Jejak Surplus Neraca Dagang RI, Pernah Rekor 12 Tahun Berturut-turut
Indonesia baru saja mencatat surplus neraca dagang selama empat tahun berturut-turut.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan barang Indonesia sebesar USD 3,56 miliar pada April 2024.
Jejak Surplus Neraca Dagang RI, Pernah Rekor 12 Tahun Berturut-turut
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan barang Indonesia sebesar USD 3,56 miliar pada April 2024. Angka ini memperpanjang catatan surplus neraca perdagangan Indonesia selama 4 tahun berturut-turut.
Lantas, apakah ini jadi kinerja surplus terpanjang Indonesia?
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini mengungkapkan, surplus neraca dagang Indonesia selama 4 tahun beruntun bukan yang terpanjang. Paling lama, catatan positif pernah terjadi pada 1995 hingga 2008 silam.
Pudji mengatakan, pada masa itu, surplus neraca perdagangan Indonesia secara konsisten terjadi selama 152 bulan berturut-turut. Mulai dari Juni 1995 hingga April 2008 atau selama hampir 13 tahun beruntun.
"Berdasarkan catatan BPS ini surplus terpanjang pernah terjadi selama 152 bulan berturut-turut, yaitu pada Juni 1995 sampai dengan April 2008," ungkap Pudji dalam Konferensi Pers di Jakarta, Rabu (15/5).
Dia mengatakan, kinerja ekspor lebih tinggi dari impor juga pernah terjadi secara beruntun sebelumnya. Misalnya, pada Januari 2016 hingga Juni 2017 lalu.
Pada masa itu, surplus neraca perdagangan Indonesia terjadi sepanjang 18 bulan berturut-turut.
"Jadi surplus beruntun pernah terjadi juga sebelumnya, dan yang terlama itu periode Juni 1995 sampai dengan April 2008," pungkasnya.
Surplus 4 Tahun Beruntun, Tapi Nilainya Turun
Diberitakan sebelumnya, BPS melaporkan, neraca dagang Indonesia kembali mengalami surplus sebesar USD 3,56 miliar pada April 2024. Dengan ini, neraca dagang Indonesia melanjutkan tren surplus selama 48 bulan secara berturut-turut atau empat tahun terakhir.
Pudji mengatakan, angka surplus tadi mengalami penurunan sebesar USD 1,02 miliar dari Maret 2024 lalu. Tak cuma secara bulanan, angka surplus juga turun jika dibandingkan dengan April 2023, tahun lalu.
"Pada April 2024 neraca perdagangan barang mencatat surplus sebesar USD 3,56 miliar atau turun sebesar USD 1,02 miliar secara bulanan," ujar Pudji.
"Dengan demikian neraca perdagangan Indonesia telah mencatat surplus sebesar 48 bulan berturut-turut sejak Mei 2020 atau selama 4 tahun beruntun. Meskipun demikian, surplus April 2024 ini lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan bulan yang sama pada tahun lalu," jelasnya.
Mengacu pada data, nilai surplus neraca perdagangan Indonesia turun USD 1,02 miliar dari Maret 2024. Serta, turun sebesar USD 380 juta dari April 2023 lalu.
Dia mencatat, surplus neraca perdagangan April 2024 ini lebih ditopang oleh surplus pada komoditas non migas sebesar USD 5,17 miliar.
Penyumbang Surplus
Komoditas penyumbang surplus utamanya adalah bahan bakar mineral atau HS 27, lemak atau minyak hewan nabati atau HS 15, serta besi dan baja atau HS 72.
"Surplus neraca perdagangan non migas april 2024 ini lebih rendah jika dibandingkan dengan bulan lalu dan juga bulan yang sama pada tahun lalu," ucapnya.
Pada saat yang sama neraca perdagangan pada komoditas migas tercatat defisit USD 1,61 miliar dengan komoditas penyumbang defisitnya adalah hasil minyak dan minyak mentah.
"Defisit neraca perdagangan migas April 2024 ini lebih rendah dari bulan sebelumnya dan bulan yang sama pada tahun lalu," tegasnya.