Sri Mulyani prediksi Desember akan terjadi inflasi, ini penyebabnya
"Kita semuanya melihat di Desember biasanya ada pressure (tekanan) dari sisi permintaan, jadi seasonal. Jadi sudah diantisipasi untuk Desember memang inflasi, tapi tentu kita tidak berharap bahwa inflasi itu berasal dari faktor yang sifatnya cost plus seperti komoditas."
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati memprediksi Desember 2017 akan kembali terjadi inflasi. Sebab, pada masa tersebut permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa akan meningkat mengingat ada hari raya Natal 2017 dan libur Tahun baru 2018.
"Kita semuanya melihat di Desember biasanya ada pressure (tekanan) dari sisi permintaan, jadi seasonal. Jadi sudah diantisipasi untuk Desember memang inflasi, tapi tentu kita tidak berharap bahwa inflasi itu berasal dari faktor yang sifatnya cost plus seperti komoditas," ujarnya di Hotel Raffles, Jakarta, Senin (4/12).
-
Sri Mulyani bertemu Presiden Jokowi, apa tujuan pertemuannya? Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani diagendakan menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (2/2) siang. Sri Mulyani akan melaporkan hal-hal terkait anggaran pendapatan belanja negara (APBN) tahun 2024.
-
Bagaimana Banyuwangi menjaga inflasi? Salah satu programnya adalah menjamin ketersediaan bahan pangan melalui intervensi kepada petani hingga perbaikan jalan yang menjadi akses distribusi hasil pertanian.
-
Di mana Sri Mulyani dilahirkan? Sri Mulyani lahir di Tanjung Karang, Lampung, 26 Agustus 1962.
-
Kapan inflasi terjadi? Inflasi terjadi ketika harga barang dan jasa secara umum mengalami kenaikan yang terus-menerus dalam suatu periode waktu tertentu hingga mengurangi daya beli uang.
-
Apa yang terjadi pada nilai tukar rupiah ketika Indonesia mengalami hiperinflasi di tahun 1963-1965? Di tahun 1963 hingga Soekarno lengser sebagai Presiden tahun 1965, Indonesia mengalami hiperinflasi sebesar 635 persen dengan nilai tukar rupiah saat itu berkisar Rp11 per USD1.
-
Apa yang dilakukan Sri Mulyani setelah bertemu dengan Jokowi? Namun, Sri Mulyani enggan bicara banyak setelah rapat bersama Jokowi. Dia menolak memberikan pernyataan dan enggan tanya jawab dengan awak media. Sembari menjawab singkat, ia cuma menunjukkan gestur minta maaf dengan tangannya.
Sri Mulyani mengatakan, untuk mengantisipasi melonjaknya harga pangan pada Desember 2017 pemerintah akan melakukan koordinasi untuk mengendalikan harga. Termasuk menjaga ketersediaan komoditas dan jumlah pasokan.
"Nanti pasti dari Menko dan menteri menteri terkait terutama yang selama ini telah jaga harga pangan stabil akan tetap bisa continue sampai tahun depan. Terutama jelang tahun baru dan kemudian antisipasi lebaran," jelasnya.
Salah satu kondisi yang harus diwaspadai pada akhir tahun adalah cuaca ekstrem. Cuaca ekstrem dapat mengganggu ketersediaan komoditas dan juga penyaluran logistik ke daerah daerah.
"Jadi saya rasa berbagai program untuk jaga stabilitas harga pangan itu harus dijaga. Dan kita antisipasi sekarang tentu saja musim, banyak sekali cuaca ekstrem yang sebabkan disruption baik dari sisi transportasi dan makanya logistik ini akan terpengaruh dan dari sisi supply side nya juga," jelasnya.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut berharap, beberapa faktor pemicu inflasi tersebut dapat dikendalikan oleh pemerintah dengan baik. Sehingga, peningkatan inflasi tidak terlalu besar dan berada pada target yang telah ditetapkan.
"Jadi kita akan lihat di musim hujan ini diharapkan jumlah stoknya, maupun konektivitas melalui logistik tetap terjaga sehingga inflasi tidak meningkat, namun kalau dari sisi jumlah rasanya sudah diantisipasi. Demand side berdasarkan seasonal rasanya sudah diantisipasi," tandasnya.
Baca juga:
Sri Mulyani: APBN harus efektif untuk menghilangkan kemiskinan
Hingga saat ini, penerimaan BLU capai Rp 38,5 triliun
Pemerintah tetap waspadai kenaikan harga di akhir tahun
GPN tekan pegawai pajak nakal manipulasi data transaksi WP
Menteri Sri Mulyani blak-blakan penyebab defisit BPJS Kesehatan