Siasat Malaysia kuasai pasar oleh-oleh kota besar di Indonesia
Kemasannya dibuat sedemikian rupa bagus dengan memakai ikon kota-kota di Indonesia.
Serbuan produk impor ke pasar dalam negeri makin tak terbendung. Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga menemukan banyak produk makanan khususnya jajanan asal Malaysia membanjiri pasar dan pusat oleh-oleh. Khususnya di daerah perbatasan, seperti Batam.
"Saya prihatin mendapati produk makanan ringan yang jadi oleh-oleh kota Batam. Padahal itu produk Malaysia," ujar Puspayoga melalui siaran persnya di Jakarta, Senin (9/2).
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Apa yang dimaksud dengan UMKM? Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor penting yang turut mendukung perekonomian suatu negara.
-
Siapa saja yang terlibat dalam UMKM? Usaha ini dijalankan oleh perorangan, keluarga, atau kelompok kecil yang memiliki modal terbatas dan dikelola secara mandiri.
-
Apa itu UMKM? UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis usaha kecil yang dijalankan oleh individu atau kelompok dengan modal terbatas, tetapi memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara.
-
Apa yang dibahas dalam acara MA Goes To Campus di UIN Jakarta? Mengusung tema 'Hukum, Profesi Jurnalistik & Etika Sosial Media', MA Goes To Campus hadir dengan tujuan untuk mengedukasi para mahasiswa baru agar lebih tertarik dalam berkarier di bidang hukum. Khususnya menjadi hakim di Mahkamah Agung.
-
Kapan MA Goes To Campus di UIN Jakarta diadakan? Acara ini sendiri berlangsung di Auditorium Hasan Nasution, Kampus I UIN Jakarta, Rabu (27/09/2023) lalu.
Sekilas oleh-oleh itu tak nampak buatan Malaysia. Sebab, kemasannya dibuat sedemikian rupa bagus dengan memakai ikon kota Batam seperti Jembatan Barelang. Hal serupa terjadi di kota Padang, dengan mengambil ikon rumah gadang, dan penari pendet untuk oleh-oleh kota Bali. "Saya kecewa menemukan hal ini," tegas Puspayoga.
Ketidaksanggupan UMKM memakai kemasan bagus justru dimanfaatkan oleh produk asing. Karena itu Puspayoga berjanji mengambil langkah taktis agar kondisi itu tidak terus-menerus terjadi. Sebab, dipastikan berpotensi merugikan UKM lokal.
"Saya mendapati keluhan UKM bahwa mereka tidak bisa memakai kemasan yang bagus agar bisa bersaing dengan produk luar karena keterbatasan kuantitas. Artinya, pengusaha kemasan maunya UKM pesan dalam jumlah banyak semisal di atas seribu pieces, tapi UKM sanggupnya 500-700 pcs. Nah, akhirnya UKM ambil sederhana saja bentuk kemasannya," katanya.
Pemerintah menyadari produk dalam negeri kalah saing ketimbang produk serupa buatan asing. Salah satunya karena kemasannya yang kurang menarik dibanding buatan negara lain. Dia melihat perlunya pelatihan dan pendampingan bagi UKM, khusus untuk pengemasan.
"Kami juga berencana untuk membangun rumah kemasan di setiap provinsi yang dominan pelaku UKM-nya," katanya.
(mdk/noe)