Sosok Pendiri Toko Daiso, Meninggal Dunia Usia 80 Tahun dan Tinggalkan Kekayaan Rp29,7 Triliun
Yano meninggalkan kekayaan sebesar USD1,9 miliar setara dengan Rp29,7 Triliun lebih, menurut Indeks Milliarder Bloomberg.
Hirotake Yano merupakan pelopor model bisnis toko diskon dengan tujuan ‘meciptakan suatu yang besar’ sebelum tutup usia diumur 80 tahun.
Sosok Pendiri Toko Daiso, Meninggal Dunia Usia 80 Tahun dan Tinggalkan Kekayaan Rp29,7 Triliun
Sosok Pendiri Toko Daiso, Meninggal Dunia Usia 80 Tahun dan Tinggalkan Kekayaan Rp29,7 Triliun
- Ini Dia Sosok Ratu Tambang Paling Kaya di Dunia, Punya Harta Rp503 Triliun
- Omzet Toko Kelontong Gabung SRC Langsung Naik 42 Persen, Nilai Total di 2023 Tembus Rp236 Trilun
- Hanya Lulusan SD dan Buka Toko Kelontong, Pria Ini Pernah Jadi Orang Terkaya Nomor 2 di Indonesia dengan Harta Rp222 Triliun
- Ini Sosok Konglomerat Tertua dan Terkaya di Dunia, Usianya Sudah 102 Tahun
Hirotake Yano, pendiri Daiso Industri meninggal dunia karena serangan jantung pada, Senin (12/2). Menurut keterangan keluarga, pemakaman dan hari peringatan Yano akan dilakukan secara pribadi.
Dilansir dari laman CNN pada, Hirotake Yano merupakan pelopor model bisnis toko diskon dengan tujuan ‘meciptakan suatu yang besar’ sebelum tutup usia diumur 80 tahun.
Yano meninggalkan kekayaan sebesar USD1,9 miliar setara dengan Rp29,7 Triliun lebih, menurut Indeks Milliarder Bloomberg.
Dia pernah mengerjakan berbagai jenis pekerjaan satelah kelulusannya dari Universitas Chuo Tokyo pada tahun 1967 dan membangun toko kecil yang dijual dengan 100 yen.
Daiso memulai bisnis keluar negeri pada tahun 2001 ke negara terdekat dan berkembang pesat ke berbagai negara seperti Australia, Indonesia, Arab Saudi hingga Amerika Serikat.
Daiso menjadi perusahaan ritel global yang menjual berbagai macam kebutuhan rumah tangga, alat tulis hingga makanan ringan dengan harga di bawah USD 1 per buah
Kini dalam websitenya tercatat jumlah tokonya lebih dari 4.000 toko di Jepang dan 900 lebih toko di luar negeri pada tahun 2023.
Model diskon ini menghasilkan penjualan lebih dari 550 miliar yen atau USD 3,6 miliar. Model bisnis ini melahirkan pengecer 100 yen serupa di Jepang.
Kemudian pada tahun 2018 mendirikan toko Threeppy untuk perabotan rumah tangga dengan harga yang lebih mahal, yaitu 300 yen.