Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III-2020 Menunjukkan Pemulihan
Hanya saja diakui Sri Mulyani sektor impor masih belum menunjukkan perbaikan. Sektor ini masih perlu didorong karena kondisi perekonomian dunia masih dalam tahap pemulihan.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2020 menjadi titik pembalikan yang sempat merosot akibat pandemi Covid-19. Saat ini permintaan produk, tingkat konsumsi masyarakat, ekspor produk hingga investasi menunjukkan perbaikan.
"Kuartal III-2020 ini menunjukkan agregat demand pemulihan, konsumsi, investasi ke arah pembalikan, ekspor juga," kata Sri Mulyani saat menyampaikan Keynote Speaker dalam Webinar CNBC TV dan OJK, Jakarta, Selasa (11/10).
-
Sri Mulyani bertemu Presiden Jokowi, apa tujuan pertemuannya? Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani diagendakan menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (2/2) siang. Sri Mulyani akan melaporkan hal-hal terkait anggaran pendapatan belanja negara (APBN) tahun 2024.
-
Di mana Sri Mulyani dilahirkan? Sri Mulyani lahir di Tanjung Karang, Lampung, 26 Agustus 1962.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Apa yang dilakukan Sri Mulyani setelah bertemu dengan Jokowi? Namun, Sri Mulyani enggan bicara banyak setelah rapat bersama Jokowi. Dia menolak memberikan pernyataan dan enggan tanya jawab dengan awak media. Sembari menjawab singkat, ia cuma menunjukkan gestur minta maaf dengan tangannya.
-
Apa yang Sri Mulyani tunjukkan kepada cucunya? Sri Mulyani juga memperlihatkan pekerjaannya kepada cucu yang lebih besar.
-
Apa yang menurut Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly, merupakan kekuatan Indonesia? Keberagaman yang dimiliki Negara Kesatuan Republik Indonesia, dalam segala bentuknya, adalah sebuah kekuatan yang harus dirangkul.
Hanya saja diakui Sri Mulyani impor masih belum menunjukkan perbaikan. Sektor ini masih perlu didorong karena kondisi perekonomian dunia masih dalam tahap pemulihan.
Meski begitu, pembalikan arah pertumbuhan ekonomi semakin nyata seiring dengan ditemukannya vaksin covid-19. Sektor produksi juga mulai mengalami pembalikan arah. Dari 17 sektor, 12 sektor produksi telah mengalami perbaikan. Bahkan tiga di antaranya tetap tumbuh positif di masa pandemi ini.
"Tiga sektor masih positif bahkan dalam situasi covid-19 yakni pertanian, informasi dan komunikasi dan jasa keuangan," kata dia
Sementara itu, sektor lain terdampak yang sangat dalam sudah mulai menunjukkan pemulihan. Semisal industri pengolahan, perdagangan, transportasi, konstruksi dan akomodasi yang masih negatif tetapi mengalami pembalikan arah yang cukup solid.
Dari kondisi ini, Sri Mulyani menilai pertumbuhan ekonomi tahun 2020 tetap dalam proyeksi yang sama. Tumbuh minus 0,6 persen hingga minus 1,7. Berbagai instansi lain memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional tumbuh minus 1 persen sampai minus 1,5 persen.
Sri Mulyani Prediksi Pertumbuhan Ekonomi 2021 di 5 Persen
Dia mengatakan, tahun 2021 pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5 persen. "Tahun depan pemulihan diharapkan berjalan di kuartal II dan III menyumbang pertumbuhan ekonomi yang diharap minimal 5 persen," kata dia.
Mobilitas masyarakat yang mulai membaik ini diharapkan terjaga. Sebab kepercayaan menjadi elemen paling penting dan bisa diperoleh jika menerapkan disiplin kesehatan dan melakukan kegiatan ekonomi dengan tidak menimbulkan penyebaran covid-19 yang makin meluas.
Bila disiplin kesehatan bisa teratasi, maka penyebaran virus dan perekonomian kembali pulih. Dia menambahkan, saat ini indeks PMI juga telah memasuki tahapan pembalikan meskipun kondisi ini terus harus tetap dicermati. Tren yang sama ini juga terjadi di berbagai negara.
Untuk itu kebijakan ekonomi nasional akan tetap terus dijaga. Pada tahun 2021, pemerintah akan tetap fokus menangani pemulihan ekonomi dengan terus melihat masalah fundamentalnya. Sri Mulyani mengatakan APBN akan mencari keseimbangan dalam menjaga kesehatan.
Terpenting, tahun depan pemerintah masih harus menghadapi tantangan Covid-19 untuk penganggaran dari vaksinasi. Termasuk terus melihat masalah fundamental yang menghalangi ekonomi Indonesia untuk tumbuh kompetitif, produktif, informatif.
(mdk/idr)