Strategi Pemerintah Cegah PHK Karyawan di Sektor Industri
Salah satu penopang solidnya perekonomian nasional yakni sektor industri pengolahan non-migas yang mampu tumbuh sebesar 4,88 persen (yoy) dan berkontribusi sebesar 16,10 persen terhadap PDB di Kuartal III-2022.
Indonesia memperlihatkan kekuatan dan kemampuan dalam meneruskan pemulihan ekonomi. Ini tercermin dari pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,72 persen pada kuartal III-2022, meski ekonomi global masih diliputi ketidakpastian.
Salah satu penopang solidnya perekonomian nasional yakni sektor industri pengolahan non-migas yang mampu tumbuh sebesar 4,88 persen (yoy) dan berkontribusi sebesar 16,10 persen terhadap PDB di Kuartal III-2022. Secara keseluruhan, industri pengolahan tumbuh sebesar 4,83 persen (yoy) dengan kontribusi sebesar 17,88 persen pada PDB.
-
Bagaimana Menko Airlangga Hartarto berencana memperkuat kerja sama ekonomi di KTT G20? “Di KTT India nanti Indonesia akan terus berupaya menjalin kerja sama dengan negara-negara lainnya dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang ekonomi. Sehingga nantinya pembangunan akan terus terjadi dan masyarakat akan sejahtera," tutur Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.
-
Apa yang dibahas dalam pertemuan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dengan Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Gam Ki Yong? Pertemuan keduanya terkait implementasi Program Tech:X, peningkatan kemudahan mobilitas bagi investor dari Singapura, pengembangan Pelabuhan Kendal, penguatan konektivitas udara, kerja sama agribisnis, dan kerja sama pariwisata.
-
Apa yang Airlangga Hartarto katakan tentang target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Apa yang menurut Menko Airlangga Hartarto menjadi tantangan utama dalam pengembangan ekonomi platform di wilayah pedesaan? "Dalam menyambut besarnya kesempatan tersebut, kita juga harus menyadari bahwa terdapat juga tantangan-tantangan dalam pengembangan ekonomi platform, terutama di wilayah pedesaan dan daerah 3T. Tantangan tersebut diantaranya adalah akses terhadap teknologi dan koneksi internet yang terbatas, serta kurangnya pemahaman tentang penggunaan platform-platform ini," ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto yang hadir secara virtual dalam acara Peluncuran Hasil Studi Penggunaan Platform Digital di Pedesaan Indonesia oleh DFS Lab, Selasa (25/7).
-
Apa yang menjadi fokus utama Menko Perekonomian dalam pengembangan industri hijau di Indonesia? Dalam pengembangan industri hijau di Indonesia, pemerintah mendorong berbagai program seperti pemanfaatan EBTKE, penerapan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai, dan lain sebagainya. Termasuk mendorong kebijakan hilirisasi yang arahnya sejalan dengan tren pengembangan industri hijau tersebut.
-
Apa yang menunjukkan pertumbuhan industri manufaktur Indonesia? Geliat pertumbuhan ini dapat terlihat dari peningkatan permintaan baru yang menunjukkan aktivitas produksi yang semakin terpacu.
Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) juga memperlihatkan bahwa sektor industri pengolahan diperkirakan masih akan mampu meneruskan pertumbuhan di kuartal IV-2022. Dari sisi produksi, utilisasi industri pengolahan nonmigas terus mengalami peningkatan di mana pada Oktober 2022 mencapai rata-rata 68,40 persen.
"Berbagai optimisme ini tentu perlu terus didorong dan direalisasikan bersama. Namun, harus diantisipasi juga berbagai kebijakan di sektor industri ke depannya untuk mencegah agar tidak terjadi PHK," ucap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam acara launching dan rilis indeks kepercayaan industri periode november 2022.
Ke depannya, lanjut Menko Airlangga, pemerintah masih memandang optimis bahwa sektor industri akan mampu terus tumbuh. Hal ini tercermin dari Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang tetap ekspansif di level 51,8 pada Oktober 2022, atau meneruskan tren ekspansif 14 bulan berturut-turut.
PMI Manufaktur Indonesia pada Oktober 2022 masih lebih baik dibandingkan PMI Manufaktur Dunia yang berada pada angka 49,8, dan beberapa negara manufaktur global seperti Tiongkok (49,2), Jerman (45,7), Jepang (50,7), dan Korea Selatan (47,3). Bahkan, di sejumlah negara ASEAN, PMI Manufaktur Indonesia juga unggul daripada PMI Manufaktur Vietnam (50,6), Malaysia (48,7), dan Thailand (51,6).
"Hari ini diluncurkan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) oleh Kementerian Perindustrian, yang merupakan indikator derajat keyakinan atau tingkat optimisme industri manufaktur terhadap kondisi perekonomian. IKI juga merupakan gambaran kondisi industri pengolahan dan prospek kondisi bisnis di Indonesia hingga 6 bulan ke depan. IKI diharapkan bisa memberikan informasi detail karena nilai IKI adalah cerminan aktivitas pelaku industri," jelas Menko Airlangga.
Dikarenakan data dan informasi yang diambil ini bersifat detail, Menko Perekonomian berharap agar Kementerian Perindustrian sepenuhnya dapat menjaga keamanan informasi yang diberikan perusahaan, seperti halnya dengan data industri lainnya yang terdapat dalam Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas).
Motor Penggerak Ekonomi
"Kami juga mengimbau kepada perusahaan industri agar dapat mengisi survei IKI secara objektif sesuai dengan kondisi perusahaan sehingga IKI dapat mencerminkan kondisi industri manufaktur yang sesungguhnya dalam menghadapi berbagai dinamika perekonomian nasional. Jadi, kebijakan, intervensi, dan stimulus yang Pemerintah berikan untuk industri manufaktur bisa lebih tepat sasaran," tutur Menko Airlangga.
Sektor industri akan terus didorong sebagai 'motor' penggerak pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang berdampak langsung terhadap peningkatan nilai tambah, penyerapan tenaga kerja, transfer teknologi, serta peningkatan kesejahteraan. Hal tersebut diperlukan untuk mencapai trajektori pertumbuhan yang lebih tinggi pasca pandemi agar tercapai visi Indonesia Emas 2045.
Selain itu, Pemerintah juga bertekad terus menjalankan program hilirisasi sebagai salah satu agenda dalam mendukung pemulihan ekonomi dan reformasi struktural. “Misalnya untuk program hilirisasi industri baja yang harus terus digenjot, dan juga untuk industri otomotif yang sama-sama menyumbang kinerja besar, tutup Menko Airlangga.
(mdk/idr)