Semester I 2019, Lifting Migas Capai 90 Persen dari Target
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi operasional lifting migas nasional hingga semester I-2019 mencapai 1,8 juta boepd (barrel oil ekuivalen per day). Angka itu setara dengan 90 persen dari target lifting nasional.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi operasional lifting migas nasional hingga semester I-2019 mencapai 1,8 juta boepd (barrel oil ekuivalen per day). Angka itu setara dengan 90 persen dari target lifting nasional.
"Laporan SKK Migas menyebutkan lifting migas hingga akhir Juni 2019 sudah mencapai 90 persen rinciannya lifting minyak 752.000 bopd (barrel oil per day) atau 97 persen dari target APBN, sementara lifting gas 1,05 juta boepd atau 86 persen dari target APBN," kata Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agung Pribadi, melalui keterangannya, Jumat (12/7).
-
Apa yang digunakan untuk membersihkan tumpahan minyak? “Taburkan tepung pada minyak yang tumpah. Jenis tepungnya bisa apa saja.” tulisnya dalam video itu. Namun, pada video tersebut @itsmenuf terlihat memakai tepung beras.
-
Di mana letak KWT Mina Lestari 012? Masyarakat bisa datang langsung ke KWT Mina Lestari, Jalan Mina Raya II RW 012, Kelurahan Panunggangan Barat, Kecamatan Cibodas, jam berapa pun untuk menikmati terapi Leuhang
-
Apa yang terjadi pada minyak saat bersentuhan dengan es batu? Minyak akan mudah mengeras ketika mereka berada pada suhu dingin tertentu.
-
Kenapa bakwan sering menyerap minyak? Jika api kurang besar, bakwan akan menyerap minyak lebih banyak karena panas yang dihasilkan tidak mencukupi secara optimal.
-
Apa keuntungan utama dari lift luar angkasa? Salah satu keuntungan utama dari lift luar angkasa adalah mengurangi biaya perjalanan ke luar angkasa.
-
Kenapa Mina Bendungan dibentuk? Erwin mengestimasi biaya yang dibutuhkan untuk pembiatan satu buah kolam sekitar Rp1 juta.“Yang buat tetangga-tetangga kami sendiri. Kalau ditambah biaya rokok, makan, dan konsumsi lainnya total biaya yang dihabiskan lebih dari Rp1 juta,” ungkap Erwin.
Agung mengakui realisasi lifting memang masih belum mencapai target mengingat kemampuan cadangannya. Namun, dia menyebut capaian ini telah didorong upaya optimalisasi serta pengembangan baru melalui pengeboran sumur baru, onstream proyek baru, dan pemeliharaan yang optimal.
"Khusus untuk minyak, decline rate-nya bahkan dapat diminimalkan hingga 3 persen. Ini prestasi mengingat secara umum, decline rate alamiah rata-rata pada kisaran 15-20 persen untuk mayoritas lapangan mature di Indonesia," ungkapnya.
Dia berharap di semester II 2019, akan mulai proses produksi lapangan YY-ONWJ, Panen-Jabung, dan Kedung Keris-Cepu. "Ini yang akan memberikan tambahan produksi minyak secara total sekitar 10.000 bopd, mulai Kuartal IV 2019, juga dari Blok Merangin II, dengan tambahan produksi sekitar 1.500 bopd dari produksi eksisting di awal tahun 2019," papar Agung.
Untuk gas, penyerapan oleh buyer cukup menentukan salah satunya cargo LNG di Bontang belum terserap maksimal. Beberapa sumur pengembangan baru, antara lain di Mahakam dan Pangkah, juga masih belum memberikan output produksi yang optimal. Diharapkan, pengeboran sumur baru di Semester II 2019 akan meningkat seiring dengan estimasi kebutuhan energi yang lebih besar di Semester II 2019.
Sampai akhir semester I, proyek Gas di TSB Phase 2 dan Seng Segat juga sudah onstream dengan tambahan produksi total 220 mmscfd yang diserap oleh buyer domestik. "Diharapkan dapat lebih optimal di Semester II 2019. (Lifting gas) Ini juga akan bertambah karena masih ada 6 proyek GAS hingga akhir 2019, dengan estimasi tambahan 280 mmscfd di semester II," terang Agung.
Adapun hingga semester 1-2019 ini, 75 persen lifting minyak nasional disumbang oleh 5 Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) besar di Indonesia dengan rincian sebagai berikut:
1. CPI : 194 ribu bopd
2. EMCL : 220 ribu bopd
3. Pertamina EP : 80 ribu bopd
4. PHM : 37 ribu bopd
5. PHE OSES : 29 ribu bopd
Sementara 65 persen dari total lifting gas nasional disumbang oleh KKKS berikut:
1. BP Tangguh : 971 mmscfd (174 ribu boepd)
2. COPHI Grissik : 827 mmscfd (148 ribu boepd)
3. Pertamina EP : 768 mmscfd (137 ribu boepd)
4. PHM : 662 mmscf (118 ribu boepd)
5. ENI Muara Bakau : 589 mmscfd (105 ribu boepd)
Agung menambahkan, SKK Migas bersama KKKS terus berupaya melaksanakan program pengembangan yang berkelanjutan, juga melaksanakan eksplorasi untuk menemukan cadangan migas baru.
Baca juga:
Menko Luhut Sebut Defisit Migas Tak Dapat Dihindari
Wapres JK Beberkan Alasan Jokowi Tegur Menteri Rini dan Jonan
Harga Minyak Turun Dipicu Kecemasan Perang Dagang
Reaksi Menteri Rini saat Ditegur Jokowi karena Impor Migas Membengkak
Impor Migas Tinggi, Presiden Jokowi Tegur Menteri Jonan dan Rini Soemarno
Harga Minyak Mentah Indonesia Anjlok Jadi USD 61 per Barel di Juni 2019
Uni Emirat Arab Bakal Investasi USD 5 Miliar di Sektor Energi