Sri Mulyani Prediksi Pertumbuhan Ekonomi 2020 di Kisaran -0,4 Sampai 1 Persen
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, merevisi target pertumbuhan ekonomi tahun ini menjadi 1 persen dari sebelumnya pada kisaran 2,3 persen. Hal tersebut karena tantangan pandemi Virus Corona yang belum menunjukkan tanda-tanda berakhir.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, merevisi target pertumbuhan ekonomi tahun ini menjadi 1 persen dari sebelumnya pada kisaran 2,3 persen. Hal tersebut karena tantangan pandemi Virus Corona yang belum menunjukkan tanda-tanda berakhir.
"Pemerintah sendiri proyeksi minus 0,4 hingga 1 persen untuk pertumbuhan ekonomi 2020," ujar Menteri Sri Mulyani dalam rapat kerja dengan DPR, Jakarta, Kamis (18/6).
-
Bagaimana Mina Bendungan meningkatkan perekonomian warga? Untuk operasional kolam sehari-hari, Erwin beserta para pemilik kolam memberi mandat pada tiga warga lainnya. Saat panen ikan, para pemelihara kolam mendapat porsi bagi hasil sebesar 60 persen dari keuntungan bersih pada setiap kolam yang mereka urus, sementara pemilik kolam hanya 40 persen.
-
Bagaimana Rusun Sentra Mulya Jaya membantu penghuninya dalam meningkatkan ekonomi? Jadi memang kita memberikan penyuluhan kepada penghuni yang ada di sini, agar mereka bisa memanfaatkan peluang-peluang dan berusaha untuk menopang ekonomi keluarga nantinya.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Di mana Sri Mulyani dilahirkan? Sri Mulyani lahir di Tanjung Karang, Lampung, 26 Agustus 1962.
-
Bagaimana strategi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi? Oleh karena itu, pendekatan pembangunan perlu diubah dari reformatif menjadi transformatif yang setidaknya mencakup pembangunan infrastruktur baik soft maupun hard, sumber daya manusia, riset, inovasi, reformasi regulasi, tata kelola data dan pengamanannya serta peningkatan investasi dan sumber pembiayaan.
-
Apa yang Airlangga Hartarto katakan tentang target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
Revisi pertumbuhan tersebut juga dikarenakan pertumbuhan ekonomi di kuartal II yang diyakini akan merosot tajam dibandingkan kuartal I yang tercatat 2,97 persen. "Perekonomian 2,3 persen kami revisi proyeksi turun ke 1 persen karena kontraksi dalam di kuartal II," jelasnya.
Meski demikian, perekonomian masih memiliki peluang tumbuh lebih baik atau lebih buruk hingga akhir tahun jika dilihat dari kebijakan dan langkah yang dilakukan pemerintah dalam penanganan dampak dari Covid-19. Selain itu, perekonomian juga akan ditentukan saat menurunnya penyebaran virus ini.
"Tetapi, ini semua tergantung kemampuan kita pulihkan ekonomi di kuartal II dan IV atau di Semester II-2020 ini," jelas Menteri Sri Mulyani.
Konsumsi 0 Persen di Kuartal-II
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Sri Mulyani memprediksi konsumsi rumah tangga pada kuartal II tahun ini turun sangat drastis yaitu 0 persen. Sebelumnya, pemerintah menargetkan konsumsi rumah tangga ada pada level 3 persen.
"Kami perkirakan kuartal-II konsumsi rumah tangga yang tadinya masih bisa tumbuh 3 persen akan mengalami pelemahan lebih lanjut di 0 persen," jelasnya.
Pelemahan konsumsi tersebut akan berdampak pada inflasi yang lebih rendah. Meski demikian, inflasi yang rendah ini akan menjadi kabar baik bagi Bank Indonesia untuk melakukan sejumlah kebijakan.
"Tingkat inflasi kita mengalami penurunan. Dengan hal ini Bank Indonesia sedikit merasa lebih nyaman bahwa inflasi kita turun. Tetapi ini disebabkan karena daya beli masyarakat terutama konsumsi rumah tangga yang mengalami pelemahan cukup drastis," jelasnya.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut menambahkan, karena inflasi bukan merupakan ancaman ekonomi saat ini, pemerintah berharap bank sentral dapat membuat kebijakan yang lebih akomodatif.
"Karena inflasi tidak menjadi salah satu ancaman saat ini, kita berharap Bank Indonesia bisa memberikan kebijakan moneter yang lebih akomodatif. Hari ini Bank Indonesia sudah menurunkan suku bunga acuan 25 basis poin pada angka 4,25 persen, inflasi kita masih di sekitar angka 2 bahkan di bawah 3 persen," tandasnya.
(mdk/bim)