Memasuki Tahun Politik, Investasi Kuartal III-2023 Tembus Rp374,4 Triliun Didominasi Modal Asing
Sumber pertumbuhan terbesar investasi terbesar berasal dari Penanaman Modal Asing (PMA).
Sumber pertumbuhan terbesar investasi terbesar berasal dari Penanaman Modal Asing (PMA).
Memasuki Tahun Politik, Investasi Kuartal III-2023 Tembus Rp374,4 Triliun Didominasi Modal Asing
Didominasi Modal Asing, Investasi Kuartal III-2023 Tembus Rp374,4 Triliun
Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, nilai realisasi investasi kuartal III-2023 mencapai Rp374,4 triliun. Artinya capaian investasi ini meningkat 21,6 persen (yoy).
"Alhamdulillah atas kerja keras temen-temen realisasi investasi pada kuartal III-2023 sebesar Rp374,4 triliun. Ini hampir kurang lebih tumbuh secara yoy 21,6 persen," kata Menteri Bahlil dalam konferensi pers Realisasi Investasi Kuartal III-2023, di Gedung BKPM, Jakarta Pusat, Jumat (20/10).
Realisasi setara 26,7 persen dari target investasi yang ditetapkan Presiden Jokowi untuk tahun 2023 yakni Rp1.400 triliun.
Adapun realisasi investasi kuartal satu tersebut mampu menyerap tenaga kerja Indonesia (TKI) sebanyak 516.467 jiwa.
merdeka.com
Bahlil merinci, sumber pertumbuhan terbesar investasi tersebut berasal dari Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai Rp196,2 triliun (52,4 persen). Kemudian, di susul Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai Rp178,2 triliun (47,6 persen).
Adapun sebaran realisasi investasi pada Kuartal III-2023 masih di dominasi Luar Pulau Jawa.
Adapun kontribusinya sebesar Rp190,9 triliun atau 51 persen dari total capaian realisasi investasi.
Sedangkan, realisasi investasi di Jawa mencapai Rp183,5 triliun atau 49 persen dari dari total capaian realisasi investasi.
"Jadi, memang stabilitas kita cukup baik meski di tahun politik," kata Bahlil.
Berdasarkan sektornya, realisasi investasi PMA maupun PMDN di kuartal III-2023 terbesar disumbangkan Industri Logam Dasar, Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya Rp56,9 triliun. Lalu, sektor Pertambangan Rp41,9 triliun.
Disusul, Industri Transportasi, Gudang, dan Telekomunikasi mencapai Rp 40,9 triliun.
Lalu, Industri Kimia dan Farmasi Rp28,7 triliun. Dan terakhir, Perumahan Kawasan Industri dan Perkantoran sebesar Rp25,5 triliun.