Stasiun Pengisian Hidrogen Pertama di Indonesia Jadi Objek Studi Delegasi Australia, Hemat Impor BBM 1,59 Juta Liter per Tahun
Hidrogen untuk HRS Senayan dipasok dari 22 GHP milik PLN. Selain 21 GHP eksisting, saat ini PLN telah menambah 1 GHP di PLTP Kamojang.
Delegasi Australia mengunjungi langsung stasiun pengisian kendaraan berbahan bakar hidrogen atau hydrogen refuelling station (HRS) milik PT PLN Indonesia Power (Persero) di kawasan Senayan, Jakarta.
Direktur Utama PLN Indonesia Power (PLN IP), Edwin Nugraha Putra mengatakan, pihaknya telah melakukan berbagai terobosan dalam meningkatkan penggunaan energi bersih, salah satunya di sektor transportasi melalui penyediaan HRS.
Menurut dia, PLN IP mendukung transisi energi dengan menyediakan energi alternatif yang minim emisi melalui HRS untuk kendaraan berbahan bakar hidrogen yang dinilai efektif menekan emisi karbon. Sektor transportasi berkontribusi 44 persen dari total emisi karbon di Indonesia.
"Hidrogen ini merupakan energi yang minim emisi, jadi dengan HRS kita mendukung transisi energi yang menjadi penunjang Indonesia mencapai target net zero emission pada 2060," kata Edwin.
HRS pertama di Indonesia milik PLN Indonesia Power itu menjadi objek studi delegasi dari Department of Climate Change, Energy, the Environment and Water (DCCEEW) Kedutaan Besar Australia.
Selain mengunjungi HRS, delegasi DCCEEW juga mendapatkan wawasan tentang hydrogen generator dan hydrogen center yang menjadi pusat pelatihan terkait hidrogen.
Edwin, yang hadir saat kunjungan delegasi Kedubes Australia menjelaskan, HRS di kawasan Senayan telah dibangun dengan teknologi yang mutakhir.
Teknologi HRS menjamin proses pengisian aman dan efisien bagi kendaraan hidrogen.
"Sistem ini dilengkapi dengan sensor canggih yang dapat mendeteksi kebocoran dan memutus aliran gas secara otomatis jika terdeteksi ada masalah," sebutnya.
Secretary DCCEEW, David Fredericks menunjukkan kekagumannya atas keberhasilan PLN Indonesia Power dalam membangun HRS pertama di Indonesia. Menurutnya, pemanfaatan hidrogen untuk kendaraan menjadi pencapaian luar biasa PLN IP bagi masa depan EBT di Indonesia.
"Ini pencapaian yang sangat luar biasa, PLN IP pastinya bangga dengan cepatnya berhasil membangun fasilitas ini dan sungguh berkomitmen untuk menjadikan hidrogen sebagai bagian dari masa depan energi terbarukan Indonesia," kata Fredericks.
Hidrogen untuk HRS Senayan dipasok dari 22 GHP milik PLN. Selain 21 GHP eksisting, saat ini PLN telah menambah 1 GHP di PLTP Kamojang. Total GHP tersebut mampu memproduksi 203 ton/tahun green hydrogen, yang mana 75 ton hidrogen digunakan untuk kebutuhan operasional pembangkit. Sementara, 128 ton digunakan untuk mendukung kendaraan hidrogen.
Total kapasitas produksi green hydrogen tersebut bisa digunakan untuk 438 mobil dalam setahun dengan asumsi setiap mobil menempuh jarak 100 km/hari. Penggunaan hidrogen sebagai bahan bakar bersih juga dapat menghemat impor BBM hingga 1,59 juta liter per tahun dan mampu mereduksi emisi hingga 4,15 juta ton CO2 per tahun.
Edwin menambahkan keberadaan HRS merupakan keberhasilan transformasi PLN IP pada masa kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir. Ke depan, lanjutnya, PLN IP terus berfokus pada energi baru terbarukan dan upaya pengurangan emisi karbon untuk mencapai target net zero emissions pada 2060.
"Hal ini sejalan dengan visi PLN untuk menjadi perusahaan berkelas dunia menuju Top Fortune Global 500," kata Edwin.