Menteri Bahlil Semringah, Realisasi Investasi Tembus Rp830 Triliun di Semester I-2024
Realisasi Investasi Tembus Rp830 Triliun di Semester I-2024, Bahlil: Didominasi Luar Jawa
Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, realisasi investasi pada semester I-2024 mencapai Rp829,9 triliun. Realisasi investasi tumbuh 22,3 persen secara year on year (yoy) dari total target Rp1.650 triliun.
"Untuk penyerapan tenaga kerjanya ada 1.225.042 orang," kata Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam acara Konferensi Pers Paparan Kinerja Investasi Kuartal I-2024, di Kantor Kementerian BKPM, Senin (29/7).
Secara rinci, kontribusi penanaman modal asing (PMA) pada Semester I-2024 mencapai Rp421,7 triliun atau setara 50,8 persen. Sedangkan, nilai penanaman modal dalam negeri (PMDN) realisasinya sebesar Rp408,2 triliun atau 49,2 persen.
Bahlil bersyukur kinerja investasi langsung masih bisa dikejar meski kondisi ekonomi global sekarang masih mengkhawatirkan. Bahkan sudah ada 95 negara yang sekarang sudah menjadi pasien Dana Moneter Internasional atau IMF.
"Dibalik ketidakpastian ekonomi global ini kita bersyukur bahwa publik global masih percaya negara kita sebagai salah satu tujuan investasi," ujar Bahlil.
Secara sebaran wilayah, realisasi investasi masih di dominasi luar Pulau Jawa pada semester I-2024 mencapai Rp416,2 triliun atau 50,2 persen dari total capaian realisasi investasi. Angka tersebut juga meningkat 17,3 persen dari periode yang sama tahun 2023.
Sementara realisasi investasi di Pulau Jawa pada Semester I-2024 mencapai sebesar Rp413,7 triliun atau 49,8 persen dari capaian realisasi investasi. Nilai investasi tersebut meningkat 27,8 dibandingkan periode yang sama tahun 2023.
Dalam catatannya, realisasi investasi ini ditopang oleh industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya Rp122,2 triliun. Disusul, sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi sebesar Rp89,2 triliun.
Di posisi ketiga terdapat sektor pertambangan sebesar Rp87,9 triliun. Kemudian, perumahan, kawasan industri dan perkantoran senilai Rp62,9 triliun, dan industri jasa lainnya Rp59,5 triliun.