Surplus Neraca Perdagangan Pertanda Industri Manufaktur Mulai Membaik
Moekti mengatakan, surplus neraca perdagangan pada bulan ini tak hanya dipicu oleh peningkatan kinerja ekspor nasional. Melainkan juga adanya kenaikan laju impor ke dalam negeri.
Chief Economics Danareksa Research Institute, Moekti Prasetiani Soejachmoen menyambut baik terjadinya surplus neraca perdagangan Indonesia di bulan September ini yang mencapai USD 2,44 miliar. Menurutnya, tren positif ini sebagai harapan baru bagi industri manufaktur yang terdampak parah akibat pandemi Covid-19.
"Neraca dagang pada September kita surplus USD 2,44 miliar. Dan ini suatu pertanda bagus, karena masih ada kenaikan ekspor-impor berarti ke depannya akan ada produksi bisnis manufaktur," ujar dia dalam webinar bertajuk "Merajut Asa 2021: Vaksin Bikin Makin Yakin", Kamis (15/10).
-
Apa yang menunjukkan pertumbuhan industri manufaktur Indonesia? Geliat pertumbuhan ini dapat terlihat dari peningkatan permintaan baru yang menunjukkan aktivitas produksi yang semakin terpacu.
-
Dimana lokasi pabrik narkoba di Malang? Pabrik narkotika sintetis yang ditengarai terbesar dan tercanggih di Indonesia ini terletak di kawasan Jalan Bukit Barisan Kota Malang, Jawa Timur.
-
Apa jenis narkoba yang diproduksi di pabrik Malang? Para pelaku memproduksi narkotika jenis tembakau gorila, ekstasi, dan xana.
-
Bagaimana proses produksi sarung di pabrik tersebut? Seiring waktu, usaha tenun kecil ini terus berkembang. Kapasitas produksi dan jenis produk ditambah. Kini, selain memproduksi sarung tenun manual, pabrik ini juga membuat sarung tenun menggunakan Alat Tenun Mesin (ATM).
-
Jenis narkoba apa yang diproduksi di home industry yang dibongkar di Surabaya? Polisi membongkar home industry yang memproduksi ekstasi dan pil koplo di Jalan Kertajaya Indah Timur IX Nomor 47, Kecamatan Sukolilo, Kota Surabaya.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas produksi narkoba di pabrik Malang? Pabrik ini dikendalikan warga negara Malaysia yang masih buron.
Moekti mengatakan, surplus neraca perdagangan pada bulan ini tak hanya dipicu oleh peningkatan kinerja ekspor nasional. Melainkan juga adanya kenaikan laju impor ke dalam negeri.
Sehingga diyakini aktivitas industri manufaktur mulai menggeliat di masa kedaruratan kesehatan ini. Menyusul adanya peningkatan permintaan akan berbagai bahan baku impor.
"Karena manufacturing kita ini sangat tergantung pada impor. Jadi sangat tinggi permintaan akan impornya sesuatu yang baik ke depannya," tutupnya.
Data BPS
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan pada September 2020 surplus sebesar USD 2,44 miliar. Surplus tersebut terjadi akibat nilai ekspor tercatat lebih tinggi sebesar USD 14,01 miliar dari posisi nilai impor sebesar USD 11,57 miliar.
Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, surplus ini jauh lebih besar dibandingkan surplus bulan Agustus 2020 sebesar USD 2,35 miliar. Juga jauh lebih besar dibandingkan dengan posisi bulan September 2019 di mana pada waktu itu mengalami defisit USD 183,3 juta
"Pada bulan September kita mengalami surplus USD 2,44 miliar. Selama 5 bulan berturut-turut sejak bulan Mei, Indonesia mengalami surplus dan surplus pada bulan September ini lebih besar dibandingkan surplus pada bulan Agustus", jelas dia dalam video conference di Kantornya, Jakarta, Kamis (15/10).
Adapun secara keseluruhan BPS mencatat untuk neraca perdagangan dari Januari sampai September 2020 mengalami surplus USD 13,51 miliar. Surplus ini jauh lebih bagus dibandingkan posisi pada bulan Januari sampai September 2019 yang pada waktu itu mengalami defisit.