produsen mobil asal Jepang dan merupakan salah satu produsen mesin pembakaran dalam tertua di Jepang yang masih eksis hingga saat ini. Perusahaan ini terkenal berkat produk kendaraan roda tiganya serta berbagai macam model mobil kei, penumpang, dan off-road-nya.
Perusahaan ini berkantor pusat di Ikeda, Osaka. Seluruh saham perusahaan ini dipegang oleh Toyota Motor Corporation sejak bulan Agustus 2016.
Daihatsu dibentuk pada tanggal 1 Maret 1951 sebagai bagian dari restrukturisasi besar-besaran terhadap Hatsudoki Seizo Co. Ltd yang didirikan pada tahun 1907. Pendirian Hatsudoki sangat dipengaruhi oleh civitas dari Departemen Teknik Universitas Osaka, yang ingin mengembangkan mesin berbahan bakar solar untuk kendaraan kecil.
Sejak pertama kali didirikan hingga tahun 1930, saat sebuah purwarupa truk tiga roda diajukan, fokus Hatsudoki terutama adalah mesin uap dan kereta untuk Japanese National Railways.
Hatsudoki lalu fokus pada mesin diesel perkeretaapian, melalui kerja sama dengan Niigata Engineering dan Shinko Engineering.
Sebelum mulai memproduksi mobil, kompetitor utama perusahaan ini di Jepang adalah Yanmar yang juga memproduksi mesin diesel stasioner.
Keputusan perusahaan ini untuk fokus pada produksi mobil dan teknologi yang terkait dipengaruhi oleh tumbuhnya industri mobil di Jepang selama dekade 1920-an dan 1930-an, saat Ford dan General Motors (GM) membuka pabrik di Jepang dan berhasil menguasai cukup banyak pangsa pasar.
Ford membuka pabrik di Yokohama pada bulan Maret 1925 dan GM membuka Pabrik Perakitan Osaka pada tahun 1927. Kedua pabrik tersebut akhirnya ditutup oleh Pemerintah Kekaisaran Jepang sebelum Perang Dunia II.
Selama dekade 1960-an, Daihatsu mulai mengekspor produknya ke Eropa, di mana perusahaan ini cukup kesulitan hingga dekade 1980-an. Di Jepang, sejumlah model buatan Daihatsu juga dikenal sebagai kei jidōsha (atau mobil kei).
Daihatsu adalah sebuah perusahaan independen hingga tahun 1967, saat Toyota mulai menjadi pemegang saham besar Daihatsu, seiring dengan keinginan pemerintah Jepang untuk membuka pasar domestik. Menurut Toyota, awalnya mereka didekati oleh Sanwa Bank, bank dari Daihatsu.
Pada tahun 1995, Toyota meningkatkan kepemilikan sahamnya di perusahaan ini dari 16,8% menjadi 33,4%. Pada saat itu, perusahaan ini memproduksi kendaraan kecil dan sejumlah mobil kecil di bawah kontrak untuk Toyota.
Dengan menguasai lebih dari sepertiga saham perusahaan ini, Toyota dapat memveto keputusan para pemegang saham pada rapat umum tahunan. Pada tahun 1998, Toyota meningkatkan kepemilikan sahamnya di perusahaan ini menjadi 51,2%.
Pada bulan Januari 2011, Daihatsu mengumumkan bahwa mereka akan keluar dari Eropa pada tahun 2013, karena kuatnya yen menyebabkan mereka kesulitan untuk mencetak laba dari kegiatan ekspor.
Pasca krisis finansial 2007–2008, penjualan Daihatsu di Eropa turun drastis, dari 58.000 unit pada tahun 2007 menjadi 12.000 unit pada tahun 2011. Pada bulan Agustus 2016, Toyota Motor Corporation resmi membeli seluruh saham Daihatsu yang belum mereka pegang.